NGGAK

620 46 9
                                    

Kami tiba dilokasi proyek sekitar jam 3 sore, langsung disambut oleh beberapa karyawan Arya disana dan juga Dave.

"Gimana pak perjalanan?" tanya seseorang.
"Lancar lancar" jawab Arya ramah.
"Oh iya, kenalkan ini sekertaris saya" ucap Arya.
"Halo saya Alila" ucapku senyum.

Mereka menatapku ramah sambil berjabat tangan.

"Boleh saya keliling dulu" ujar Arya to the point.
"Boleh pak, mari" ujar Pak Umar.

Akhirnya aku dan Arya berkeliling area proyek, disini aku melihat banyak sekali mobil traktor, dan teman-temannya yang aku sendiri tak tau apa namanya.

Aku hanya diam memperhatikan Pak Umar menjelaskan detailnya pada Arya.

"Gimana tadi perjalanan? Capek ya?" tanya Dave berjalan bersisian denganku.
"Iya lumayan, jauh juga ya" kataku.
"Udah makan" tanya Dave.
"Hm udah pas tadi dijalan" kataku senyum.

Akupun asik mengobrol dengan Dave sambil tertawa pelan dibelakang.
"Alila? Lagi sibuk?" tanya Arya ketus.
"Hah? Nggk.. Nggak pak" kataku langsung mendekatinya.
"Ini tolong kamu catat apa aja yang diperlukan sama Pak Umar dan tim" ujar Arya cuek langsung mengalihkan pandangannya pada Pak Umar yang sedang menjelaskan sesuatu.

Aku hanya mengikutinya dan segera mencatat yang dijelaskan oleh Pak Umar.

"Oh iya satu lagi" ucap Arya pelan.
"Hmm?" kataku cepat.
"Jangan jauh jauh dari saya" ucap Arya cuek.

"Jangan jauh-jauh dari saya"

ANJAY..
Mau meledak rasanya.

"Hah? Oh iya.. Pa..K. Iya pak" kataku cepat.

Setelah selesai kami langsung menuju mess yang sudah disiapkan. Hanya mess sederhana dengan kasur beserta perlengkapannya.

Dan..
Tidak ada Ac, ataupun kipas angin dikamarku.

Aku tidak akan pernah bisa tidur dalam keadaan panas.

"Yaudah, ini kamar kamu.  Saya kekamar saya dulu" ucap Arya formal.
"Iya pak" jawabku.
"Al, kalau mau bersih bersih disana" ucap Dave mengarahkan.
"Hah.. Iya" kataku singkat.

Saat aku hendak menuju toilet, aku sengaja mendatangi kamar milik Arya terlebih dahulu karna aku takut sendirian. Sebelumnya aku sudah ketoilet tapi kulihat pintu toiletnya tidak tertutup dengan rapat.

Tok..
Tok..

"Siapa?" tanya Arya.
"Alila" jawabku pelan.

Tak lama Arya membuka pintunya, terlihat ia sudah rapi karna sudah mandi deluan tadi.

"Kenapa?" tanya Arya.
"Temanin ke toilet" kataku pelan.
"Kamu belum mandi?" tanya Arya.
"Belum.. Tadi aku udah kesana cuman  kunci toiletnya gak rapet, itu pintunya" ujarku mengadu.
"Huff yaudah ayo" ujar Arya.

Didepan toilet.
"Udah sana buruan" ujar Arya.
"Aku kunci dari dalam, kamu tahan kayak gini" ucapku mempraktikan.
"Masa aku tahanin pintunya?" ujar Arya tak terima.
"ih buruan, badanku udah gerah" ucapku kesal.
"Iya iya" jawabnya menurut.

Setelah mandi dan berganti pakaian aku langsung keluar dari toilet kecil itu-_-

Tak lupa aku sedikit menggunakan liptint berwarna sedikit pink dengan sangat tipis agar terlihat natural.

Jelas saja aku ingin Arya melihatku secantik mungkin xoxo😅

"Udah, yuk" kataku langsung berlalu.
"Thankyou" ucap Arya menyindirku.
"Iya.. Makasih" kataku cepat.

Didepan kamar..
"Ntar makan malamnya dianterin, kamu gak usah keluar kamar" ujar Arya.
"Oke boss" ucapku.
"Pintunya jangan lupa dikunci" ujarny lagi.
"Iya bawel" jawabku.
"Eh btw kamar kamu dingin nggak?" tanyaku.
"Hmm ada kipas angin" jawab Arya.
"Pindahin kekamarku ya" pintaku.
"Gak bisa, orang nempel diatas plafon" ujar Arya.
"Yah, yaudah deh.. Aku masuk dulu. Bye" kataku pamit.

Jam 23.10

Tok..
Tok..
Tok..
Tok..
Tok..

"Siapa?" ujar Arya malas.
"Alila" jawabku cepat.
"Kenapa lagi?" tanya Arya membuka pintu.
"Aku nggak bisa tidur, disana panas banget" kataku.
"Terus?" tanya Arya.
"Tukeran kamar" ucapku manja.
"Huuuf aku juga nggak bisa panas" jawab Arya.
"Jadi?" tanyaku.
"Yaudah kamu tidur disini aja, buruan masuk" ucap Arya menarik tanganku.
"Eh.. tunggu.. Inikan kasurnya kecil gimana tidurnya, kamu jangan aneh aneh ya" ucapku panik.
"Dih siapa yang mau aneh aneh, kamu tidur diatas kasur itu, aku tidur dibawah" kata Arya cepat.
"Oh" ujarku lega.

Arya segera menyiapkan kain, dan juga bantal untuk tidur dibawah.
"Itu kainnya tipis banget, pake jaket sana" ucapku.
"Nggak papa, biar dingin" ujar Arya.
"Ntar sakit" kataku lagi.
"Yaudah iya" ujar Arya langsung memakai hoodie miliknya.
"Yaudah kamu tidur" ucap Arya.
.
.
.
"Ar?" panggilku saat Arya hendak menutup matanya.
"Hmm?" jawabnya.
"Aku nggak bisa tidur kalau kaki aku nggak ditutupin selimut" ucapku pelan.
"Yaudah tutupin pake seprei" ujar Arya.
"Gamau, bau" kataku pelan.
"Yaudah nih pake kemeja aku aja" ucap Arya berdiri mengambil kemeja dari tasnya lalu menaruhnya dikakiku.
"Thankyou" kataku.
"Udah buruan tidur, jam 5 kamu harus bangun pindah kekamarmu. Nggak enak kalau ada yang liat" ujar Arya.
"Iya" kataku.
.
.
"Ar?" panggilku sekali lagi.
"Apalagi?" tanya Arya melirik.
"Boleh nanya nggak?" ucapku basa basi.
"Hmm" dehem Arya.
"Hmmmm tapi jawab jujur" pintaku.
"Iya, buruan. Aku ngantuk" ucap Arya.
"Hmm Kamu masih suka nggak sama Aileen? masih cinta nggak? masih sayang nggak?" tanyaku cepat.
"Nggak" jawab Arya tak kalah cepat.

NGGAK!!!

Serius, udah nggak asdfghjkl

"Beneran?" tanyaku lagi.
"Ya ngapain aku masih cinta sama istri orang" jawabnya cuek.
"Jadi?" tanyaku ambigu.
"Jadi apanya?" tanya Arya balik.
"Nope! Udah ah.. Goodnight" kataku langsung memejamkan mata.
"Goodnight" ujar Arya pelan.

Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang