Setelah kejadian itu, Jimin terus saja memikirkan Jeongyeon. Ia menjadi penasaran akan perempuan yang sejak dulu sering berada didekatnya tapi Jimin benar-benar tak pernah mengenalnya dengan baik. Jeongyeon seperti memiliki rahasia dan tak banyak orang yang tahu. Bahkan tak ada yang tahu apa yang ada dalam pikiran dan hatinya. Tapi Jimin percaya jika beberapa orang terdekatnya pasti tahu masalah ini. Ya, Jimin yakin Nayeon tahu itu.
"Jimin..."
"Ya???" Jawab Jimin menyadari jika Seok Jin ada didepannya.
"Yakkk!!! Akhir-akhir ini kau sering sekali melamun??? Apa terjadi sesuatu??? Apa karena perjodohan itu lagi??? Kukira masalahnya sudah selesai" kata Seok Jin duduk di kursi dan meletakannya didepan meja Jimin sehingga meraka bisa berbicara dengan nyaman.
"Masih ada beberapa hal yang harus kuurus..." kata Jimin lagi.
"Hari ini kau tak lupa, kita akan mengerjakan proyek di rumahku" kata Seok Jin lagi.
"Yakk!! Jangan bilang kau lupa... aku sudah mengajak Jungkook, Taehyung dan Namjoon untuk membantu karena mereka paham dibidang yang sedang kita kerjakan" kata Seok Jin menambahkan.
"Nee... aku tak lupaa... Hyungg tenang saja" kata Jimin cepat.
"Bagus kalau begitu..." kata Seok Jin beranjak pergi.
"Hyungg!!" Panggil Jimin sebelum Seok Jin keluar dari ruangannya.
"Apaa???"
"Apa Nayeon ada dirumah saat ini???" Tanya Jimin antusias.
"Sekarang dia pasti sedang menjemput Hauen... dia juga bilang akan berbelanja karena persedian dirumah sudah habis... kau ada perlu apa dengan Nayeon???" Kata Seok Jin lagi.
"Ahh!!! Begitu..." kata Jimin mengantung.
"Yakkk!!! Nayeon istriku!!! Kau jangan macam-macam dengannya!!!" Kata Seok Jin tak mengerti arah pikiran Jimin.
"Hyungg... Astaga... itu tidak mungkinn... Aisshhh Jinjjaa!!!" Kata Jimin mengerti arah pembicaraan Seok Jin.
"Aku hanya ingin menanyakan tentang Jeongyeo..." belum selesai Jimin menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba suara deringan telepon berbunyi.
"Pokoknya kau jangan ganggu Istriku!!" Kata Seok Jin keluar dari ruangan Jimin.
"Hyungg..." panggil Jimin tapi terlambat dan berakhir ia harus menjawab teleponnya dahulu.
.
.
.
.Jimin dan Seok Jin pun akhirnya sampai dikediaman keluarga Kim Seok Jin. Rumah itu tampak gelap. Menandakan Nayeon dan Haeun tak ada dirumah. Beberapa menit kemudian Jungkook, Taehyung dan Namjoon datang bersamaan. Mereka pun langsung menuju ke ruang keluarga untuk mengerjakan Proyek mereka.
"Kalian mau makan apa??" Tanya Seok Jin pada teman-temannya.
"Apa saja Hyung" jawab Jungkook cepat.
"Pizza.. aku mau Pizza dan Chicken" kata Taehyung cepat.
"Halo.. Nayeon-aa... kau masih diluar?? Belikan kami Pizza dan Chicken saja" kata Seok Jin yang ternyata sedang menelpon Nayeon. Jimin yang tadinya fokus langsung memperhatikan Seok Jin cepat. Nayeon pasti tiba sebentar lagi.
"Hmmm... beli dua saja... tidak banyak yang datang hari ini" kata Seok Jin lagi.
"Hmm.. cepatlah pulang... Hati-hati di jalan" kata Seok Jin lagi.
Pembicaraan pun berakhir. Jimin pun langsung mengalihkan pandangannya. Akhirnya Nayeon datang, Jimin bisa menanyakan masalah Jeongyeon pada Nayeon. Benar saja setengah jam kemudian, Suara Haeun bergema di depan pintu. Seok Jin pun langsung bangkit dan menjemput anaknya masuk.
"Haeun-aa!!!" Panggil Sang Ayah pada Anak perempuannya.
"Apppaa..." Haeun langsung melompat ke pelukan Appanya. Mereka pun masuk dan Haeun langsung menyapa paman mereka.
"Anyonghaseyo... Paman Namjoon, Paman Tae, Paman Jim dan Paman Kookie" Sapa Haeun sambil tersenyum manis.
Haeun pun langsung turun dari gendongan Ayahnya dan berlari menghampiri Taehyung, Jungkook dan Namjoon. Seok Jin pun seketika pamit menelpon Sepupunya. Mereka pun langsung bercanda ria bersama Haeun. Beberapa menit kemudian Nayeon masuk sambil membawa banyak plastik belanjaan. Tak lupa Pizza dan Chicken yang tadi dipesan.
"Ini makanan untuk kalian..." kata Nayeon meletakkan Pizza dan Chicken diatas meja. Dia pun kembali berjalan menuju dapur. Dengan cepat Jimin bangkit berdiri dan membantunya.
"Biar kubantu" kata Jimin mengambil beberapa belanjaan di tangan Nayeon.
"Terima kasih" kata Nayeon senang.
"Taruh saja diatas meja itu..." kata Nayeon pada Jimin setelah mereka sampai didapur. Jimin pun meletakkannya sesuai perintah Nayeon. Setelah itu ia kembali terdiam didepan meja itu. Nayeon masih sibuk meletakkan beberapa makanan ke kulkas. Jimin jadi enggan bertanya tapi rasa penasarannya lebih besar sekarang.
"Nay.."
"Ohh?? Kau masih disini?? Ada apa??? Apa kalian membutuhkan sesuatu??? Atau mau kumasakan makan malam??" Tanya Nayeon sambil mengeledah belanjaannya yang dibawa Jimin diatas meja.
"Bukann begitu.." kata Jimin ragu.
"Lalu ada apa?? Apa kau memerlukan sesuatu???" Tanya Nayeon memberhentikan pekerjaannya dan menatap Jimin serius karena gerak-gerik Jimin sedikit aneh. Ia seperti panik dan takut tapi tidak juga. Nayeon jadi bingung.
"Begini... kau kan sangat dekat dengan Jeongyeon..." kata Jimin mengantungkan kalimatnya ragu.
"Jeongyeon??? Ada apa??? Apa terjadi sesuatu antara kalian???" Tanya Nayeon cepat.
"Tidakk!! Tentu saja tidak!! Waktu itu aku hanya tak sengaja melihatnya di suatu tempat..." kata Jimin mengarang cerita aneh.
"Dia tampak tak baik... dia terlihat sedih... aku hanya ingin membantu tapi aku tak terlalu mengenalnya... apa dia pernah cerita sesuatu padamu?? Apa akhir-akhir ini ia baik-baik saja???" Tanya Jimin antusias.
Nayeon menghembuskan napasnya lemas. Ia jelas tahu kenapa Jeongyeon sering terlihat sedih. Dari dulu hingga sekarang Jeongyeon memang tampak baik-baik saja dengan orang tapi saat dia sendirian ia akan kembali sedih, murung, dan pendiam. Itu semua karena ia terus saja mengingat ibunya yang sudah meninggal. Disatu sisi Jeongyeon terus merasa jika ia ingin sekali menemui Ibunya tapi disisi lain terus saja mengatakan jika dirinya yang telah merenggut nyawa ibunya. Bahkan Nayeon sering berkata jika itu bukan salahnya tapi Jeongyeon tak pernah mendengarkannya dan terus saja menganggap dirinya-lah penyebab Ayahnya Menderita karena kehilangan wanita yang paling ia cintai. Dan sekarang beban Jeongyeon bertambah berat saat mengetahui penyakit yang menimpa Ayahnya. Ia pasti saat ini sangat sedih dan stress. Tapi Nayeon tak bisa berbuat apa-apa. Jeongyeon termasuk orang yang keras kepala.
"Jimin... lebih baik kau jangan mencampuri urusan orang lain..." kata Nayeon serius. Ya, Nayeon sudah berjanji pada Jeongyeon untuk tak memberitahu apapun masalah Ibunya dan juga Ayahnya yang sedang sakit sekarang. Suaminya bahkan tak tahu apa-apa. Nayeon menyimpannya sendiri.
"Apa maksudmu!!!"
"Kau tak mengetahui masalah Jeongyeon?? Apa kau tidak peduli dengan sahabatmu sendiri???" Kata Jimin seketika terselut emosi.
"Temanmu dalam masalah dan kau tenang-tenang saja.... tidak berniat membantu atau apapun"
"Wahh!!! Jinjja... Nayeon, aku tak tahu kau sejaha..."
"YAKK!!!"
"Karena aku mengetahuinya makanya aku menyuruhmu tak ikut campur!!!" Nayeon berteriak menyelak perkataan Jimin.
"Kalau kau mengetahuinya, itu sama saja kau menyakiti Jeongyeon!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOISE ✅
FanfictionJeongyeon terpaksa menerima perjodohan yang diatur Ayahnya dengan Anak teman Ayahnya yang ternyata merupakan temannya juga saat masih bangku Sekolah. Tujuan utamanya hanya membahagiakan Ayahnya. Maka dari itu ia menerimanya dengan lapang dada. Ia h...