"Kemasi semua barang-barangmu!" titah Alex.
Gaby mengerutkan keningnya dalam. Merasa bingung dengan sikap Alex pagi ini.
"Apa kamu mengusirku?" tanya Gaby ragu.
Melihat raut wajah Gaby membuat Alex mengulum senyum. Terlihat ada ketakutan disana.
Alex lebih mendekatkan diri ke Gaby. Mempersempit jarak mereka. Tepat di depan Gaby, Alex mengacak rambut wanita itu. Lalu memeluknya erat.
"Siapa yang bilang akan mengusirmu? Huh?" Alex membelai pucuk kepala Gaby dengan lembut.
"Aku pasti akan mati karena rasa rinduku," lanjut Alex membuat Gaby tersenyum dalam pelukan hangat itu.
Gaby mendongak menatap Alex. "Kata-katamu sangat manis. Belajar darimana? Huh?" cibir Gaby.
Alex menyunggingkan senyum. "Ada yang lebih manis dari sebuah kata-kata," tutur Alex.
"Oh iya? Apa?"
Tanpa aba-aba Alex membungkam bibir Gaby yang tadinya sempat bertanya. Pria itu mencium lembut bibir ranum Gaby.
Gaby mengalungkan lengannya di leher Alex. Perlahan Gaby membuka mulutnya. Kesempatan itu tak disia-siakan lidah Alex untuk menerobos masuk. Kini kedua lidah saling bertemu, bertautan, dan saling bertukar saliva. Tak ada yang merasa jijik dengan hal itu. Justru itu membuat sensasi sendiri yang memabukkan dan menyenangkan. Gaby membalas ciuman Alex yang semakin lama semakin menuntut.
Tiba-tiba Alex melepaskan ciuman panasnya. Gaby menatapnya kesal bercampur dengan malu.
"Aku tidak akan melanjutkan ini. Aku takut tidak bisa mengendalikan diri dan menginginkan lebih dari ini. Aku juga sudah berjanji untuk tidak menyakitimu lagi dengan merusakmu untuk kedua kali," lirih Alex.
Mendengar itu membuat senyum Gaby terbit. Alex benar-benar memikirkannya. Dia sangat menghormatinya. Dulunya Alex yang hypersex sekarang dirinya mulai berubah. Pria itu rela mengubur kebiasaannya sejak bertemu Gaby. Bahkan hingga saat ini Alex tidak menyentuh wanita manapun termasuk Gaby yang selama ini sudah tinggal bersamanya.
Alex berubah. Gaby bahagia dengan itu.
Gaby berjinjit.
Cup
Satu ciuman singkat Gaby berikan untuk Alex. Setelah melakukan itu wajah Gaby bersemu merah menahan malu.
Alex melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Aku akan membantumu berkemas. Kita sudah terlambat," ujar Alex.
Gaby hanya menurut mengikuti Alex. Meskipun dia sendiri tidak tau akan kemana. Setidaknya dia tidak meninggalkan tempat ini dan juga Alex. Gaby sudah terlalu nyaman berada di dekat Alex. Jadi untuk berpisah meski sedetik itu sangatlah menyakitkan.
Setelah selesai berkemas yang tentunya dengan bantuan Alex Gaby pergi ke meja makan. Melanjutkan makannya yang tadi sempat tertunda bersama Alex.
Kini koper Alex dan koper Gaby sudah berdampingan berada di sisi meja makan.
Gaby memakan makananannya dengan perasaan campur aduk. Diantara bingung dan penasaran. Wanita itu hanya mampu menelan rasa penasaran itu bersama dengan tertelannya makanan ke tenggorokannya. Pasalnya Alex tak kunjung menceritakan maksud dari semua itu. Mereka berdua bungkam. Menikmati makanannya dalam keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine | 18+
RandomFollow dulu sebelum membaca! (privat • random) SILENT READERS DILARANG MENDEKAT 📛 Warning: 18++ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!! Ini kisah Gabriella Alinski (20), seorang gadis cantik yang memasuki kota baru negara baru berniat ingin mencari ke...