Chapter-7

179K 4.3K 42
                                        

Please Vote and Comment!
Follow !!!
fikapra


Alex berhenti tepat di depan pintu besar berwarna putih, yang semalam menjadi tempat beristirahat Gaby. Gaby mengerutkan keningnya dalam. Alex melihat Gaby nampak kebingungan. Namun ia tidak berniat menjelaskannya ke wanita yang berada di sebelahnya itu. Alex lebih memilih menarik lengan Gaby untuk masuk ke kamar tersebut. Dan lagi, kerutan di kening Gaby terlihat sangat jelas. Gadis itu begitu kebingungan karena Alex yang mengajaknya ke kamar.

"Maaf, untuk apa kau membawaku kemari?" tanya Gaby setelah memasuki kamar itu.

Sebelum menjawab pertanyaan dari Gaby, Alex menutup pintu kamar itu menggunakan kakinya.

"Apa kamu lupa apa yang kamu minta saat pertama kali datang ke rumah ini?" tanya balik Alex. Tubuhnya sedikit ia condongkan agar dapat melihat dengan jelas wajah Gaby. Sehingga membuat Gaby menjauhkan kepalanya agar wajahnya tidak bersentuhan dengan Alex. Karena posisi mereka saat ini begitu dekat. Nyaris menempel.

"Te-tentu saja aku tidak lupa. Aku menginginkan kehidupanku yang baru. Dan aku meminta bantuan itu kepadamu." tutur Gaby sembari menundukkan kepalanya.

Tentu saja Gaby tidak akan lupa tujuannya datang kepada Alex.

"Sudah ku bilang, jangan menundukkan kepala saat aku mengajakmu berbicara," tegur Alex. Kemudian ia mengangkat dagu Gaby perlahan untuk dapat bertatap muka dengannya.

"Aku akan membantumu. Bersiaplah!" titah Alex kemudian pergi ke toilet.

Gaby terduduk di tepi ranjang sembari menimang-nimang perkataan Alex barusan. Lama memikirkan itu, hingga membuatnya tidak sadar jika Alex sudah keluar dari toilet. Dan sekarang tengah menatap lekat gadis itu.

Mata Gaby membola ketika melihat Alex yang setengah telanjang. Dada bidangnya terpampang dengan nyata di mata Gaby. Gaby mengalihkan pandangannya agar tidak tergoda dengan tubuh Alex yang begitu atletis. Karena wanita juga mempunyai hormon yang dapat dengan mudah tergoda jika dia tidak pandai mengendalikan hormonnya. Dan Gaby sebagai wanita normal dan tidak murahan tidak ingin jika hal-hal aneh terjadi antara dirinya dan Alex.

"Kenapa kamu belum bersiap-siap?" tanya Alex. Ia mendekati Gaby yang masih terduduk di tepi ranjang.

Alex melihat ada rona merah di wajah Gaby. Mungkin malu? Malu melihat Alex yang setengah telanjang itu.

"Aku tidak tau harus berpakaian apa. Aku tidak memiliki pakaian. Ini saja aku meminjam ke pembantu kamu." tunjuk Gaby ke pakaian yang ia kenakan tanpa melihat Alex.

Gaby menolehkan kepalanya untuk melihat Alex. Lagi-lagi Gaby dibuat membeku kala wajahnya berada tepat di depan perut Alex yang sixpack. Dengan susah payah Gaby menelan salivanya. Dan rona merah itu semakin terlihat jelas di wajahnya. Dalam hati, Alex tertawa karena gemas melihat Gaby yang seperti ini. Sangat lucu ketika wanita itu sedang menahan malu.

"Untuk apa berpakaian? Aku tidak menyuruhmu untuk berpakaian. Kamu jauh lebih cantik tanpa busana." tutur Alex membuat Gaby menautkan alisnya bingung.

"Maksudnya?" tanya Gaby. Ia masih tidak mengerti arah pembicaraan pria itu.

"Kamu akan tau maksudku setelah ini." sahut Alex. Ia menyeringai tipis.

Dengan gerakan cepat tubuh Gaby terjatuh di tepi ranjang dengan kaki yang masih menggantung di lantai. Itu semua karena Alex yang mendorongnya.

Alex mendekatkan tubuhnya ke Gaby. Bahkan tubuh mereka nyaris menempel. Kalau saja tangan Gaby tidak mengahalanginya.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang