Chapter-5

213K 4.7K 71
                                        

FOLLOW PLEASE fikapra
MOHONLAH BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! DISINI MENGANDUNG UNSUR 21+
JIKA BELUM CUKUP UMUR. SAYA SARANKAN UNTUK TIDAK MEMBACANYA. TAKUTNYA NGGAK KUAT.

Happy reading...

Langkah Alex kian mendekati tubuh Gaby. Sedangkan gadis itu dilanda ketakutan saat tangan kekar Alex menyentuh pipinya.

Gadis itu tidak berani melawan. Karena dia sadar diri, bahwa disini dia hanyalah menumpang. Bukan seseorang yang berkuasa.

Sekujur tubuh Gaby mulai bergemetar ketika tangan Alex mengelus pelan punggungnya, yang juga area sensitif gadis itu.

"K-kau mau apa?" tanya Gaby ketika bibir pria itu semakin mendekati wajahnya.

"Hentikan!" sentak Gaby.

Entah mendapat keberanian darimana, Gaby mendorong kasar tubuh Alex ketika pria itu hendak menempelkan bibirnya di bibir Gaby.

Alex yang mendapat serangan yang tak terduga itu hanya termangu sebentar. Matanya menatap tajam manik mata Gaby.

"Biarkan aku pergi," mohon Gaby. Matanya sudah berkaca-kaca. Kepalanya menunduk, sadar akan sikapnya barusan.

"Tidak akan. Tidak akan ku biarkan kau pergi semudah itu, sayang."

Mendengar itu, air mata yang tadinya bisa ia tahan sekarang jatuh bebas di pipi mulus gadis itu.

"Maksudmu apa?" suaranya terdengar parau. Mata indah yang disertai air mata itu menatap tajam manik mata Alex.

"Kau terlalu menggoda untuk tidak aku nikmati."

Setelah mengatakan itu, Alex kembali mendekap tubuh Gaby. Bibirnya kini sudah menempel pada bibir ranum gadis itu. Gaby mencoba mendorong tubuh kekar Alex. Namun percuma saja, tenaga Alex lebih besar darinya.

Gaby masih tidak mau membuka mulutnya. Terpaksa Alex harus menggigit bibir bawah Gaby agar sang empu memberi celah untuk membiarkan lidahnya masuk.

Alex menelusupkan lidahnya ketika bibir Gaby sedikit terbuka. Itu membuat Gaby sedikit gencar untuk memberontak. Gadis itu mendorong dan memukul dada bidang Alex. Namun tak berefek kepada pria itu.

Lidah Alex menyusuri setiap rongga mulut Gaby. Lidah mereka bertautan, saling menukar saliva. Semakin lama, ciuman Alex semakin rakus dan menuntut. Gaby yang sudah kehabisan tenaga hanya bisa pasrah dengan semua perlakuan Alex.

Lidah Alex turun ke leher jenjang Gaby. Menciumnya bertubi-tubi. Sesekali ia menyesap dan menggigitnya, sehingga menimbulkan bercak-bercak merah di sekitarnya.

Air mata Gaby sudah deras membasahi wajahnya. Namun ia tidak mau munafik, jika dia juga menikmati setiap sentuhan pria itu.

Namun gadis itu masih sadar dan sangat waras. Jika hal ini tidak seharusnya ia lakukan. Terlebih lagi disaat ia belum menikah. Pikirannya memberontak, menyuruhnya untuk menghentikan kegiatan tak senonoh ini.

"Hen-hentik-kan, please... Ahhhh."

Disaat Gaby mengatakan itu, tangan Alex sudah meremas gundukan kenyal yang masih terbalut dengan bra hitam yang masih dikenakan Gaby. Hingga membuatnya mendesah untuk pertama kalinya. Alex tersenyum puas.

Tanpa gadis itu sadari, jika saat ini ia sudah tidak memakai pakaiannya. Yang ada hanyalah bra hitam yang menutupi kedua gundukan kenyal miliknya, dan celana dalam yang menutupi kewanitaannya.

"You are mine, dear!"

Alex mengklaim Gaby sebagai miliknya. Dan perlahan tangannya meraba punggung gadis itu. Melepaskan ikatan bra yang dipakai Gaby. Dan menggendong tubuh mungil Gaby menuju tempat tidur. Lagi-lagi Gaby hanya bisa pasrah.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang