"Nayoen??"
"Jeongyeon???"
Ternyata itu Nayoen dan Seok Jin lalu anak kecil itu adalah anak mereka Haeun. Jeongyeon pun akhirnya bertemu dengan mereka.
"Jeongyeon-aa... kau benar-benar susah kembali???" Tanya Nayeon senang.
Jeongyeon mengangguk. Mereka pun akhirnya melepas kerinduan selama beberapa menit. Karena Jeongyeon harus bergegas kembali menuju Kedai karena Jihyo baru memberikannya pesan jika dirinya harus segera kembali.
"Minggu depan ulang tahun Haeun kau harus datang ya" teriak Nayoen pada Jeongyeon yang berlari menuju halte bus.
"Akan aku usahakan" balas Jeongyeon sebelum akhirnya naik ke Bus.
Jeongyeon pun berlari menuju ke Kedai.
"Bibi Ini sudah aku beli" kata Jeongyeon memberikan bungkusan yang ia beli pada Bibi Nam.
"Gomawo Jeongyeon-aa" kata Bibi Nam.
Jeongyeon pun akhirnya keluar dari dapur. ia ingin menyapa Paman dan Bibi Park. Ia pun mencari ke sekeliling ruangan tapi tak menemukannya. Jeongyeon pun menghampiri Jihyo yang menjaga di kasir.
"Apa keluarga Park sudah pulang???" Tanya Jeongyeon.
"Keluarga Park??? Baru saja pergi" kata Jihyo cepat.
"Jeongyeon... Paman Yoo dan Keluarga Park sudah sangat dekat???" Tanya Jihyo penasaran.
Jeongyeon mengangguk "iya Appa dan Paman dan Bibi Park adalah teman sekolah" kata Jeongyeon menjelaskan.
"Pantas saja... mereka sering mampir tapi hari ini mereka membawa anak mereka" kata Jihyo tersenyum kecil.
"Anaknya itu tampan sekali.... kau pasti mengenalnyakan??? Jika dia belum punya kekasih... aku boleh meminta nomornya tidak???" Tanya Jihyo sambil senyum-senyum sendiri.
"Aku??? Aku bahkan tak pernah bertemu dengannya" kata Jeongyeon cepat.
Jihyo menunduk lemas "kukira kalian sudah kenal baik"
"Sudahlahh... bukankah kau masih kuliah??? Belajar yang benar" kata Jeongyeoen menasehati.
"Kau memang yaaa... selalu gila belajar... bersenang-senanglah sedikit" kata Jihyo paham dengan sifat temannya ini. Mereka memang pernah satu sekolah yang sama tapi saat sekolah dasar. Jihyo sangat dekat dengan Jeongyeon karena sering membantunya belajar.
Jeongyeon tersenyum dan kembali ke dapur. Jeongyeon kembali membantu perkerjaan dapur yang banyak. Setelah menyelesaikan semua, waktu berjalan begitu saja hingga Kedai pun tutup. Perlahan-lahan para pegawai pamit pulang. Hingga menyisahkan Jeongjin dan Jeongyeon. Mereka saat ini sedang duduk di salah satu kursi makan untuk pelanggan sambil menyesap teh panas dan berbincang kecil. Jeongyeon banyak menceritakan kejadian-kejadian lucu saat dirinya belajar di Jerman dan itu membuat Jeongjin terus saja tertawa.
"Anak kecil itu memang sangat sulit sekali jika diobati" kata Jeongyeon kesal mengingat dirinya saat pertama kali menangani anak kecil ia benar-benar dibuat kelelehan hingga ia mencari akal dengan memberikan mereka permen supaya mau duduk diam.
"Aku jika disuruh mengambil spesialisku.... Dokter Anak akan menjadi list pertama yang akan aku coret" kata Jeongyeon cepat.
Jeongjin kembali tertawa. Hingga seketika ia menghentikan tawanya dan menatap anaknya serius.
"Jeongyeon-aa...." panggil Jeongjin pada anaknya.
"Ne??" Jawab Jeongyeon cepat.
"Menikahlah dengan Anak Paman dan Bibi Park" kata Jeongjin seketika membuat Jeongyeon membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOISE ✅
FanfictionJeongyeon terpaksa menerima perjodohan yang diatur Ayahnya dengan Anak teman Ayahnya yang ternyata merupakan temannya juga saat masih bangku Sekolah. Tujuan utamanya hanya membahagiakan Ayahnya. Maka dari itu ia menerimanya dengan lapang dada. Ia h...