😭

615 47 5
                                    

"Kamu ngapain nangis?" ucap Arya.
.
.
.

Kata-kata yang tak pernah kuduga keluar dari mulut Arya.
Ngapain dia bilang-_-

Aku menarik hingusku terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan bodoh Arya.
"Ngapain? Itu barusan pertanyaan?" ucapku kesal.
"Iya ngapain? Kok nangis?" ucap Arya lagi.

Setiap ucapan yang keluar dari mulutnya membuatku kesal setengah mati.

"Aku kan udah bilang semuanya kekamu" ucapku sambil terisak.
"Bilang apasih?" tanya Arya bingung.

Wtf ini cowok.
Aku udah nangis dan ngomong semuanya terus dengan gampangnya dia bilang "Bilang apasih?" 🤯

"Kamu beneran nolak aku kayak gini?" ujarku menangis.

Aku tak pernah membayangkan akan berdrama hujan-hujanan dengan Arya seperti ini.
"Nolak? Apaansih aku nggak ngerti" ujar Arya sambil melap wajahnya yang terguyur hujan.
"Ya ampun, segitu nggak sukanya kamu sama aku. Sampai pernyataan aku aja nggak kamu dengarin" ucapku makin menangis.
"Hah? Pernyataan? Dengarin? Ah.. Astaga" ucap Arya menepuk jidatnya.
"Apa?" kataku bingung.
"Kamu ada ngomong apa emang sepanjang jalan?" tanya Arya.
"Loh apaan sih, kamu nggak dengarin aku ngomong pas ditelpon tadi" ucapku kesal sambil menarik hingus.
"Enggak, pas kamu bilang kamu arah jalan dari mall indah. Aku langsung naruh airpods aku dikantung jaket" ujar Arya polos.
"Nih" katanya lagi memperlihatkan.
"Jadi? Kamu beneran nggak ada dengar apa apa sepanjang jalan?" tanyaku sambil melap wajahku.
"Nggak ada, pas kamu bilang kamu dijalan arah mall indah aku langsung lepas airpods soalnya aku hampir nabrak tadi" jelas Arya.
"Jadi kamu beneran nggak dengar apa apa?" tanyaku masih memasang wajah memelas.

Entah seperti apa tampilan wajahku sekarang, aku saja tak bisa membayangkannya.

"Enggak" ucap Arya polos.
"Huaaaaaaa Hkssss" aku semakin menangis mendengar ucapan Arya yang polos itu.
"Aaaaaaaaaa😭😭😭😭😭"

.

"Ih kok makin jadi nangisnya" ujar Arya panik.
"Aku harus gimana dong" ucapnya lagi.
"Peluk" ucapku sambil menangis.
"Apa?" tanya Arya bingung.
"Huff yaudah sini.. sini" ujar Arya langsung memeluk tubuhku yang sudah basah kuyub sama sepertinya.

Aku mengeratkan pelukanku padanya, karna badanku jauh lebih kecil darinya aku jadi seperti guling saat berada dipelukan Arya.

"Udah jangan nangis terus" ujar Arya disela pelukan kami.
"Kamu kejam" omelku.
"Hufff itu sahabat aku doang" ucapnya seperti menjelaskan.
"Sahabat apaan?" ucapku terisak.
"Ya sahabat, gak lebih" jelas Arya.

Entah aku atau Arya yang bodoh, saat ini kita masih terus saja hujan-hujanan dipinggir jalan sepi di sekitar jam 10 malam sambil berbicara hal bodoh.

"Janji gak lebih?" ucapku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.
"Iya" ujar Arya sambil melap wajahnya karna penuh dengan air hujan.

"Yaudah" ucapku langsung melepas pelukan kami.
"Jangan pergi sendirian lagi ya, aku nggak mau kamu kenapa-napa. Giliran Cara nggak ada dirumah, malah kamu yang bikin khawatir" kata Arya.

Tapi,
Kenapa firasatku mengatakan Arya hanya menganggapku seperti Caramel..

Adik Arya.

Entah kenapa aku merasa diperlakukan seperti adiknya..
Arya mengkhawatirkanku sama seperti dia mengkhawatirkan Cara..

Cintaku benar benar bertepuk sebelah tangan😭😭😭😭

Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang