Chapter-25

95.1K 2.8K 14
                                    

Hembusan angin menerpa tanaman kecil yang berada di tempat tersebut. Danau kecil dengan langit mendung yang menemani. Berbagai pohon menjulang tinggi. Ranting yang bergerak mengikuti alunan musik. Keindahan alam yang begitu sempurna. Tak ada pemukiman. Tak ada pencemaran. Semuanya masih terlihat asri, tanpa campur tangan manusia saat ini.

Air danau yang tenang menambah suasana nyaman diantaranya. Sejuk dan mendamaikan.

Gaby memetik senarnya perlahan, memulai alunan lagu yang begitu mendayu. Dengan mata tertutup wanita itu meresapi setiap alunan musik yang ia mainkan. Menghayati setiap lirik yang ia nyanyikan. Ingatannya menerawang jauh ke masalalu. Saat pertama kalinya bertemu Alex.

Suara percikan air tak membuat Gaby kehilangan fokusnya bermain gitar.

Air yang jernih membuat Alex memutuskan untuk berendam di danau kecil tersebut. Tempat kesukaannya ketika kecil. Alex membawa Gaby ke tempat tersebut. Tempat di mana banyak kenangan masalalu yang terukir indah. Dan saat ini hanyalah menjadi sebuah angan.

Gaby membuka matanya melihat Alex yang sedang berenang di danau tersebut. Perlahan kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman hangat.

Wanita itu bernyayi dengan sangat merdunya. Memainkan gitar dengan begitu lincah. Keahlian yang selama ini Gaby pendam.

"Hei, Dear. Kemarilah! Airnya sangat menyegarkan. Kau harus mencobanya, Dear." teriak Alex.

Gaby menggeleng pelan dengan masih memainkan gitarnya. Permainan yang sangat bagus bak seorang gitaris professional. Indah dan mendalam.

Terlintas sebuah pemikiran untuk mengerjai wanitanya.

"Hei, Dear. Di belakangmu," tunjuk Alex. Gaby menoleh melihat ke belakangnya.

"Ada apa?" tanyanya bingung.

"Ada sesuatu yang beterbangan di belakangmu,"

Gaby kembali menoleh ke belakang. Tak ada apapun.

Gaby semakin mengerutkan keningnya. "Tidak ada apapun di belakangku, Alex." sahut Gaby.

"No, Dear. Ada lebah yang sedang mengintaimu. Lihat!" tunjuk Alex pada sarang lebah yang tak jauh dari keberadaan Gaby.

Gaby panik. Ia meletakkan gitarnya dan hendak pergi meninggalkan tempat tersebut. Tapi percuma saja. Toh juga lebah akan mengikuti kemana pun kita lari. Satu-satunya tempat yang dihindari lebah adalah air. Karena ketakutannya akan di sengat lebah, membuat Gaby tak berpikir panjang jika Alex sedang menggodanya. Padahal dapat terlihat lebah itu hanya mengitari sarangnya. Tidak sedang merasa terganggu sama sekali.

Terkadang Gaby memang begitu polos. Alex senang menggoda Gaby karena kepolosannya itu. Tapi ketika Gaby marah, jangan harap mendapat maaf darinya secepat itu. Namun Alex selalu berhasil meluluhkan hati wanita itu yang kaku.

Gaby menceburkan dirinya di air danau yang jernih tersebut. Alex yang melihat kelakuan lucu Gaby terkikik dalam hati. Kali ini ia berhasil mengerjai Gaby.

"What are you doing, honey?" tanya Alex

Gaby mengangkat kepalanya dari dalam air. Namun matanya masih terpejam. "Apa lebahnya sudah pergi?" tanya balik Gaby.

"Lebahnya masih ada," kata Alex jujur.

Memang benar. Lebah itu masih ada di atas pohon. Masih berada dalam sarangnya.

"Benarkah?" Gaby kembali menenggelamkan seluruh badannya di bawah air.

Alex mengangkat tubuh Gaby.

"Open your eyes, please." bisik Alex.

Perlahan Gaby membuka matanya.

"See! Lebah itu tidak mengejarmu. Mereka lebih memilih menikmati makanannya," tutur Alex.

You Are Mine | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang