🖤

630 54 2
                                    

"Alila, keruangan saya" ucap Arya pada sambungan telpon.
"Ok" jawabku singkat.
.
.
"Permisi pak" kataku saat membuka pintu ruangan Arya.
"Iya" ucap Arya menatapku.
"Udah di tanda tangan?" kataku langsung melirik berkas yang berada ditangan Arya.
"Kamu kenapa?" ucap Arya tiba tiba.
"Kenapa? Aku?" tanyaku sok polos.
"Iya kamu, masa aku" ujar Arya masih menatapku.
"Gk papa" ujarku singkat mengalihkan langsung mengalihkan pandangan.
"Ini berkasnya" ucap Arya sambil memberikan berkas ketanganku.
"Permisi" ujarku langsung berjalan keluar.
"Alila?" panggil Arya tiba tiba.
"Ya?" jawabku singkat tanpa menoleh.
"Gk jadi" ujar Arya.

Aku langsung keluar dari ruangan Arya, rasanya aku kesal sekali padanya tapi aku juga sangat ingin menatapnya-_-

Pekerjaan hari ini benar-benar banyak sekali, padahal baru setengah hari kerja.
"Alila, keruangan saya" ucap Arya lagi tiba tiba menelpon.
Huff.
Apalagi coba.
"Kenapa?" tanyaku langsung saat membuka pintu ruangan miliknya.
"Bisa buatin saya kopi?" ucap Arya sambil menatapku.
"Harus aku banget yang buat?" ucapku asal.
"Hmm, gamau buatin?" ujar Arya menatapku.

"Hmm, gamau buatin?" ujar Arya menatapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangke banget nih cowok.
Kayaknya sadar banget kalau dia cakep, tatapan matanya menusuk jantung gue sampai tembus kemana mana tau udah -_- kesel gue lama lama.

"Oke" kataku langsung menutup pintu ruangannya tanpa berdebat.
.
.

"Alila?" panggil seseorang.
"Hey, Dave?" kataku senyum.
"Mau ke pantry juga?" tanyanya ramah.
"Iya nih, mau buat kopi" ucapku senyum.
"Yaudah yuk bareng" ujar Dave sambil membukakan pintu pantry dan menyuruhku berjalan deluan.
"Suka kopi juga?" tanya Dave sambil mengambil gelas.
"Nope, aku gasuka pahit. Idup ku udah pahit soalnya wkwk" ujarku sambil tertawa.
"Hahaa lah terus bikin kopi untuk siapa?" tanya Dave.
"Buat boss" kataku sambil menuangkan air panas.
"Hmm, Pak Arya lagi banyak kerjaan ya?" tanya Dave tiba tiba.
"Sepertinya" kataku ragu.
"Minggu depan kan Aku sama Pak Arya mau kelokasi tambang ngecek proyek" ucap Dave.
"Oh ya? dimana?" tanyaku.
"Kamu gak baca agenda Pak Arya?" tanya Dave.
"Hmm baca, tapi nggak ada ngecek proyek deh" ucapku sambil mikir.
"Hmm berarti Pak Arya belum ngasih tau mungkin, soalnya dadakan" ujar Dave.
"Oh gitu, yaudah deh aku deluan ya Dave" ucapku pamit.
"Kamu ikut Pak Arya kan nanti ngecek proyek?" tanya Dave cepat.
"Idk, will see" ucapku segera berlalu.
"Alila, wait" ujar Dave memanggilku.
"Hmm?" tanyaku langsung menoleh.
"Ntar pulang kerja bareng siapa?" tanya Dave.
"Hmm sendiri aja deh kayaknya" ucapku.
"Deluan ya Dave, takut keburu dingin kopinya hehe" tambahku langsung berlalu.
"Okay" ucap Dave pelan.

"Ini kopinya" ujarku pada Arya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini kopinya" ujarku pada Arya.
"Thankyou" ucap Arya.
"Hmm" ucapku berlalu.
"Arya?" panggilku saat berada diujung pintu.
"Ya?" ucapnya menatapku.
"Hmm kamu minggu depan mau ngecek proyek?" tanyaku.
"Oh itu, Iya sama Dave" jelasnya.
"Aku ikut nggak?" tanyaku.
"Mau ikut?" tanya Arya.
"Boleh?" tanyaku lagi.
"Ya boleh aja, cuman perjalanan kesana lumayan jauh sekitar 5 jam perjalanan, sinyal agak sulit. Yakin mau ikut?" tanya Arya.
"Hmm kalau kamu gak bolehin ya aku nggak ikut" ucapku pelan.
"Dasar cewek, tinggal bilang aja mau ikut susah banget" ujar Arya asal.
"Ih apaan" kataku kesal.
"Yaudah aku mau kamu ikut, kemanapun aku kerja kamu harus ikut" ujar Arya tiba tiba.
"Tau ah, aku banyak kerjaan" ucapku langsung menutup ruangan Arya.

HAHA
ANJAY GAK SIH
TADI KESAL, SEKARANG KAYAK ANAK SMP YANG LAGI KASMARAN GUE.
YA TUHAN.

Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang