Sebelas tahun kemudian.
Ken sedang bermain tennis lapangan bersama Kestrel sang ayah yang kebetulan hari ini weekend jadi kerjaan libur begitu juga sekolah.
Ken sudah kelas 10 (1 sma) di sekolah milik Qianzi yaitu Ehis, sengaja memilih sekolah milik keluarga karena kakaknya juga ada di situ. Dan karena sekolah itu adalah sekolah legend yang mempertemukan mama dan papanya sampai ke jenjang pernikahan.
Ken : "Ayah, masih kuat kan.? Jangan bilang Ayah sudah lelah sekarang.?" (ejeknya pada ayahnya yang sedang minum di pinggir lapangan)
Ayah : "Jangan meremehkan Ayah. Bahkan skor kita tidak terlalu jauh jaraknya, sebentar lagi kamu yang akan nangis minta ampun pada Ayah."
Ken : "Oho, kita lihat saja nanti. Ayo Ken mulai nih." (bersiap untuk menservice bola hijau tersebut pada ayahnya)
Mereka sudah mulai bermain sejak pagi tadi setelah lari bersama-sama.
Qianzi dan Ayaka setelah ikut lari pagi tadi memilih untuk bermain basket di lapangan yang satunya. Ayaka terlihat kelelahan sejak dimulainya ronde kedua itu. Bundanya yang sudah menua pun sama sekali tidak kelihatan kelelahan padahal permainannya itu tadi sangat sengit.
Qianzi : "Kakak lebih fokuskan ke strategi yang Bunda ajarkan. Masih banyak celah yang Kakak buat sekarang ini."
Ayaka : "Bunda kenapa nggak kelihatan capek.? Kakak hosh merasa lelah sekali hosh." (sambil ngos-ngosan)
Qianzi : "Hm, begini-begini Bunda masih strong. Lusa kan Kakak ada turnamen jadi ini pemanasan buat Kakak supaya Kakak nggak mudah kelelahan."
Ayaka : "Baiklah, ayo kita mulai lagi."
Qianzi yang saat ini sudah berkepala tiga masih kelihatan segar bugar, bagaimana tidak.! Dia selalu rutin olahraga disaat liburan kerja, bahkan tiap pagi selalu yoga supaya badannya tetap terjaga.
Qianzi dan Ayaka yang masih fokus bermain itu sama sekali tidak memperhatikan sekitar. Mereka berdua sekarang sedang diamati oleh seseorang dari luar lapangan sampai mereja tidak menyadari keberadaan orang tersebut. (Hayolo siapa.????😆)
Kestrel dan Ken yang sudah selesai main tennis lapangan tadi langsung berpindah ke lapangan basket yang ada di aula sebelah kolam berenang. Mereka berdua menatap wanita-wanita tersebut dengan sangat teliti sampai tidak disadari keberadaan mereka saking fokusnya mereka berebut bola kesana kemari.
Kestrel : "Kakakmu tidak akan bisa mengalahkan Bunda, Ayah yakin." (sambil memegang raket yang dibawanya tadi)
Ken : "Tapi bagaimana bisa Bunda seperti itu.? Bahkan Ayah juga nggak bisa mengalahkan Bunda sampai saat ini. Kwkwk." (tawanya mengejek ayahnya)
Kestrel : "Kamu belum pernah mencoba sendiri melawan Bundamu itu, jadi jangan mengejek Ayah."
Ken : "Hahaha, Ken mana berani melawan Bunda.! Dulu juga Ken pernah lihat Bunda lawan Paman Je tapi Paman Je juga dikalahkan sama Bunda. Sampai saat ini Ken belum pernah lihat Bunda dikalahkan sama siapapun." (tatapnya kepada sang ayah lalu berbalik menatap bundanya yang ternyata sudah selesai bermain)
Ayaka : "Huh, Bunda sama sekali nggak ngasih peluang buat Kakak." (sambil mendrible bola berwarna coklat tersebut dan berjalan ke arah adik dan ayahnya yang ada di luar lapangan)
Qianzi : "Coba saja kalahkan Ayah dulu baru nanti tantang Bunda lagi. Kalo Kakak bisa mengalahkan Ayah nanti Kakak akan Bunda ajak ketemu sama member NCT.! Bagaimana.? Berani melawan.?" (sudah sampai di depan suami dan anaknya)
Kestrel : "Kenapa bawa-bawa Ayah.? Ada apa.?"
Ayaka : "Siapa takut, tapi Bunda janji ya.!"
Qianzi : "Iya, ayo masuk." (mengajak mereka semua masuk ke rumah)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl And Troublemaker (✔)
Teen FictionSaya tidak pandai membuat desk, jadi kalau kepo sama cerita saya silahkan dibaca ya :) #1_ cewektomboy #1_ icegirl #1_basketgirl #3_tomboygirl #3_balapan