Sad

485 41 7
                                    

Arya terduduk dikasur milik Alila, sedangkan sang pemilik sudah pergi meninggalkan kamar.

Arya memikirkan ucapan Alila, seperti ada hal yang janggal dipikirannya tentang gadis itu tapi ia tak tau harus berbuat apa.

Disisi lain Alila terduduk dikursi taman dengan rasa kesedihan karna harus mengucapkan hal bodoh seperti tadi.

"Bego!! Lo udah dapatin dia, tapi malah lo lepas" gerutu Alila sambil memukul kepalanya.
.
.
.

"Saya pamit om, tante" ujar Arya.
Sekilas ia menatap Alila, tapi diacuhkan oleh gadis itu.
"Al? thanks" ucap Arya tersenyum sinis.
"ur welcome" jawab Alila langsung menaiki tangga untuk kekamar.

Ia seperti tak kuasa menahan air mata yang sedari tadi ingin terjatuh dengan deras.
"Gue emang sayang sama Ega, tapi gue maunya Arya" ujar Alila sambil menahan isak tangisnya.

Alila.
"Al are you okay?" tanya mama.

Sekuat tenaga aku menahan tangisku sambil menghembuskan nafas berkali-kali sebelum menjawab pertanyaan mama.

"Ya mom, i'm okay" teriakku.
"Okayy" ucap mama pelan.

"I'm not okayyy... Hksssssss" ucapku pelan sambil memeluk guling yang berada disampingku.
Gue mau Arya!!!

Drrrt.. notif whatsapp

Arya🖤
"Temuin aku! Aku tunggu dicafe Olland jam 7 malam"

Seketika aku berhenti menangis saat menatap notifikasi dari Arya.

Aku harus gimana?
Aku gabisa lepasin dia gitu aja..

MyStupidEga🐷
"Baby, aku sama mama papa mau kerumah kamu jam 7 . Kamu gapapa kan?"

Rasanya aku ingin pergi saja dari dunia wattpad ini ya ampun thor😢

Author : Sorry aku gatau juga kenapa bisa gini 😅

Back to story.

Aku bersiap untuk bertemu Ega dan keluarganya, dan juga bertemu Arya jika memungkinkan.

"Alilaaa cantik banget sayang" sapa Tante Risya ibunya Ega.
"Makasih tante" ucapku.
"Hai" sapa Ega.

Aku hanya tersenyum tipis menatapnya, aku sebenarnya bingung dengan situasi aneh ini. Bingung harus bersikap seperti apa.

"Makasih ya udah datang" ucap mama.
"Sama sama sis" jawab Ibunya Ega.

Kamipun berkumpul dimeja makan untuk makan malam bersama.

"Are you okay?" bisik Ega pelan.
"Hah? Iya" kataku cepat langsung meletakan ponselku disamping gelas.

Sekilas aku melihat pesan dari Arya yang mengatakan ia sudah sampai dicafe tempat kami janjian untuk bertemu.

Apa yang harus aku lakukan?

"Alila, om boleh tanya sesuatu?" tanya Om Tommy tiba tiba.
"Iya om?" jawabku ramah.
"Alila sayang kan sama Ega? kan kalian udah berteman dari dulu" ucap Om Tommy tersenyum.
"Sayang lah om, malah udah kayak saudara sendiri" ucapku menatap mata Om Tommy.

Papa yang mendengar itu langsung terbatuk saat ia sedang meminum minumannya, dan seketika menatap kearahku.

Semua orang saling menatap sekarang seolah apa yang aku katakan ada hal yang buruk yang pernah ada.

"Ega, kita jalan keluar yuk biarin mama sama papa bicara berempat" kataku menyudahi kecangguan.
"Iya beb" jawab Ega nurut.
.
.

"Anterin aku ketemu Arya buat yang terakhir kalinya" ucapku pada Ega saat kami diluar.
"Maksudnya?" tanyanya.
"Arya mau pulang hari ini, anterin aku buat ketemu sama dia" pintaku.
"Untuk yang terakhir kali?" tanya Ega ambigu.
"Iya. Terakhir.. Karna setelah ini kita bakal tunangan abis itu nikah. Mama sama papaku udah jelasin semuanya. Dan aku setuju" ucapku datar.
"Kenapa setuju?" tanya Ega menatapku.
"Yaa karna aku mau bantu papa, lagian dijodohkan sama kamu bukan hal yang buruk" ujarku datar langsung masuk kedalam mobil Ega.

Aku sama sekali tak menggunakan hatiku saat mengambil keputusan ini, tapi berakhir bersama Ega aku rasa bukan sesuatu yang buruk meskipun aku tidak mencintainya. Setidaknya Ega bisa mencintaiku selamanya.

Caffe Olland.

Arya : Aku pikir kamu ga datang.
Alila : Mau ngomong apa?
Arya : Duduk dulu.
Alila : Udah, bisa ngomong sekarang?
Arya : Liat kemataku sekarang, terus bilang kalau semuanya cuma mainan buat kamu?!
Alila : Huff Arya! Semuanya cuma mainan buat aku. Cukup?
Arya : Kenapa aku ngerasa semua omongan kamu itu bohong, its not real. At all!
Alila : Udah ya, safe flight!

Saat aku hendak pergi, lagi lagi Arya menahan tanganku dan membawa tubuhku kedalam pelukannya. Aku berusaha keras untuk tak menangis dan langsung mendorong tubuhnya.
"Arya stop" ucapku keras.

Arya menatapku sekarang setelah melepaskan pelukannya.
"I'm in love with you, kamu berhasil" ujar Arya putus asa.
"But i'm not" ucapku menatapnya.
"No, you are!" ujar Arya.
"Bye" ucapku menepuk pundaknya.

Saat keluar dari cafe aku merasakan air mataku jatuh bercucuran dan aku sudah tak bisa menahannya lagi. Aku berharap Arya tak langsung keluar dari cafe karna sekarang aku sedang menangis terduduk didepan pintu cafe yang terbuat dari kayu itu.

"Ayo" ucap Ega menarik tanganku.

Aku hanya menurut dan mengikuti langkah Ega menuju mobil. Aku terus menangis didalam mobil ditemani oleh Ega yang terus memberiku tisu.

"Kalau kamu nangis gini, aku berasa jadi om-om yang lagi mau nikahin anak gadis orang" celetuk Ega.
"Gak gitu" ucapku sambil menarik ingus pada tisu yang ia berikan.
"Then, what? kamu nangis kayak gini" ucap Ega.
"Lo tau kan gue susah payah dapatin dia, terus pas udah dapat gue harus lepasin dia. Ngerti gak lo perasaan gue. Hah?" ucapku ngegas.
"Dan kamu tau nggak gimana perasaanku waktu kamu ngejar dia susah payah kayak gitu, sedangkan aku selama ini susah payah buat selalu ada buat kamu. Ngerti gak perasaanku gimana?" tanya Ega penuh penekanan.
"Fine. Sekarang gue kan milik lo seutuhnya!" ucapku tegas.
"Tapi gue mau hati lo" ujar Ega pelan.

"Tapi gue mau hati lo" ujar Ega pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang