Sejak tadi Alex gusar mencari keberadaan Gaby. Pasalnya sedari siang hari Gaby sudah tak nampak di netra Alex. Bahkan seluruh sudut ruangan sudah ia masuki. Tapi tetap saja tidak ditemukan sosok Gaby. Para maid dan bodyguard sudah dikerahkannya untuk mencari kekasihnya itu.
Hari hampir petang tapi keberadaan Gaby belum juga diketahui. Beberapa kali ia mencoba menghubungi Gaby namun hasilnya nihil. Tidak ada satupun panggilannya yang dijawab oleh wanita itu. Dan itu semakin membuat panik Alex.
Para sahabatnya pun ikut mencari keberadaan Gaby setelah mendapat panggilan dari Alex tentang hilangnya Gaby.
"Mungkin dia bersama ibumu," celetuk Roy yang baru saja tiba karena paksaan dari Alex yang menyuruhnya ikut mencari Gaby.
Huh dasar Alex pemaksa!
Semua yang berada di sofa ruang tamu itu menoleh ke sumber suara. Terdapat Rio yang duduk bersebelahan dengan Martin.
"Mungkin saja. Kenapa tidak terpikir olehku ya?" Rio membuka suara.
"Karena kamu tidak memiliki pikiran," cibir Roy sembari ikut duduk di sebelah Alex. Rio menatap tajam saudara kembarnya itu.
Alex tidak bisa tenang jika tidak memastikan sendiri.
"Saya akan menghubungi perawat disana," kata Martin sambil mengeluarkan ponselnya.
Lega. Itulah yang dirasakan Alex setelah mendengar bahwa Gaby berada di rumah rawat. Menemani ibunya sepanjang waktu. Tanpa menunggu lama ia menyambar kunci mobil yang berada di atas meja. Pergi begitu saja meninggalkan para sahabatnya yang dengan senang hati ikut mengkhawatirkan Gaby.
"Dasar tuan rumah tidak sopan. Dia membiarkan tamunya kehausan. And now look, dia pergi begitu saja. Ckck!" gerutu Rio.
***
Setelah kepergian dari rumah Alex, kedua saudara kembar itu pergi mencari restoran. Karena Roy yang memang ingin mengatakan sesuatu dengan kembarannya itu. Semua itu karena insiden tadi pagi saat bertemu Alice yang tak terduga.
Sembari makan Roy menceritakan pertemuannya dengan Alice tadi pagi.
"Alice, kamu ingat dia?" tanya Roy pada Rio."Alice?" Rio memutar otaknya. Mencoba mengingat sosok dibalik nama itu.
"Ya, aku ingat. Dia yang menyebabkan Alex menderita," geram Rio setelah kepingan ingatan mulai muncul ke permukaan tentang sosok Alice.
"Kamu tidak bisa menyalahkan dia sepenuhnya. Dia tidak bersalah dalam masalah ini," bela Roy.
"Iya. Keluarganya yang bersalah. Jika dia dan keluarganya tidak ada mungkin hidup Alex akan baik-baik saja. Dan Mrs. Kathryn tidak akan seperti itu,"
Roy memutar bola matanya jengah. Memang saudaranya itu tidak terlalu menyukai Alice semenjak kejadian itu. Karena Rio yang paling tau kondisi Alex saat itu. Alex benar-benar hancur. Dan Rio sebagai sahabat masih tidak bisa melupakan kehancuran Alex di masalalu.
Tapi disini bukan itu inti permasalahannya. Roy tidak ingin membahas masa lalu Alex lebih jauh. Dia hanya ingin mengutarakan permintaan tolong Alice tadi pagi kepada dirinya.
"Tadi pagi kita tidak sengaja bertemu," kata Roy mengagetkan Rio. Rio terbelalak tak percaya.
"What?!"
"Dia meminta bantuanku,"
What the hell! Kedua kalinya Rio terkejut karena perkataan Roy. Tapi Rio masih diam sembari memperhatikan lekat-lekat Roy.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine | 18+
DiversosFollow dulu sebelum membaca! (privat • random) SILENT READERS DILARANG MENDEKAT 📛 Warning: 18++ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!! Ini kisah Gabriella Alinski (20), seorang gadis cantik yang memasuki kota baru negara baru berniat ingin mencari ke...