Hmm

594 50 10
                                    

"Alila, jadwal saya nanti siang tolong dikosongin yaa kayaknya gak ada yang penting juga. Saya ada urusan soalnya. Saya keluar dulu" ucap Arya diikuti oleh 'klient' wanita sok tadi.
"Permisi" ucap wanita itu.

Arya pergi bahkan sebelum aku berkata apapun mengenai jadwalnya.

Rasanya hatiku panas sekali hari ini, seolah sedang ada kebakaran didalamnya.

"Permisi, Mbak Alila.. Pak Arya ada?" ucap salah satu staff accounting memasuki ruanganku.
"Nggak ada" jawabku ketus.
"Oh gitu, Mbak saya titip ini ya buat dittd sama Pak Arya" ucapnya.
"Iya taro aja disitu" ucapku asal.
"Oke, permisi mbak" ujarnya lagi pamit.

Siapa Carol?
Klient penting kah? Sampai Arya mengosongkan jadwalnya hanya untuk keluar dengannya.
Hah..
Benar-benar, kepalaku panas sekali rasanya 🤯🤯🤯

Mending aku makan siang aja sekarang!!! Akhhh moodku berantakan sekali hari ini.

Carol.. Carol..
Nama apaan itu.
Cih😑

Aku terus saja menggerutu tak jelas karna memikirkan Arya, sedangkan Arya lagi senang senang makan siang sama si Carol itu-_-

"Hei, mau makan siang?" sapa Dave tiba tiba dikoridor.
"Hai, iyanih" ucapku.
"Bareng yuk" ujar Dave lagi.
"Iya" kataku seadanya.

Akhirnya aku dan Dave sampai dikantin perusahaan yang lumayan besar, disana ada berbagai jenis makanan khas warung tapi rasanya enak.

"Jadi, kamu asalnya dari mana?" tanya Dave tiba tiba.
"Hmm aku lahir diBandung, tapi kuliah di Jakarta dan netap disana" ucapku ramah.
"Terus gimana ceritanya bisa kerja disini?" tanyanya lagi.
"Hmm gimana ya, sebenarnya aku kerja disini sementara doang sih" jawabku sambil mengunyah makanan.
"Ntar deh, kamu udah lulus kuliah?" tanya Dave lagi.
"Belum, aku lagi cuti" kataku.
"Cuti? buat kerja disini?" tanyanya lagi.
"Ya gitu deh, panjang ceritanya" ucapku mencoba mengakhiri pertanyaan Dave.
"Hmm" ujar Dave mengangguk.
"Kalau kamu? Asli orang sini?" tanyaku.
"Nope, aku dari Jakarta juga" ucap Dave senyum.
"Oh yaa? Wow kok bisa samaan gitu" ujarku semangat.
"Haha iya tapi aku udah lumayan lama sih ninggalin Jakarta, maybe sekitar 6 tahun" jelas Dave.
"Okay, dan kamu 6 tahun kerja disini?" tanyaku lagi.
"Yupp! Kamu tau sendiri kan Perusahaan tambang besar disini lumayan banyak, makanya aku tertarik kesini" ucap Dave.
"Hmm lumayan lama juga kamu kerja disini" kataku.
"Iya lumayan lah, dulu aku kerja disini sebelum Pak Arya yang mimpin" jelas Dave.
"Emang ada bedanya waktu dipimpin Om.. Eh maksudnya Pak Rendra?" tanyaku.
"Hmm sama aja sih sebenarnya. Sama baiknya, cuma kalau Pak Arya lebih santai dan cara kerjanya berbeda namanya juga anak muda" ujar Dave.
"Hmm i know" ucapku mengerti.

Setelah makan siang selesai aku kembali menuju ruanganku, dan kulihat Arya masih belum kembali juga padahal sudah lewat jam makan siang.

Dia kemana?

.
.

Jam 2
Jam 3
Jam 4
Jam 5

Arya masih belum kembali.
Kenapa lama sekali.
Apa sebaiknya aku telpon saja?
Iya telpon.
Harus.

Aku segera mencari nomer telpon Arya lalu menelponnya, tapi tidak diangkat sama sekali.

Huf.
Coba lagi deh.
"Tut.. Tut.. Tut.. Tu.. Halo?" jawabnya.
"Halo? Kamu dimana?" tanyaku cepat.
"Aku lagi meeting" jawab Arya.
"Kan udah jam 5 sore? Meeting apa? kan jadwal kamu udah nggak ada" ujarku.
"Iya aku tahu, aku masih ada urusan sama Carol" ujarnya.
"Oh" ucapku pelan.
"Kenapa?" tanya Arya.
"Hmm nggak papa" ujarku.
"Yaudah, aku matiin ya?" tanya Arya.
"Arya tunggu!" ucapku cepat.
"Iya, kenapa?" tanyanya pelan.
"Mobil aku bannya pecah!!?😣" ujarku bohong.
"Hah? Kok bisa?" tanya Arya bingung.
"Nggak tau, tiba tiba pecah. Gimana dong" tanyaku dengan suara panik.
"Yaudah kamu telpon supir mama aja ya" ujar Arya.

Ihhhh.

"Yaudah.. Aku naik grab aja" ucapku putus asa.
"Jangan grab, telpon supir aja" ucap Arya.
"Nggak! Yaudah have fun!" ujarku langsung mematikan panggilan.

Segitu pentingnya si Carol itu.
Dari jam 12 sampai jam 5 tetap nggak mau pisah dari Carol Carol nggak jelas asal usulnya itu.
Bahkan Arya tak menelponku lagi.
Dia benar benar nggak ada rasa sama aku...

Hikssss.
Kenapa nasibku menyedihkan begini.
.
"Mbak Alila?" panggil seseorang.
"Eh bapak" ucapku.
"Saya disuruh Mas Arya jemput mbak, katanya ban mobilnya pecah ya mbak?" tanya supir Arya.
"Oh itu, udah enggak pak. Saya bisa pulang sendiri. Bapak deluan aja" ucapku malas.
"Jangan mbak, nanti saya dimarahi Mas Arya" ucapnya.
"Gpp, udah bapak pulang sekarang. Kalau ditelpon Arya bilang aja saya udah sama bapak. Okay!" ucapku langsung masuk kedalam mobil.

Huff.
Mending sekarang aku kemall aja biar nggak galau.
"Iya bener, cuss kita ke mall" ujarku pada diri sendiri.

Akhirnya aku pergi berbelanja semauku, kalau dipikir pikir aku sama sekali belum memakai uang belanja yang mama kirim, lumayan untuk menghilangkan rasa galau tak berarti ini.

Arya Part😈

"Yah semoga cafe kamu lancar ya" ujarku tersenyum pada Carol.

Iya dia Carol.
Sahabatku sejak kuliah.
Sebenarnya dia tinggal di Batam, tapi memilih membuka usaha disini.

Ia membuka sebuah coffee shop dengan design yang sangat bagus, dan lokasinya tidak terlalu jauh dari kantorku. Alasannya membuka coffe shop didekat kantorku agar aku tak kesepian dan cepat move on katanya.

Ada ada saja dia, wanita cantik yang aneh. Yang mau saja jauh jauh membuka sebuah coffee shop hanya karna aku 😅

Memang hanya Carol yang tahu bagaimana patah hatinya aku saat Aileen memilih Aideen, jika diingat- ingat memang sangat menyakitkan.

Tapi tak apa, sekarang aku sudah baik baik saja karna ada wanita lucu dan aneh yang secara tiba tiba datang ke hidupku, bahkan sekarang dia menjadi sekertarisku.

Aku tidak menyukainya, tapi dia lumayan membuat fokusku terbagi karna tingkah konyolnya yang seperti bocah.

I think..
Ada..

Something about Alila yang bikin fokusku kadang terbagi.

Maaf ya.
Aku update terus haha..
Lagi klik aja soalnya sama
Arya dan Alila..
Semoga suka.

Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang