Pulang part III

603 51 1
                                    

Author part..

Semalaman Alila terjaga dari tidurnya, ia bahkan tak merebahkan tubuhnya sepanjang malam. Ia hanya duduk sambil bersandar pada dinding kasur miliknya.

Sebenarnya ia tak mau menyerah tapi sebagai wanita ia rasa sudah cukup membuang waktu disini tanpa kejelasan apapun dari Arya.

"Mbak, bapak udah diluar ya" ujar supir disambungan telpon.
"Iya pak, ini saya keluar. Jangan buka pagar, biar saya aja yg keluar" ujar Alila langsung memutuskan panggilan.

Alila keluar berhati hati menuruni tangga dengan koper ditangannya.

Sesaat ia berhenti dipintu kamar Arya  hanya sekedar berhenti, tak berniat untuk pamit. Alila benar benar ingin menyerah pada Arya yang sikapnya tak jelas.

Kadang dia manis, kadang juga seolah-olah ia lupa kalau kehadiran Alila disini sebenarnya hanya untuk Arya.

Alila terus menahan air matanya saat ia sudah berada dimobil menuju bandara, Ia sama sekali tak mengira akan berakhir seperti ini.

Maksudnya,
Dia pulang tanpa diketahui siapapun selain Tante Zahra. Orang yang selama ini menjadi pendukung Alila satu-satunya, tapi percuma Tante Zahra mendukung kalau Arya tak menyukai Alila.

"Makasih ya pak" kata Alila.
"Iya mbak, kok pulangnya mendadak gini?" tanya supir sambil menurunkan koper.
"Hmm gpp pak, oh iya kalau Pak Arya nanya sesuatu ke bapak. Bilang aja bapak gatau ya" pesanku.
"Iya mbak, aman" jawab supir.

Setelah check in aku langsung menuju sebuah cafe dibandara untuk membeli hot chocolate disana.

08.00
Dirumah Arya.

"Mbak, tolong panggilin Alila. Suruh sarapan" perintah Arya pada mbak Ayu.
"Iya mas" kata Mbak Ayu.

.
.

"Mas, Mbak Alila nggak ada dikamar?" ucap Mbak Ayu.
"Nggak ada? Masa dia udah kekantor sih" ucap Arya sambil melihat jam tangannya.
"Hmm, kayaknya gak kekantor deh mas. Kopernya yang diatas lemari nggak ada tadi saya lihat" ujar Mbak Ayu.
"Hah?" kata Arya terkejut.

Arya dengan cepat berlari menuju kamar Alila, diceknya setiap sudut kamar tapi ia tetap tak menemukan Alila.

Arya menghela nafasnya berat, ia langsung mencoba menelpon Alila tapi nomer gadis itu tak aktif. Arya terus mencoba menguhubungi Alila tapi hasilnya nihil.

"Mbak Ayu?" teriak Arya dari atas.
"Iya mas? jawab mbak Ayu cepat.
"Panggilin Pak Ade kesini" ucap Arya meminta dipanggilkan supir.

"Ada apa mas?" kata Pak Ade.
"Bapak tau Alila dimana?" tanya Arya.
"Mbak Alila? Gak tau mas. Saya baru dateng" ucap pak Ade.
"Yaudah bapak boleh pergi" ujar Arya.

Arya terus berjalan berkeliling kamar Alila, ia bingung harus bagaimana?

Ia tak tau harus menghubungi siapa..

"Beb?" teriak seseorang dibawah.

Mendengar suara seseorang Arya langsung turun kebawah untuk menemui sipemilik suara.
"Alila dimana?" tanya Arya.
"Kok lo nanya gue? Kan dia tinggal dirumah lo?" jawab Ega menatap Arya.
"Alila nggak ada" ucap Arya.
"Nggak ada?" tanya Ega.
"Dia nggak ada nelpon?" tanya Arya.

Ega hanya menggeleng pelan sambil mengeluarkan ponselnya untuk menelpon.

"Gak aktif nomernya" ucap Arya.
"Gimana bisa sih lo gatau Alila dimana" kata Ega sedikit emosi.

"Ya semalam dia ada sampai jam 10 setelah makan malam" jawab Arya mencoba tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya semalam dia ada sampai jam 10 setelah makan malam" jawab Arya mencoba tenang.
"Kalau sampai Alila kenapa-napa, abis lo sama gue" ujar Ega langsung pergi.

Disisi lain Arya merasakan dadanya sesak. Ia bingung harus berbuat apa..

"Mah?" ucap Arya saat menelpon Ibunya.
"Iya Ar?" jawab Ibunya.
"Alila nggak ada" ucap Arya pelan.
"Kok nggak ada? tanya ibunya.
"Gak tau" jawab Arya seadanya.
"Ar?" panggil ibunya.
"Cari Alila sampai ketemu. Mama gamau tau" ucap Ibunya memutuskan panggilan.

"Kamu dimana.. " lirih Arya pelan.

.
.
"Pak? Bapak nggak kekantor?" ujar staff Arya ditelpon.
"Nanti saya telpon lagi" jawab Arya langsung memutus panggilan.

"Dia gak punya teman disini, apa dia balik ke Jakarta?" batin Arya.
"Sebenarnya jika dia memang ingin kembali aku benar-benar tidak apa-apa tapi yasudah lah itu pilihannya" ujar Arya berbicara sendiri.

Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang