"Aku kesini untuk minta maaf" kataku
"Cihh.. Kemana aja lo selama ini" ujar Alila ketus.
"Aku minta maaf, aku salah" ucapku.
"Salah? Apa kesalahan lo?" tanya Alila menatapku.
"Aku.." kataku terbata.
"Udahlah Ar, mending lo balik" kata Alila cuek.
"Mama mau kamu pulang" kataku kehabisan akal.
"Oh? Jadi tante Zahra yang ngirim lo kesini? Bilang sama tante Zahra makasih" kata Alila bergegas pergi."Oh iya, safe flight ya" ujar Alila lagi berbalik kearahku.
"Aku gak bakal balik sebelum kamu pulang sama aku" kataku serius.
"Kalau kamu kesini karna Tante Zahra, gampang kok nanti biar aku telpon tante. Kamu bisa pesan tiket sekarang. Btw aku capek.. Itu pintu keluarnya" kata Alila bergegas pergi menaiki tangga."Aku kesini bukan karna mama" ucapku tiba tiba.
Alila menghentikan langkahnya lalu berbalik menatapku, dan hanya beberapa detik dia melangkah menuju kearahku.
"Stop Ar. Stop buat gue ngerasa special kalau akhrinya lo gatau hati lo itu buat siapa. Gue bukan cewek bodoh yang mau lo sia-siain untuk kedua kalinya" kata Alila lalu meninggalkanku.
Jleb.
Entah kenapa perkataan Alila menusuk, menancap pas dijantungku membuat rasa sesak disana.Dengan terpaksa aku keluar dari rumah Alila menuju hotel, sebelumnya satpam Alila sudah memesankan taksi untukku. Karna aku tak menyewa mobil disini.
"Permisi pak" kataku pamit.
"Iya mas, hati hati" ujar satpam.Setibanya dihotel aku membersihkan diri secepatnya lalu beristirahat.
Aku benar benar bingung.
Apa yang harus kulakukan agar Alila ingin pulang kerumah bersamaku.Hmmmpt.
🖤Keesokan harinya..
Pagi pagi sekali aku sudah bersiap menuju rumah Alila dengan..
1 bouket bunga ditanganku.
Tak lupa sebelumnya aku sudah merental mobil untuk waktu yang tak terhingga. Tadinya aku pikir hari ini aku sudah bisa kembali kerumah tapi karna Alila marah besar mau tidak mau aku harus bertahan sedikit lebih lama.Dan.
Entah aku bermimpi apa semalam sehingg membuatku membawa bunga seperti ini."Good morning" kataku menyapa Alila yang hendak menaiki mobilnya.
"Buat kamu" kataku menyerahkan bunga.Alila terkejut melihatku, sambil menatap bunga yang aku berikan.
"Ngapain masih disini?" tanya Alila.
"Ambil dulu kali bunganya" pintaku.
"Enggak, minggir gue mau pergi" ucap Alila mendorong tubuhku sedikit agar ia bisa masuk kedalam mobil.Yaa..
Alila meninggalkanku tanpa mengambil 1 tangkaipun dari bouket bunga yang aku pegang saat ini.Aku tersenyum melihat bunga, dan menyadari apa yang aku lakukan sekarang.
Aku pernah melakukan banyak hal dulu untuk Aileen, tapi Aileen tak pernah menolakku mentah-mentah begini.
Hanya Alila yang begini..
Mengejarku dari Jakarta ke Kalimantan, lalu pergi dan marah sampai membuatku sekarang ada diJakarta."Mas? Bunganya gak diambil Mbak Alila?" tanya satpam.
Aku hanya menggelengkan kepala.
"Sabar yoo mas, coba lagi" ujar satpam dengan logat jawanya.
"Iya pak, semangat" kataku pada diri sendiri.Aku meninggalkan bunga yang aku bawa tadi ditangga rumah Alila.
Lalu menelpon sang pemilik toko bunga untuk mengirimkan beberapa bunga lagi untuk aku taruh disetiap tangga menuju kamar Alila
Mungkin satu bouket tidak cukup membuat Alila senang.
Setelah semua bunga sudah aku susun rapi, aku pergi meninggalkan rumah Alila untuk makan siang bersama satpam Alila yang bernama pak Tito.
Yah kami jadi berteman sekarang.
16.00
Aku duduk dikursi tamu Alila sambil menunggu Alila kembali.
Tak lama suara mobilnya terdengar membuatku segera menghampirinya.
"Hai?" kataku menyapa.Lagi lagi wajah masam itu masih terlihat diwajah Alila.
"Ngapain lagi kesini?" ucap Alila.
"Aku nyiapin sesuatu buat kamu" kataku menarik tangannya tanpa memperdulikan siempunya tangan."Bunga lagi?" tanya Alila.
"Kamu gasuka?" tanyaku."Mbak Widya..." teriak Alila.
"Iya mbak?" jawab Mbak Widya cepat
"Beresin semua bunga ini" perintah Alila.
"Eitsss kok diberesin? Aku capek loh" ujarku menahan Mbak Widya.
"Aku gak peduli" kata Alila cuek.
"Lo mendingan pergi, gue mau istirahat" ujar Alila menaiki tangga dan melewati bunga yang aku siapkan begitu saja.Aku frustasi setengah mati rasanya😫
😂Alila part
Seharian Arya menelponku tapi tak pernah kuangkat, dan yang lebih membuatku terkejut dia sekarang berada didepanku sedang tertidur pulas disofa tamu.
Kemarahanku seketika hilang melihatnya ada disini, aku tersenyum menatapnya.
Dan saat dia bangun aku sedikit kecewa dengan alasan mengapa dia ada disini.
Jika semuanya karna Tante Zahra, itu sama saja sampai detik inipun Arya belum juga mencintaiku. Membuatku kesal dan menyuruhnya pergi dari rumahku.
Aku pikir dia sudah kembali, ternyata aku salah. Pagi-pagi sekali saat aku hendak pergi Arya sudah berada didepan mobilku dengan 1 bouket bunga membuatku melted dan senyum-senyum seharian..
Tapi sayangnya.
Aku harus menolak bunganya agar ia lebih serius mengejarku HAHA sampai ia mengubah alasannya kenapa aku harus ikut dengannya?!"Beresin semua bunga ini" ucapku penuh penekanan pada Mbak Widya.
Rasanya aku ingin tertawa melihat ekspresi Arya saat menahan Mbak Widya untuk tak menyentuh bunga yang katanya ia siapkan.
Setelah itu aku pergi kekamar, sambil mengecek Arya dari jendela apa dia sudah pergi atau belum.
Tak lama suara mobilnya terdengar, membuatku turun dari kamar secepat mungkin.
Kulihat bunga ditangga tadi sudah bersih.
Mampus.. semoga belum dibuang.
"Mbak Widya?" panggilku.
"Iyak mba?" jawab Mbak widya cepat
"Bunganya mana?" tanyaku.
"Dibelakang mba mau dibuang" ujar Mbak Widya.
"Jangan dibuang" kataku langsung menuju dapur.
"Mana mbak?" tanyaku.
"Itu mba" tunjuk Mbak Widya."Yah bunganya rusak" kataku sedih.
"Mbak bantuin angkat kekamar saya" kataku mencoba mengangkat sekantong bunga yang ditaro Mbak Widya dikantong plastik sampah hitam.Untung saja tidak campur dengan sampah lain-_-
"Makasih mbak" kataku
"Nggeh sama sama, kebawah dulu ya" ucap Mbak Widya pamit
"Iya mbak" kataku.Aku membongkar bunga dari plastik sampah berwarna hitam itu.
Banyak banget bunganya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Something About Alila
RomanceTidak mudah menggantikan seseorang dihatinya. Seseorang yang begitu ia specialkan.. Aileen namanya.. Dan namaku Alila. Aku akan memastikan Arya akan melupakan Aileen untuk selamanya. Dia pantas untuk mencintai, seseorang yang juga mencintainya.