Dua hari berlalu, setelah acara ulang tahun Gaby yang Alex rayakan dengan sederhana, mereka belum berniat untuk kembali ke New York.
Lima hari lamanya mereka liburan, menghabiskan waktu bersama tanpa ada gangguan apapun. Tentu saja. Karena mereka menonaktifkan ponselnya setelah kejadian Gaby menelepon ayahnya beberapa hari lalu. Sedangkan Alex memang sudah menonaktifkan ponselnya sejak hari pertama liburan.
Dan hari ini, di tangan Alex, sebuah ponsel berwarna hitam yang sudah beberapa hari ini tidak ia sentuh. Alex mengaktifkan kembali ponsel yang beberapa hari ini ia matikan.
Alex mendapatkan banyak notifikasi setelah ponselnya menyala. Ada banyak panggilan tak terjawab dari para sahabat dan staf nya. Di antara sekian banyak pesan masuk yang membahas tentang kliennya, mata Alex terpaku pada salah satu pesan dari Martin.
Keadaannya memburuk. Anda harus cepat pulang.
Setelah membuka chat dari Martin yang membuatnya sedikit panik, tangannya lekas membuka pesan dari Rio, sahabatnya.
Cepat pulang! Aku ingin membicarakan sesuatu.
Pesan itu dikirim beberapa hari yang lalu. Namun tak hanya sampai disitu. Rio mengirimkan beberapa pesan beruntun sejak kemarin. Alex dapat mengetahuinya dari tanggal dan jam saat pesan itu dikirim.
Mr. Ahn datang dan mencari Gaby. Kamu harus membawanya pulang segera.
Kamu disana enak-enakan liburan, sedangkan banyak kekacauan yang terjadi disini.
Aku mendengar dari Martin, bahwa kondisinya memburuk. Aku juga sempat menjenguk dan ternyata itu benar. Kali ini kamu harus segera pulang, Alex.
Jika kamu mengaktifkan ponsel, cepat balas pesanku.
Pesan beruntun dari Rio menambah ke khawatiran Alex yang baru saja terbangun dari tidurnya dan langsung mengecek ponselnya. Ternyata feeling-nya benar. Ia sudah merasa tak enak hati sejak semalam.Ia tak menjawab pesan dari Martin maupun Rio. Setelah membacanya Alex bergegas mencari Gaby.
Setelah menemukan Gaby di halaman belakang. Alex menyuruhnya mengemasi semua barang bawaannya. Hari ini mereka akan kembali ke New York.
Selama perjalanan Alex tak mengeluarkan sepatah katapun. Banyak pikiran yang memenuhi otaknya. Gaby dapat merasakan kegelisahan Alex. Gaby memegang lengan Alex, hendak menyalurkan sedikit ketenangan kepada pria yang berada di sampingnya itu.
Alex tersenyum tipis, menutupi segala resah yang timbul sejak membaca pesan-pesan itu. Alex mengambil tangan Gaby dan menggenggamnya erat.
Alex adalah manusia biasa yang juga memiliki rasa takut akan kehilangan seseorang yang ia sayang. Pria itu juga memiliki perasaan yang kapan saja bisa rapuh karena suatu keadaan. Tapi sebisa mungkin Alex mencoba untuk bertahan dalam situasi apapun. Ia tidak ingin terlihat lemah.
***
Sejak mendengar akan kepulangan bosnya, Martin sudah stand by di rumah Alex. Begitu juga dengan Rio dan Roy. Mereka ikut menunggu kedatangan Alex.
Alex memasuki rumah dengan tergesa, meninggalkan Gaby yang lagi-lagi bingung dengan sikap kekasihnya itu. Gaby mengikuti langkah Alex memasuki rumah besar itu.
Para maid dan bodyguard menunduk hormat, menyambut kedatangan sang majikan. Salah satu pembantunya menawarkan minuman untuk Alex. Namun pria itu mengabaikannya. Ia memilih tetap berjalan mencari keberadaan orang kepercayaannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine | 18+
RandomFollow dulu sebelum membaca! (privat • random) SILENT READERS DILARANG MENDEKAT 📛 Warning: 18++ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!! Ini kisah Gabriella Alinski (20), seorang gadis cantik yang memasuki kota baru negara baru berniat ingin mencari ke...