Chapter-43

59.7K 1.7K 205
                                    

Gaby memiliki waktu tidak lebih dari seminggu untuk memutuskan semuanya. Keputusan untuk tetap bersama Alex atau meninggalkan Alex. Begitulah hasil perundingan antara Gaby dan ayahnya tempo hari. Gaby tidak bisa menyia-nyiakan waktu sesempit itu ketika masih bersama Alex. Dirinya tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan. Entah dia akan tetap bersama Alex atau pergi meninggalkannya.

Hari ini Gaby bangun sangat pagi. Menyiapkan sarapan untuk Alex dan menyelesaikan kerajinan yang ia buat selama beberapa hari lalu. Sebagai kejutan untuk Alex.

Setelah semua persiapan selesai, Gaby pergi ke kamar Alex untuk membangunkan pria itu. Begitu masuk kamar netra Gaby menangkap sosok manusia yang tengah tertidur pulas di atas sofa dengan memeluk boneka anjingnya. Gaby tersenyum melihatnya. Sangat mengemaskan.

Terbesit sebuah ide jahil untuk membangunkan pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terbesit sebuah ide jahil untuk membangunkan pria itu. Sebenarnya Gaby tak tega membangunkan Alex. Tapi karena sifat jahilnya mulai meronta ingin sekali mengerjai Alex. Sudah lama ia tidak melakukan kejahilan dengan pria itu. Justru Alex yang sering menjahilinya. Mungkin ini saatnya Gaby membalas.

Gaby berdiri di samping sofa. Melihat wajah Alex yang tampak damai ketika tertidur. Gaby mengambil spidol yang ada di atas meja dan mulai menggambar di wajah Alex. Layaknya wajah Alex adalah sebuah buku gambar. Wanita itu mulai menggerakkan spidol itu dengan pola abstrak. Sehingga hanya coretan-coretan tidak jelas yang tergambar disana. Gaby menggambar wajah marah pada jidat Alex. Sebagai ungkapan bahwa pria itu adalah seseorang yang pemarah. Dan terakhir ia mengecup gambar wajah marah itu. Meninggalkan bekas kecupan di dahinya. Karena lipstik yang Gaby gunakan saat ini berwarna cerah yang dapat menimbulkan bekas.

Gaby mengulum senyum melihat Alex menggeliat tak nyaman. Mungkin merasa terganggu dengan ulahnya. Perlahan mata Alex mulai membuka. Dan seketika itu Gaby menjauhkan dirinya sebelum Alex menyadari sesuatu.

"Good morning," sapa Gaby.

"Aku tunggu di meja makan. Cepatlah!" Gaby pergi tanpa menunggu sahutan dari Alex yang baru saja tersadar dari mimpi indahnya. Mungkin?

Alex hanya menurut. Tanpa mencuci muka terlebih dahulu ia langsung bergegas keluar menyusul Gaby. Bahkan sedikitpun tak ada kecurigaan kepada Gaby saat wanita itu tersenyum aneh tadi.

Saat Alex keluar dari kamarnya semua orang menatapnya. Semua orang tampak sedang menahan tawa melihat penampilan Alex. Tidak, tepatnya wajah Alex yang seperti buku gambar. Apalagi di tambah dengan bekas kecupan di dahinya.

"Ada apa? Kenapa kalian menatapku?" tanya Alex sarkastik. Semua kembali menunduk tak berani menatap sang majikan.

Gaby menata beberapa piring ke meja makan. Saat melihat kehadiran Alex, Gaby kembali mengulum senyum.

"Semua orang aneh pagi ini," gerutu Alex saat tiba di meja makan.

"Apa ada yang salah denganku? Mereka menatapku seolah aku ini badut," lanjutnya.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang