41 • Special Levi x Mikasa

985 62 10
                                    



"Mikasa..."

Panggil pria berparas tampan itu dengan suara merdu. Ia tengah berdiri di ambang pintu sambil memegangngi handle. Ia berbalut kemeja dan celana nampak rapi, seperti akan pergi bekerja.

Mata ebody nya menatap gusar kepada sang pemilik nama, berharap perempuan tersebut bisa mendengar suaranya.

"Mikasa..."

Levi menyebut nama itu lagi berulang kali, tapi sang pemilik nama tak kujung terusik. Hanya sekedar menggeliat pun tidak, apa boleh buat ia putuskan untuk mendatangi orang itu dengan melangkah pelan.

"Bangun sayang, aku harus segera berangkat."

Katanya sambil melirik waker di samping nakas.

Satu tangan Levi yang ada di dalam saku celana keluar, ia julurkan untuk membelai puncak kepala perempuan tukang tidur itu. Anehnya sejelek apa pun sifat Mikasa, Levi tetap akan suka.

Ia tersenyum sambil memandang teduh, kemudian duduk di samping tubuh Mikasa. Mendekatkan wajah lalu mengecup singkat bibir merah seperti buah cherry. Tapi Mikasa bukan snow white yang akan bangun karna sebuah ciuman.



 Tapi Mikasa bukan snow white yang akan bangun karna sebuah ciuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Sekujur tubuhku terasa hangat. Sekilas ada bau harum yang tak asing membangkitkan indra penciuman. Sepertinya aku hapal aroma siapa ini, segera kuputuskan untuk membuka mata. Serasa orang itu ada di dekatku...

Ahh tadi ada yang memanggil aku sayang kan? Apa aku salah dengar?

Sepertinya sinar baskara sudah muncul dari tadi. Itu terlihat dari kaca jendela yang terang di balik gordein. Kusensor ke setiap sudut ruangan. Sontak aku mengernyit, kenapa aku bangun di sini?

Kepalaku miring sambil mengingat kejadian semalam. Tapi sial, aku tak sanggup mengingat apa pun.

Aku berjalan menuju pintu mencari sosok yang telah merenggut ciuman pertamaku. Kubuka pintu kamar, seketika tercium aroma vannila nan lezat melewati hidung. Aku mengikuti aroma yang membuat perut siapa pun menerka, menuju meja makan dan dapur.

Ah, itu dia.

Kuhampiri tubuh penuh guratan otot tengah meplating makanan di atas meja. Rambut dia klimis disapu pomade, mengenakan busana semi formal, dan juga APRON berwarna grey di tubuhnya!

"Terima kenyataan nona, ini sudah pagi. Kebiasaan tidur kerbau-mu belum hilang juga ya?"

Apa sih, pagi-pagi mulutnya bikin kupingku sakit saja. Coba kalau dia tersenyum seperti kemarin. pagiku pasti akan sangat damai.

Attack on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang