Chapter-44

31.7K 1.2K 21
                                    

Tinggalkan vote dan komen kalian😍
No edit. Typo harap maklum.
Happy reading guysss 🤗🤗

———

Roy tengah bersantai di sebuah cafe dekat rumah sakitnya. Pria itu duduk sendiri sembari menikmati kopi pesanan yang baru saja tiba.

Banyak orang silih berganti memasuki cafe yang tak cukup besar itu. Mungkin karena cuaca hari ini mendung membuat orang lebih suka duduk santai menikmati kopi sembari menunggu datangnya hujan.

Ada satu orang yang tertangkap netra Roy yang membuatnya menajamkan penglihatannya. Seorang wanita berbaju hitam tengah mengantre di antara para barisan pengunjung cafe lainnya.

Setelah mendapatkan pesanannya, mata wanita itu mengedar mencari tempat duduk yang kosong. Namun nampaknya semua bangku telah terisi. Matanya beradu pandang dengan Roy dari kejauhan. Lalu ia pergi mendekat dan bergabung di meja Roy.

"Boleh aku duduk?" Roy tak kunjung mengangguk. Namun wanita itu sudah memutuskan untuk duduk di seberangnya. Mata Roy tak lepas dari wajah wanita cantik yang berada di seberangnya itu.

"Alice?" lirih Roy. Namun dapat di dengar oleh wanita yang ada di seberangnya.

Wanita yang disebut Alice itu tersenyum.

"Hallo, Roy. How are you?" sapa Alice.

Roy terkejut. Matanya menatap Alice tak percaya. Alice yang telah lama pergi sekarang kembali?

"Kamu,"

Saking terkejutnya, membuat Roy bingung mengatakan sesuatu.

"Bukannya kamu di Denmark?" tanya Roy akhirnya.

Alice menyeduh kopinya. Menikmati sensasi perpaduan rasa manis dan pahit. Mengabaikan pertanyaan Roy.

"Kamu sendirian?" Roy mengedarkan penglihatannya, mencari sosok orang yang mungkin menemani Alice.

Alice mengangguk. "Aku kesini untuk menemui Alex," lanjut Alice sembari meletakkan kembali cangkir putih yang berisi kafein itu.

Roy sedikit terkejut mendengarnya. Lantas ia memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman melihat Alice.

"Kamu sudah menemuinya?" Roy mulai tertarik dengan pembicaraan kali ini.

Alice menggeleng. "Sekarang tidak semudah itu, Roy." kata Alice tertunduk lesu.

"Untuk apa menemuinya lagi? Kamu ingin mengingatkan luka lama itu lagi?" Alice menunduk. Kesalahan yang terjadi di masalalu terlampaui fatal. Dan Alice tau Alex pasti masih terluka karena itu. Bahkan untuk menemuinya saja Alice butuh keberanian yang sangat besar. Mengalahkan rasa malunya.

Alice menghembuskan nafasnya pasrah. "Aku hanya ingin minta maaf,"

"Setiap hari aku bermimpi buruk tentang kejadian itu. Aku merasa sangat jahat merebut kebahagian orang lain, apalagi orang itu adalah Alex," Mata Alice berkaca-kaca mengingat masa lalunya bersama Alex.

"Kamu mau membantuku? Bertemu dengan Alex," mohon Alice

Roy menatap iba ke arahnya. Ada secercah rasa kasihan kepadanya. Bagaimanapun juga Alice juga temannya. Meski tak sedekat dirinya dengan Alex.

"Hanya minta maaf, bukan?" tanya Roy memastikan. Alice mengangguk.

"Okey. Jika itu, aku bisa membantumu bertemu Alex," putus Roy.

Roy tidak ingin terus berdiam diri di cafe tersebut. Karena pekerjaannya yang banyak menuntutnya tidak memiliki banyak waktu senggang. Pekerjaannya yang menjadi dokter membuat dirinya harus rela mengorbankan banyak waktunya di rumah sakit daripada tempat nongkrong semacam cafe ataupun klub malam. Jadi tidak heran jika pesona Roy lebih baik daripada kembarannya, Rio yang terkenal playboy.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang