😑

613 46 11
                                    

"Makasih ya tadi udah minjamin pundak" ujar Arya saat kami sudah tiba didepan rumah.
"Iya, lain kali kalau capek apalagi ngantuk. Please jangan coba coba nonton kebioskop" ucapku tegas.
"Bahaya" sambungku lagi.
"Kok bahaya?" tanya Arya bingung.
"Bahaya lah, kalau tadi disamping kamu bukan aku. Terus kamu mau nyender dipundak siapa sepanjang film-_-" ucapku sok kesal.

Padahal dalam hati jingkrak gak jelas.
"Hahaa kalau bukan kamu disamping aku tadi, aku gak bakal tidur lah" ujar Arya sambil melepas seatbelt.
"Kok gitu?" tanyaku mengikutinya keluar mobil.
"Kamu maunya aku jawab apa?" tanya Arya menatapku.
"Ih apaan sih, udah ah. Good night" ucapku meninggalkannya masuk kedalam rumah.

Hmm.
Malam ini indah sekali rasanya.
Tanganku..
Aku gak mau cuci tangan 🤸‍♀🤸‍♀🤸‍♀

.
.

"Pagi tante, om" ucapku menyapa.
"Pagi cantik, gimana kerjaan kamu? kamu suka?" tanya Tante Zahra.
"Suka tante, cuma agak capek juga ternyata kerjaan Arya banyak juga" ujarku curhat.
"Iya Arya emang sejak beberapa bulan yang lalu lagi giat giatnya kerja, you know lah yang tante maksud" ujar Tante Zahra tak kalah curhat.
"Udahlah mah, gausah dibahas" timpal Om Rendra.
"Udah, tante sama om tenang. Kan sekarang ada Alila. Nanti jadwal Arya pelan pelan Alila atur biar gak terlalu sibuk" ucapku senyum.
"Iya harus itu Al, dulu Arya itu nggak terlalu ngabisin waktu dikantor. Tapi karna dia... " ucap Tante Zahra terhenti saat langkah kaki Arya mendekat pada meja makan.
"Pagi Mah, Pah.. Al" sapa Arya cuek.
"Morning" jawabku.
"Lagi cerita apaan tadi?" tanya Arya sambil mengoles selai pada rotinya.
"Ini lagi dengarin cerita Alila, katanya dia suka kerja dikantor kamu" ujar Tante Zahra.
"Iya, diajarin terus tuh Alila sampai lancar sama pekerjaannya" tambah Om Rendra.

Arya tak menanggapi, hanya menaikan alisnya sambil melahap roti yang ia olesi selai serikaya tadi.

"Oh iya Al, mama kamu pesan ke Tante buat beliin kamu mobil. Tapi tante bilang kamu pakai mobil tante aja lagian mobil tante jarang banget dipakai soalnya tante pakai supirnya si om" ucap Tante Zahra tiba tiba.
"Kalau kamu mau jalan kemana gitu kan gampang kalau pakai mobil sendiri, ini kunci mobilnya" ujar Tante Zahra menyerahkan kunci mobil.
"Nggak papa tan?" tanyaku terkejut.
"Iya, kamu pakai aja sesuka kamu. Anggap aja mobil kamu sendiri daripada mama kamu beli lagi kan sayang kamu disini cuma beberapa bulan" ucapnya lagi.
"Makasih ya tan" ucapku senyum.
"Jangan sungkan ya Al, santai aja sama Om dan Tante, apalagi sama Arya. Ya nggak Ar?" ucap Om Rendra melirik Arya.
"Hmmm" jawab Arya seadanya.
"Kamu berangkat bareng aku atau gimana?" tanya Arya.
"Sendiri aja deh, biar aku hapal jalan" ucapku.
"Ok, aku berangkat deluan. Pastiin jangan telat lagi. Mah, Pah.. Arya pergi dulu Assalamualaikum" ucap Arya pamit.
"Tante.. Om.. Ale juga berangkat dulu" ucapku pamit.

.
.
Dikantor

"Arya, ada?" ucap seorang wanita tanpa mengetuk pintu.
"Siapa ya?" tanyaku.
"Arya ada nggak?" tanyanya lagi.
"Ya, anda siapa?" tanyaku balik.
"Kamu sekertaris baru?" tanyanya dengan nada sok.
"Iya" jawabku tak kalah sinis.
"Huf aku Carol, Arya ada?" tanyanya lagi.

"Huf aku Carol, Arya ada?" tanyanya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah buat janji?" tanyaku menatapnya.
"Lama ya?!" ucapnya langsung menuju pintu ruangan Arya.
"Eh" ucapku terkejut melihat sikap wanita itu.
"Are you busy?" tanya wanita itu saat pintu ruangan Arya sudah terbuka.
"Oh hey, kapan kamu datang?" tanya Arya.
"Alila, bisa tinggalin kita berdua" ucap Arya padaku yang sedang berdiri didepan pintu.
"Hah? O.. Oke" ucapku cuek.

Siapa dia, kok aku nggak tau.
Tante Zahra juga pasti gak tau.
Apa mungkin klient ya?

Tapi..
Masa klient bisa seenaknya gitu masuk ruangan Arya.

Klient special?
Oh shit.
Gak bisa dibiarin..
Ahhhhh.
Cobaan apa lagi ini Ya Tuhan...

Something About AlilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang