Chapter-21

103K 3.4K 41
                                        

Gaby memberikan sebuah berkas-berkas penting, permintaan Alex,  untuk meeting yang akan dihadirinya malam ini.

"Thank you," ujar Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.

Gaby mengangguk dan meninggalkan Alex dengan perasaan sedikit dongkol. Pasalnya sedari tadi Alex terus saja sibuk dengan pekerjaannya. Dia sama sekali tidak memperhatikan keberadaan Gaby. Bahkan dirinya sampai melupakan makan siangnya, demi sebuah pekerjaan yang diberikan Alex.

"Oh iya, Gaby, setelah ini kamu bisa pulang," lanjut Alex. Kini ia melihat Gaby yang tengah berdiri membelakanginya.

Gaby berbalik, menatap Alex tak percaya. Akhirnya hal yang diinginkannya pun dapat dimengerti oleh bos nya itu. Wanita itu ingin segera pulang, melepas penat seharian bekerja. Tapi dia sendiri juga bingung dengan Alex. Pria itu sama sekali tidak terlihat kelelahan sedikitpun. Padahal seharian ini dia bekerja begitu keras, dan tanpa henti. Tapi dia begitu sangat menikmati pekerjaannya.

"Kamu bisa pergi sekarang," titah Alex dan mendapat anggukan kecil dari Gaby.

Jam dinding terus berputar. Tibalah waktunya Alex harus menghadiri rapat penting dengan kolega bisnisnya. Pria itu mengambil jasnya dan pergi meninggalkan ruangannya.

Parkiran terlihat begitu sepi. Karena memang jam kantor sudah berlalu sedari tadi menyebabkan para pekerja pulang terlebih dahulu. Semua karyawan mengenal jika Alex begitu gila kerja. Jadi tidak heran jika Alex selalu pulang larut malam. Bahkan tidak jarang ia tidak  pulang ke rumah, dan memilih menginap di kantor.

Sedari tadi wanita itu menunggu di dekat mobil mewah berwarna hitam, yang tak lain adalah mobil bos-nya. Gaby memainkan kakinya untuk menghilangkan rasa jenuh akibat menunggu kehadiran Alex.

"Kenapa kamu masih disini, Dear?" Gaby melihat Alex yang sudah berdiri di dekatnya. Entah sejak kapan? Wanita itu juga tidak menyadarinya.

"Me?" tunjuk Gaby pada dirinya sendiri.

"Yes, you, Dear. Siapa lagi disini selain kamu?" Alex mendekati Gaby, dan menatapnya dalam. "Kenapa kamu tidak pulang? Apa kamu menungguku, Dear?"

"Iya, aku menunggumu. Bukankah rapatmu pukul 7 p.m? Tapi ini sudah jam 8, Bos."

"Kenapa? Kau kan tidak akan ikut rapat. Aku sudah memberikanmu pekerjaan banyak seharian ini, Dear. Aku ingin kamu pulang, dan beristirahat. Kamu pasti lelah." Cetus Alex.

"Aku memang sangat lelah. Tapi aku adalah sekretarismu. Bagaimana mungkin sekretaris bisa pulang dan tidur santai, sedangkan bos-nya masih bekerja? Aku ingin menjadi sekretaris yang baik." Tukas Gaby.

"Tapi, Mrs. Gaby—" Alex hendak membantah, namun Gaby berhasil menghentikannya.

"Tolong izinkan aku menemanimu. Ini adalah kesempatan pertama menghadiri meeting denganmu. Tolong biarkan aku ikut denganmu, Mr. Alex." pinta Gaby dengan memohon.

Sepertinya Gaby benar-benar menginginkan pergi ke rapat bersamanya. Alex yang melihat tatapan permohonan wanitanya, mau tidak mau menyetujui keinginannya. Meskipun niat awalnya baik. Dia hanya tidak ingin Gaby kelelahan sehingga terjatuh sakit. Maka dari itu dia menyuruh Gaby untuk pulang terlebih dahulu. Meskipun dalam hati kecilnya Alex begitu menginginkan pergi bersama Gaby. Namun dirinya tidak ingin egois seperti dulu. Dan memaksa Gaby menuruti segala perintahnya.

Alex telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan lagi menyakiti Gaby. Cukup sekali saja kebodohan yang dilakukannya dengan menyakiti Gaby dan menghancurkan hidupnya. Dia tidak akan mengulang kesalahan itu lagi, dengan menyakiti Gaby kembali. Alex menyayanginya. Seperti kebanyakan orang di luar sana yang tidak ingin melihat orang yang dicintainya merasakan sakit, terluka, terlebih karena dirinya. Begitupun dengan Alex. Alex sadar, sangat sadar, bahwa yang dirasakannya saat ini adalah cinta. Cintanya pada Gaby. Namun sayang, Alex masih merasa jika Gaby belum bisa menerimanya. Wanita itu masih membencinya.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang