42

847 73 17
                                    


Mikasa berjalan menuju pintu gerbang sekolah, selayang keluar dari sedan mewah milik Levi. Ia keluar dengan langkah yang biasa-biasa saja, raut wajahnya juga nampak normal. Tapi kenapa semua orang di sekitar memandangi Mikasa? Seolah-olah menjadi halwa yang paling menarik perhatian, terutama untuk kaum adam. Membuat jantung mereka berdenyut kencang.



Rambut Mikasa berayun diterpa anak angin, rok seragamnya juga ikut tersingkap sedikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Rambut Mikasa berayun diterpa anak angin, rok seragamnya juga ikut tersingkap sedikit. Langkahnya anggun bersama wajah yang bersahaja. Ia selipkan sedikit mahkota panjangnya ke dalam cuping telinga, membuat aura gadis itu semakin menyeruak.

Ada kelopak-kelopak bunga berjatuhan mengiringi langkah Mikasa. Di mata orang yang melihat, ia nampak sebuah karya seni berestetika tinggi. Betapa sempurnanya rupa perempuan itu, sampai-sampai ratusan pasang mata tak sanggup berkedip.

Tentu yang pertama kali menyadari perubahan drastis tersebut adalah Sasha. Ia menohok bukan main, mulutnya menganga ketika Mikasa masuk ke dalam ruang kelas. Suasana yang tadi riuh sekejap menjadi hening. Lagi-lagi Mikasa dibanjiri tatapan kagum. Namun Mikasa tidak merasa risih, mungkin karna ia sudah terbiasa ditatap begitu.

Sasha melangkah dengan gugup, menghampiri perempuan tersebut yang nyaris melewati pintu. Sasha tersenyum simpul, wajahnya tiba-tiba kaku seperti berhadapan dengan orang asing. Selayang di depan mata, Sasha bertanya menggunakan suara sesopan mungkin.

"Siapa ya?"

Dahi Mikasa mengerut sangat dalam, ia bingung kenapa gadis bar-bar itu bertingkah tidak seperti biasanya. Apa lagi saat mendengar suara Sasha tadi, ia ingin sekali mengerang geli.

"..."

"... Kau mencari seseorang?"

Timpalnya lagi masih dengan nada suara yang sama. Belum juga menjawab, Sasha terus menyelang seolah tak memberikan kesempatan Mikasa untuk bicara.

"... Ah, kau pasti murid baru ya?"

"..."

Kini senyuman perempuan tebal kulit muka itu melebar. Mengakibatkan efek geram kepada Mikasa, sejurus kemudian matanya berkilat.

"... Kau menggalangi jalanku, sialan!"

Kata Mikasa menggema ke setiap sudut kelas. Tak sampai hitungan detik seisi ruangan langsung berdecak tak percaya, sebab mereka tahu siapa pemilik suara itu. Tanpa terkecuali Sasha, ia sangat terkejut sampai biji matanya nyaris melompat keluar.

"Maaf sepertinya kau salah masuk kelas."

Ujar Sasha, lalu menutup pintu kelas dengan kasar. Mikasa tersentak, mengerjap-ngerjap sebentar, lalu membuka pintu itu lagi dengan tak kalah kasarnya.

Attack on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang