Jimin menghembuskan napasnya lemas. Matanya pun berputar dan kali ini ia dapat melihat Jeongyeon yang menyajikan makanan untuk para tamu yang datang memberikan salam terakhir untuk Jeongjin.
Langkah Jeongyeon terhenti saat Matanya bertemu dengan Jimin. Selama beberapa menit mereka saling menatap satu sama lain hingga akhirnya Jeongyeon berbalik badan dan kembali melakukan pekerjaannya.
Jimin pun pamit untuk kembali masuk. Ia harus menemui Jeongyeon saat ini. Itulah yang Jimin tahu saat ini. Ia memang tidak mengerti jalan pikiran Jeongyeon tapi Jimin tak akan membiarkan Jeongyeon sendiri lagi.
Saat melangkah masuk keruangan langkah Jimin terhenti saat seseorang menyebutkan nama Jeongyeon dari balik tembok.
"Ahh... jadi nama anaknya Yoo Jeongyeon..." kata seorang wanita berbicara bersama kedua temannya.
"Iyaa... dia itu Anaknya Sekeretaris Yoo..." tambah temannya yang lain
"Kau tahu... Saat berada di kantor.. Aku pernah melihatnya sesekali mengunjungi Park Jimin Sajangnim..." kata wanita ketiga yang juga berada disana.
"Mereka bahkan pernah keluar sambil berpegangan tangan... Wanita murahan itu benar-benar luar bisa" tambah wanita ketiga itu lagi.
"Dengan tampang begitu... bisa-bisanya ia memanfaatkan Park Sajangnim" balas wanita lainnya sambil menghembuskan napas meremehkan.
"Aku juga pernah mendengar jika dirinya juga tinggal di kediaman Park Sajangnim..." kata wanita kedua jengkel.
"Ia benar-benar wanita murahan..."
"Benar-benar wanita benalu..."
"Apa dia tidak tahu malu sama sekali??"
"Mungkin ia juga telah menjual harga dirinya....
"Kurasa ia benar-benar mendapatkan banyak uang dari kelakukan sialannya itu... dan lihatlah sekarang ia mendapatkan imbalannya karena telah mengambil untung dari Keluarga Park"
"Ayahnya meninggal karena kelakukan bodohny...."
PRANNNGGG!!!
Jimin membanting kesal sebuah Vas Bunga yang berada didekatnya. Dan Membuat dirinya menjadi sorotan banyak orang. Begitupun ketiga wanita yang bergosip itu terlihat kaget bukan main melihat Jimin berada tak jauh dari mereka berdiri. Jimin menghembuskan napas kesal. Ia manatap sinis ketiga wanita sialan itu yang berani-beraninya berbicara jelek tentang Jeongyeon.
Dirinya semakin kesal karena Tiga wanita sialan itu adalah Karyawan di Park Company. Jimin pun mengkode soerang pelayan untuk membersihkan pecahan kaca yang berserakan dilantai lalu Jimin berjalan mendekat kearah Ketiga perempuan itu.
"Mulai besok Jangan pernah lagi datang ke Kantor..." kata Jimin tajam.
"Kalian sangat menjijikan" tambah Jimin lagi berjalan melewati ketiga wanita yang bergosip tentang Jeongyeon tadi.
Ia berjalan lurus menuju kearah Toilet yang berada di ujung lorong. Langkah Jimin terhenti saat menemukan Jeongyeon bersembunyi dibalik tembok. Ia terdiam menyandarkan tubuhnya di dinding. Matanya terlihat berkaca-kaca. Sepertinya Jeongyeon mendengar perkataan tiga wanita sialan itu. Jimin benar-benar semakin membenci mereka saat ini.
"Jeongyeon.." panggil Jimin pelan.
Ia ingin mengapai Jeongyeon tapi seketika Jeongyeon langsung menepis tangan Jimin dan berjalan pergi. Jeongyeon pasti mendengar semuanya. Ia pasti sangat kesal dan sakit hati saat ini. Tapi kembali Jimin hanya bisa diam karena Jimin paham jika Jeongyeon perlu waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOISE ✅
FanfictionJeongyeon terpaksa menerima perjodohan yang diatur Ayahnya dengan Anak teman Ayahnya yang ternyata merupakan temannya juga saat masih bangku Sekolah. Tujuan utamanya hanya membahagiakan Ayahnya. Maka dari itu ia menerimanya dengan lapang dada. Ia h...