Part Arya
"Iya mah, okeee. Arya jemput Alila" ujarku pasrah.
"Janji?" kata Mama cepat.
"Hmm" ucapku.Setelah kupikir-pikir aku memang kurang sopan membiarkan Alila pergi begitu saja.
Sebagai laki-laki aku merasa seperti pengecut😐
Tanpa berpikir lagi aku langsung memesan tiket kejakarta jam 11 pagi ini. Aku sudah mencoba menelpon bocah itu tapi dia tak pernah mengangkat telepon dariku.
Semarah itukah?
🖤Jakarta
Sampai dibandara aku langsung menaiki taksi menuju rumah Alila, aku kesini hanya bermodalkan alamat yang mama berikan saat aku bilang ingin menjemput Alila.
Semoga gak salah rumah..
Sesaat aku menekan bel, satpam dari rumah tersebut keluar.
"Permisi pak? Benar ini rumah Bapak Indra?" tanyaku.
"Iya mas bener, siapa ya?" tanya satpam.
"Saya Arya pak, anak temannya Pak Indra dan Ibu Anna" ujarku.
"Alila ada?" tanyaku to the point.
"Mbak Alila lagi keluar mas, tapi mas boleh masuk.. eh tapi saya tak konfirmasi ke Ibu dulu yo mas" ucap Satpam dengan logat khas jawa.
"Iya pak, silahkan" kataku mengangguk pelan.
.
."Mas, ayo masuk. Istirahat didalam" ujar Satpam.
"Udah konfirmasi pak?" tanyaku.
"Udah mas, dari Kalimantan too?" tanyanya.
"Iya bener" kataku tersenyum.
"Wes, masuk dulu" ujar satpam ramah.
.
."Widya, iki Mas.. sopo tadi mas?" tanya Satpam lagi.
"Arya" kataku cepat.
"Iyoo, mas Arya diantar dulu kekamar tamu" ujarnya pada seseorang mungkin asisten rumah tangga.
"Oh, iya mas" kata Mbak Widya sedikit bingung.
"Gak usah mbak, saya tunggu disini aja sampai Alila pulang" kataku menolak.Karna aku memang berencana untuk menginap dihotel saja, yah mungkin sehari-dua hari cukup untuk meminta Alila kerumah mama.
"Yo wes Mas, kalau butuh apa apa mbak ada didapur ya" pamit Mbak Widya.
"Iya mbak makasih" kataku sopan.
.
.
.Aku tiba dirumah Alila sekitar jam 1 siang, sambil menunggu aku sedikit berkeliling dirumah milik Alila.
Banyak sekali foto-foto masa kecil miliknya yang lucu disini, tanpa sadar aku mengambil beberapa fotonya menggunakan ponselku. Tidak, aku hanya iseng sama sekali tak ada yang special.
Setelah puas berkeliling aku kembali duduk dikursi tamu, Alila belum juga kembali. Dari tadi aku mencoba menelponnya tapi tak pernah diangkat.
"Mas, gamau bersih-bersih dulu? Bentar lagi adzan magrib. Ini udah jam setengah 6" ujar Mbak Widya.
"Ah iya mbak, bentar saya ganti baju. Masjid dekat sini dimana ya?" tanyaku.
"Deket kok mas, nanti pergi bareng Pak Tito aja satpam depan" ucap Mbak Widya.Setelah ganti baju dan bersiap aku langsung menuju masjid untuk sholat magrib berjamaah. Sepulangnya dari sholat Alila masih belum kembali..
Kemana anak itu..
Aku sudah menunggu hampir 7 jam lamanya."Alila biasa pulang jam berapa mbak?" tanyaku pada Mbak Widya.
"Mbak Alila biasa pulang cepat kok mas, cuma ini saya gatau kenapa belum pulang" ucap Mbak Widya.
"Udah ditelpon?" tanyanya lagi.
"Udah, tapi gak diangkat" kataku pelan.
"Sambil istirahat aja mas dikamar" ucap Mbak Widya.
"Udah gpp mbak, mbak lanjut aja istirahat" kataku senyum.
"Yaudah, kalau perlu apa apa panggil aja yo mas" pesan Mbak Widya kubalas dengan anggukan kepala.22.30
"Ngapain lo disini?" ucap seseorang yang suaranya sudah tak asing ditelingaku.
"Udah pulang?" kataku sambil mengerjapkan mata karna tertidur sebentar.
"Ngapain lo disini?" tanyanya ulang.
"Keluar" ucapnya cepat.Aku yang baru saja terbangun rasanya masih belum bisa mencerna setiap perkataan dari bibirnya, jadi aku hanya terdiam sesaat.
"Aku udah nunggu kamu dari jam 1 siang" kataku saat benar benar sadar.
"Keluar!" ucap Alila pelan tapi penuh penakanan.
"Kamu masih marah?" tanyaku.
"Gue bilang, keluar sekarang" ujarnya lagi menatapku.Disana aku melihat emosi yang selama ini ia tahan, emosi yang sama sekali tak pernah ia lihatkan selama ini padaku.
"Aku kesini.. Untuk minta maaf" ucapku balik menatapnya.
"Lo tuli? Gak denger apa yang gue bilang dari tadi?" ucapnya.Demi tuhan.
Untuk pertama kalinya bocah ini, maksudku Alila bersikap sedingin ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something About Alila
RomanceTidak mudah menggantikan seseorang dihatinya. Seseorang yang begitu ia specialkan.. Aileen namanya.. Dan namaku Alila. Aku akan memastikan Arya akan melupakan Aileen untuk selamanya. Dia pantas untuk mencintai, seseorang yang juga mencintainya.