💦

645 42 6
                                    

Aku mengelilingi mall, berbelanja apa saja yang aku mau. Tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, dasar aku!! Kelamaan nggak pernah shopping malah jadi lupa waktu gini.

"Halo Tante?" ujarku pada panggilan telpon.
"Iya Tante Alila masih dimall, maaf ya udah bikin khawatir. Oh iya Tante jangan bilang Arya ya kalau Tante tau Alila dimana.. Alila mau ngeliat reaksi Arya" ucapku usil.
"Hehee i love you Tante, mohon kerjasamanya" ujarku bercanda.
"Iya Tante, Alila bakal ngabarin Tante terus. Udah dulu ya Tan" kataku.

Hmm..
Akupun segera menuju parkiran mobil, untuk pulang kerumah dan sialnya malam ini hujan sangat deras ketika aku berada diluar parkiran.
Tapi maaf saja, aku bukan anak manja yang nggak berani nyetir kalau hujan deras😎

Hah..
Cuaca malam ini sangat mengerti bagaimana perasaanku saat ini, mendadak aku larut dalam perasaan galau ditemani lagu mellow dan suara hujan.

Brammmmm....
Mobilku melaju tanpa memperdulikan derasnya hujan malam ini, aku menerobos jalan demi jalan untuk sampai dirumah.

Arya bahkan tak menelponku sama sekali, membuatku semakin galau tak tentu arah.

"Zrrttt, Zrrrttt, Zrrrt"

Shit.
Mobilnya kenapa gini..
Mampus.
Kok mogok?

Akhhhh..
Bensinnya habis.
Gimana ini..

Huff..
Mana aku gatau sekarang dimana..
Aku berkali kali menatap layar ponselku berharap seseorang akan menelponku dengan suara khawatir akan keberadaanku, tapi nyatanya tak ada. Aku mengharapkan seseorang yang salah.

Kulemparkan ponselku asal, dan menundukan kepalaku disetir mobil mencoba menenangkan pikiranku yang seakan akan penuh tentang Arya.

Tentang seseorang yang baru saja aku sukai, dan baru saja menolakku mentah mentah..

Ia hanya ramah, tapi tak pernah memberi hatinya untuku.
Ia hanya bersikap baik, tapi tak pernah benar benar peduli padaku.
Ia hanya tau aku menyukainya, tapi tak pernah ingin tahu sejauh mana aku menyukainya.

Untuk pertama kalinya aku merasa diacuhkan oleh seseorang.

.
.

Tak lama ponselku berbunyi, kulihat nama Tante Zahra tertera disana.

Bukan Arya 😢

Menatap layar ponsel bertuliskan nama Tante Zahra membuatku tak sadar menitikan air mata.
Tunggu, aku bukan cengeng..
Hanya saja aku merasa sendirian disini, tidak ada Angel dan Ochi sahabatku, tidak ada mama, papa..

Akhhh..
Kenapa aku jadi nangis begini.
Mana hujannya gak berenti.
.
.
Huff...
Oke cari bantuan..
Tapi gimana..

"Drrtt.. Drrtt.. Drrt "

Huft pasti Tante Zahra lagi.
"Halo Tante?" kataku menjawab panggilan tanpa membaca nama sang penelpon, karna sedang memikirkan cara mencari bensin sambil meletakan kepalaku pada stir mobil.

"Kamu dimana sih? Kan aku udah bilang tadi pulangnya sama supir. Sekarang kamu dimana? Ini hujan" ujar seseorang diseberang sana.

Kontan aku bangkit dari stir mobil, dan melihat layar ponselku.
Benar saja, itu Arya.

"Halo? Alila?" panggilnya.

Aku hanya diam mendengar suaranya yang sedikit meninggi.
"Alila? Sumpah ini nggak lucu, kamu dimana? Hallo?" ujar Arya lagi.

"Al? Kamu dengar aku kan?" tanyanya lagi.
Disana terdengar suara Tante Zahra yang juga panik menunggu jawaban dariku.

"Halo?" ucapku pelan.
"Halo? Kamu share lock sekarang. Aku jemput" ucap Arya.
"Paket internet aku habis, pulsaku juga habis gak bisa share lock" ucapku pelan.
"Astaga, yaudah bentar aku kirimin pulsa. Eh nggak usah biarin telponnya nyala, jangan coba coba matiin" ujar Arya.
"Mah, Arya pergi dulu" ucap Arya pamit pada Tante Zahra.
"Iya" ujarku menurut pada Arya.

.
.

Ditelpon hanya terdengar suara hujan  tak ada obrolan sama sekali.
"Kamu didaerah mana?" tanya Arya tiba tiba.
"Nggak tahu" ucapku sedikit terisak.
"Huff tadi sebelumnya dari mana?" tanya Arya.
"Dari mall indah, terus aku pakai google map buat pulang" ucapku pelan.
"Terus hujan deras" ujarku lagi.
"Terus bensinku habis"
"Terus aku takut"
"Terus kamu nggak peduli"
"Terus kamu sama sekali nggak nyari aku"
"Terus aku nangis"
"Hksssss aaaaaas" ujarku tiba tiba menangis.

Ini lagu favorite aku kalau lagi nulis Something about Alila..

Anehnya Arya tak menjawabku sama sekali, hanya terdengar suara hujan dan juga deru nafasnya ditelpon membuatku semakin menangis sejadi-jadinya.

"Kenapa sih lo jahat banget"
"Tega bawa cewek lain kekantor"
"Udah tau gue suka sama lo"
"Kalau mau nolak gue, pelan pelan dong jangan kayak gini"
"Bilang aja ke gue, kalau emang lo gasuka gue ada disini, gue bakal pergi kok"

Aku terus saja mengatakan hal hal putus asa ditelpon sambil menangis.
Bodo amat sama harga diri.
Toh Arya dari awal tau aku suka padanya, setelah ini aku dipulangkan ke Jakarta ya terserah.

"Baru juga hampir 1 bulan, lo udah nolak gue kayak gini.. Hkksss kenapa nggak nunggu sampe 3 bulan kek biar gue gak malu malu banget hksss"
"Tiba tiba pergi sama cewek tanpa jelasin apa apa"
"Lo pikir gue jauh jauh datang kesini buat apa"
"Hkksssssss"

Aku terus saja menangis, dan Arya terus saja diam tanpa suara membuatku mematikan panggilan itu secepatnya, lalu melanjutkan tangisanku sendirian sampai akhirnya seseorang mengetuk kaca mobilku.

"Tok.. Tok.. Tok.. Tok.."

Arya sekarang berada diluar mobilku tanpa menggunakan payung, dasar bodoh dia pikir dia itu siapa bisa hujan hujanan diluar.

Aku segera menghapus air mataku dan membuka pintu mobil secepat yang aku bisa, dan Arya berdiri tegap depan pintu mobil yang baru saja aku buka.

Dengan sedikit terisak aku menatapnya yang sudah basah didepanku, dan dia juga menatapku sekarang.

Shit.
Mataku merah dan bengkak.
Akhh sepertinya hari ini aku pms.
Makanya moodku seperti ini.

"Ngapain nangis?" ucap Arya.

Oke..
Terakhir deh.
Gak update lagi hari ini haha
😅

Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang