13

1.4K 174 9
                                    

Jimin dan yang lainnya pun terdiam sejenak. Suara itu berasal dari jalanan.

"Sepertinya ada kecelakaan" kata Yoongu disela makannya.

Jimin terdiam. Entah kenapa pikirannya langsung tertuju pada Jeongyeon yang baru saja pergi.  Ia merasa ada yang tak benar. Entahlah ia merasa takut dan khawatir sekarang. Ia tidak bisa berpikir dengan baik. Tanpa basa-basi, Ia langsung bangkit berdiri dan berjalan pergi. Semua sahabatnya sudah memanggilnya tapi Jimin tak mengubrisnya. Ia masa bodo dan tetap berjalan. Jimin berjalan menuju ke jalanan arah suara berisik berasal. Jimin tersentak kaget saat melihat motor yang Jeongyeon kendarai berada di pinggir jalan tergeletak tanpa tuan. Lalu ujung jalanan sebelah kiri ada sebuah Truk yang menabrak sebuah Tiang. Jimin tak bisa berpikir jernih. Ia langsung berlari menuju kearah kerumunan orang yang berdiri mengelilingi sesuatu.

"Panggil Ambulance"

"Keadaannya kritis"

"Ia tidak bernapas"

Suara ribut menganggu pendengeran Jimin. Ia langsung menyelak masuk diantara kerumunan itu. Ia terdiam saat melihat sesuatu didepannya. Ia kaget sekaligus lega. Orang yang tergeletak di tanah berdarah-darah itu bukan Jeongyeon tapi seorang laki-laki muda. Lalu yang membuat Jimin kaget adalah sekarang Jeongyeon melakukan sesuatu yang tak Jimin mengerti pada orang itu.

"Apa yang terjadi???" Tanya Jimin cepat.

"Orang ini di tabrak oleh Truk" kata Jeongyeon menjelaskan.

"Tangan dan kakinya patah" kata Jeongyeon cepat.

Jeongyeon dengan cepat melepas jaket yang ia pakai. Mengekspos baju tangan buntung putihnya tapi Jeongyeon tak peduli dan lebih mempedulikan orang yang kecelakaan itu. Ia merobeknya menjadi dua bagian. Lalu mengikat tangan laki-laki itu dengan lehernya supaya tidak bertambah luka. Kakinya pun ia ikat dengan sebuah papan yang tadi ia minta oleh seseorang. Ambulance pun datang. Laki-laki itu pun langsung dibawa masuk kesana. Jeongyeon pun akhirnya bisa bernapas lega. Ia memang sering melakukan ini saat berada di Jerman. Pertolongan pertama seperti ini sering ia lakukan saat Prakter di UGD rumah sakit.

Perlahan-lahan pun orang mulai bubar. Jeongyeon pun langsung membersihkan dirinya dari darah laki-laki itu dengan air yang ia taruh di motornya. Ia mengangkat motornya yang sejak tadi terbaring karena dirinya begitu panik. Ya, Jeongyeon kebetulan sedang berhenti disana. Ia melihat dengan langsung kecelakaan itu. Ia langsung meloncat kaget dan meninggalakan motornya begitu saja saat melihat anak laki-laki itu tergeletak di jalanan dengan darah keluar di kepalanya. Ia tidak tahu laki-laki itu bisa selamat atau tidak tapi Jeongyeon sudah semampunya melakukan pertolongan pertama.

"Yakkkk!!!! Kau gilaa???"

Sebuah suara menginterupsi gerakan Jeongyeon. Jeongyeon pun akhirnya sadar jika sejak tadi ada Jimin disana. Entah darimana laki-laki itu datang. Jeongyeon pun melihat kearah Jimin yang sejak tadi berada di belakangnya.

"Kau pikir apa yang kau lakukan??" Kata Jimin ketus.

Jeongyeon terdiam kaget. Ia tidak mengerti maksud perkataan Jimin.

"Apa maksudmu??" Kata Jeongyeon memberanikan diri.

"Aku?? Kau itu apa maksudmu?? Kau bahkan tak mengerti tentang medis dan berani sekali melalukan pertolongan pertama.... bagaimana jika orang itu tak selamat... kau bisa menjadi salah seorang tersangka.... kau mau masuk penjara diusai muda" kata Jimin panjang lebar. Ya, Jimin tak mengerti kenapa Jeongyeon seberani itu melakukan pertolongan pertama dan berani berteriak-berteriak layaknya Dokter handal.

"Aku...."

"Lalu apa ini???... apa kau mencoba mencari perhatian??? Kau pikir dengan memamerkan tubuhmu kau bisa mendapatkan perhatian???"

CHOISE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang