Cold

841 47 2
                                    

"Iya Mah, Ale disini dulu agak lama nggak papa ya? Please"
"Heheee kan udah diurus soal itu, love you mom!! I miss you"

Terdengar Alila sedang menelpon orangtuanya. Jujur aku masih nggak ngerti apa tujuan dia datang kesini malah sampai cuti kuliah segala.

"Hei, kamu dari kapan disini?" tanya Alila saat melihatku.
"Hmm barusan aja" kataku.
"Udahan dari toiletnya?" tanya Alila
"Udahlah, kan aku udah disini" kataku.
"Hehee yaudah yuk! Cari makan aku laper" ujar Alila menarik tanganku.
"Udah belanjanya?" kataku kaku.
"Udah nih, aku beli beberapa baju buat kerja" ujar Alila senyum.
"Kerja?" tanyaku bingung.
"Hmm ayo aku laper" ujar Alila masih menarik tanganku.

Aku hanya diam menatapnya yang langsung meraih tanganku, dan tatapanku membuatnya sadar serta merasa tak enak.
"Sorry" ujar Alila melepaskan tanganku.
"Its ok! Mau makan apa?" tanyaku.
"Sushi?" ujarnya.
"Kamu suka sushi?" tanyaku.
"Suka!!!" ujar Alila.

Hmm.. Alila bukan Aileen.
Kalau Aileen sama sekali nggak suka dengan sushi.

Aduh.
Apaansih.
Istri orang itu-_-

"Yaudah yuk" kataku.

Setelah makan kami langsung pulang, tak lagi mengantar seseorang kerumahnya lalu aku kembali sendiri kerumahku melainkan kami pulang kerumah yang sama.

Rumahku.

"Thanks ya Ar" ucap Alila.
"Iyaa" kataku singkat.

Saat aku keluar dari mobil, Alila terus saja melihatku tapi tak terlalu kuhiraukan karna aku langsung masuk kedalam rumah setelah tanpa menoleh lagi padanya.
Aku pikir ia hanya..
Entahlah.

"Loh kalian udah pulang" ucap Mama.
"Iya maa, Arya kekamar dulu" ujarku.
"Nggak makan dulu?" tanya mama.
"Udah tadi, good night" ucapku pamit

Arrrgggh.
Bayangan Aileen terus saja mengangguku, dan membuat moodku berantakan.

Aku sudah berusaha menyibukan diri dengan pekerjaan tapi tetap saja..

Alila

Ternyata wanita yang membuat Arya sedingin es itu orangnya cantik, ramah, dan feminim.

Tapi..
Sorry.
Jangan sebut gue Ale kalau gue nggak bisa bikin Arya cinta sama gue.
Awalnya memang gue nggak tertarik untuk kesini tapi setelah gue ketemu Arya semuanya berubah. Gue udah mutusin bakal cuti kuliah 1 semester.
Haha.
Gue gila?
Mungkin.

Eh bukan karna Arya juga tapi karna gue emang butuh refreshing aja, dan gue pengen mandiri kayaknya bakal seru.

Nyokap juga udah bilang ke Tante Zahra biar gue bisa kerja diperusahaan milik keluarga Arya.
Sebenarnya papa nggak setuju tapi papa juga nggak sanggup buat nolak permintaan gue buat disini sampai Arya cinta sama gue. Eh bukan sampai gue bisa mandiri maksudnya😂

Keesokan harinya.

"Pagi tante, om" ujarku menyapa.
"Pagi cantik" jawab tante Zahra.
"Udah siap kerja nih?" tanya om Rendra.
"Siap om" kataku semangat.
"Mau kerja dimana?" tanya Arya baru turun dari tangga.
"Loh Alila belum cerita?" ujar Tante Zahra.
"Hmm belum tan" kataku.
"Duduk dulu sini" ujar om Rendra.

Arya langsung duduk dimeja makan untuk sarapan, dan ia jelas sekali menatapku karna pagi ini aku memakai pakaian formal khas wanita kantoran.
"Alila bakal bantu kamu dikantor" ucap Om Rendra.
"Hah? Gimana?" tanya Arya.
"Iya sekertaris kamu, papa pindah ke divisi lain" ujar Om Rendra.
"Loh nggak bisa gitu dong Pah" ujar Arya dengan nada yang sedikit tinggi.
"Emangnya kamu bisa kerja?" tanya Arya menatapku.

Jujur aku betul betul gugup sekarang, aku takut kalau Arya kecewa pada sikapku tapi bukan aku yang mau jadi sekertarisnya. Aku meminta pekerjaan sebagai apapun tapi bukan sekertaris Arya. Om dan Tante yang menyuruhku untuk mengambil posisi itu.

"Bisa nggak?" tanya Arya sekali lagi.
"Hmm sebenarnya gue belum ada pengalaman sih, cuman gue cepat belajar kok" kataku ragu.
"Huff" ujar Arya.

Jelas sekali diwajahnya jika dia sangat kesal tapi sekali lagi Arya bukan lelaki kasar yang asal ngomong. Aku tahu Arya berusaha dengan keras agar ia tak mengeluarkan kata kata yang bisa membuat siapapun sakit hati.

"Tapi Arya mau dia dites dulu pah sama HRD" ujar Arya tiba tiba.
"HRD? Nggak usah lah buat apa kan Alila cuma bantu kamu 6 bulan" ujar Tante Zahra.
"Papa rasa nggak perlu Ar, suruh aja si Rose sekertaris lama kamu buat ngajarin dia seminggu paling udah bisa. Yakan Al?" tanya Om Rendra.
"Hmm Alila dites dan interview dulu juga nggak apa kok om-tante" kataku.

Arya melirkku sekilas, lalu kembali menatap orangtuanya.
"Gak perlu lah Al" ujar Tante Zahra.
"Udahlah maa, kalau kerja harus profesional" ujar Arya tegas.
"Yaudah kalau gitu nanti om hubungin HRD buat interview dan tes kamu ya" ujar Om Rendra.
"Kalau tesnya gak lulus jangan dijadiin sekertaris Arya pah, kasih bagian lain aja. Arya berangkat dulu" ujar Arya ketus dan langsung berlalu.

Arya sepertinya kesal sekali padaku.
Aku bisa nggak ya tesnya-_-
"Al, si Arya emang gitu kalau bahas soal pekerjaan" ujar Tante Zahra.
"Hmm Iya tan" kataku senyum.
"Yaudah yuk, Alila berangkat sama Om aja" ujar Om Rendra.

Sesampai dikantor gue langsung diarahkan keruangan HRD.
Sumpah gue sama sekali nggak punya pengalaman interview kerja seperti ini.

Apa gue balik ke Bandung aja ya?

Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang