Chapter-13

117K 3.7K 63
                                    

"Karena aku ingin, kamu cepat keluar dari rumahku." Kata Alex. Seketika raut wajah Rio berubah menjadi masam.

"Apa kamu mengusirku?" Tanya Rio.

"Jika kamu menganggap begitu, aku menyetujuinya."

"Kenapa kamu jahat sekali dengan teman sendiri?" Rio semakin dibuat kesal dengan perkataan Alex. "Tidak. Aku akan tinggal disini selama kamu masih sakit." Rio berjalan masuk meninggalkan Alex dan Martin.

"Aku tidak mengizinkanmu," ujar Alex sedikit berteriak agar Rio dapat mendengarnya.

"I don't care," sahut Rio dari dalam rumah.

Alex terduduk di kursi sebelah Martin, yang sebelumnya digunakan oleh Rio. Mereka memandang pohon yang bergerak karena tertiup angin. Hening. Hanya ada hembusan angin yang menerpa kulit mereka.

"Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui ketika aku di rumah sakit?" Setelah keheningan yang menimpa mereka berdua beberapa menit yang lalu, akhirnya Alex membuka suara memecah keheningan tersebut.

Martin menatap Alex. "Tidak ada," sahut Martin.

"Dimana Gaby?" tanya Alex. Mendengar itu, Martin menelan salivanya. Berusaha mentralkan raut wajahnya agar bos-nya itu tidak mencurigainya.

"Maaf mr. saya tidak tau," sahut Martin jujur.

"Apa benar Gaby pergi dari rumah ini?"

"Sepertinya begitu," sahut Martin cepat.

"Kenapa kamu membiarkannya pergi?" tanya Alex.

Deg!

Martin tidak tau harus menjawab apa. Apa Alex telah mengetahui jika dia lah yang mengusir Gaby?

"Hello!" Suara bariton itu memecah ketegangan diantara Alex dan Martin.

Muncul dari balik pintu seorang pria muda tampan yang berbalut kemeja putih polosnya. Sapaan hangat itu hanya mendapat tatapan datar dari Alex. Rio muncul dari belakang pria tersebut.

"Roy? Ada keperluan apa kamu kemari?" tanya Alex.

"Aku mendapat panggilan dari saudaraku. Katanya kamu kesakitan." Jelas Roy.

"Aku akan memeriksamu." Roy berjalan mendekati Alex. Namun Alex menghentikannya dengan mengangkat sebelah tangannya.

"Tidak perlu. I'm okey, Dokter Roy. Pergilah! Pasien-pasienmu pasti sedang menunggumu. Balik saja ke rumah sakit."

"Apa kamu lupa? Kamu juga pasien ku, Alex. Aku yang bertanggung jawab dengan kesembuhanmu. Aku tidak akan pergi. Lagi pula, masih banyak dokter di rumah sakit itu. Jadi aku hanya akan fokus kepadamu, kawan." Ujar Roy.

"Kita akan tinggal disini." Cetus Rio membuat Alex menatap tajam kearahnya.

Roy tersenyum menyetujui perkataan saudara kembarnya itu.

"Rumahku bukan rumah sakit jiwa. Kenapa ada dua orang gila yang tersesat disini?" keluh Alex.

"Kami sahabatmu Alex." Tukas Roy dan Rio bersamaan.

Alex memutar bola matanya malas. "Terserah kalian saja." Alex berlalu pergi meninggalkan mereka.

Roy dan Rio ber-tos-ria karena sukses dengan rencananya. Martin hanya mengamati kelakuan aneh saudara kembar itu.

Sebenarnya Rio telah memberi tahu permasalahan Alex kepada Roy. Ketika mendengar cerita dari Rio, Roy benar-benar terkejut. Dia tidak menyangka jika Alex dapat mencintai wanita. Parahnya dia rela mengorbankan nyawanya demi seorang wanita yang belum lama ia kenal. Dan baru pertama kalinya Roy mendengar bahwa ada seseorang yang rela bunuh diri karena bersetubuh dengan Alex. Berita yang mengejutkan bagi Rio dan Roy, sahabat Alex sedari awal kuliah.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang