47

1.3K 197 13
                                    

Jimin berlari dan berlari hingga akhirnya ia sampai didepan ruangan dingin itu. Ia pun membuka pintu ruang tunggu dan ia menemukan Jeongyeon sedang terduduk lemas menundukkan kepalanya sambil terisak kecil. Jimin pun langsung berjalan mendekat.

"Jeongyeon..." panggil Jimin pelan.

Jeongyeon pun mengangkat kepalanya pelan. Ia langsung berjalan mendekat dan memeluk Jimin kuat. Tangisannya tumpah saat berada di pelukan Jimin. Jimin pun langsung membalas pelukan Jeongyeon. Memeluknya erat memberikan kekuatan pada Jeongyeon.

"Paman akan baik-baik saja..."

"Tenanglah" kata Jimin mengusap kepala Jeongyeon pelan.

"Semua akan baik-baik saja..." kata Jimin meyakini.
.
.
.
.
.

Jimin dan Jeongyeon saat ini sedang menunggu kabar dari ruang ICU. Beberapa menit kemudian JaeMyung, Minji dan Jeno pun sudah datang. Hingga akhirnya pintu ruang ICU terbuka dan menampakkan Dokter Park disana.

"Jinyoung Oppa!! Bagaimana keadaan Appa??" Tanya Jeongyeon berlari cepat kedepan Jinyoung. Diikuti Jimin yang berada disebelah Jeongyeon.

"Jeongyeon.. tenangkan dirimu terlebih dahulu... aku akan menjelaskannya" kata Jinyoung lembut. Ia benar-benar sedih melihat Jeongyeon seperti ini juga.

"Jeongyeon... dengar baik-baik perkataanku... Paru-paru Paman sudah benar-benar rusak total... mungkin Kankernya sudah menghilang tapi kita tak bisa menghilangkan efek sampingnya.. dan kau jelas tahu efek dari kemoterapi dan obat sebagainya" kata Jinyoung menjelaskan dengan perlahan. Jeongyeon terlihat shock bukan main. Badannya mulai terasa lemas. Apa semua usaha dan pekerjaannya akan sia-sia?

"Tapi aku akan berusaha yang terbaik Jeongyeon-aa... Aku akan mencoba usaha terakhir ini... tapi aku tak bisa memberikan harapan banyak.... ini semua tergantung tubuh Paman dapat menerima Alat yang akan dipasangkan diparu-parunya atau tidak..." kata Jinyoung cepat.

"Kita harus melakukannya dengan cepat... Appa tidak bisa dibiarkan saja Oppa... Appa harus dioperasi sekarang" kata Jeongyeon membalas.

"Oppaa!!! Aku mohon..." kata Jeongyeon memohon. Kata-katanya tak bisa ia selesaikan karena air matanya tak bisa ditahan lagi.

Jimin pun langsung memegang tubuh Jeongyeon yang siap merosot kapan saja. Jeongyeon benar-benar terlihat kacau saat ini.

"Tapi sekarang kondisi Paman sedang tak memungkin untuk menjalankan operasi" kata Jinyoung seketika membuat Jeongyeon menatapnya cepat.

"Dan aku belum bisa melakukannya operasinya juga.... Terlalu beresiko dan sangat sulit melakukannya" kata Jinyoung lagi sedih.

"Oppa Kumohon!!" Kata Jeongyeon menitihkan air matanya.

"Appa harus selamat... Appa akan baik-baik saja... jadi lakukanlah sesuatu untuk itu" kata Jeongyeon meninggikan suaranya.

"Jeongyeon-aa..." kata Jinyoung mencoba menangkan Jeongyeon.

"Oppaa... Kumohon lakukan operasi sekarang juga" kata Jeongyeon memohon.

"Jeongyeon-aa... Keadaan Paman.."

"Oppa harus melakukan segala cara untuk menyelamatkan Appa... Appa harus bangunn" kata Jeongyeon berteriak kesal.

"Aku saja..."

"Aku saja yang akan melakukannya..."

"Aku juga seorang Dokter... Aku sudah belajar di Jerman... dan aku melakukan semua ini demi Appa" kata Jeongyeon lagi tak bisa berpikir dengan jernih. Ia layaknya orang kesetanan sekarang dan Jimin disampingnya sudah menahan Tubuh Jeongyeon yang siap meledak kapan saja.

CHOISE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang