Prolog

9.3K 396 55
                                    

Jika mungkin nantinya aku akan terluka.
Jika mungkin nanti rasanya tidak akan menyenangkan.
Lebih baik aku jangan jatuh cinta.

Menjalani hubungan tidak serius.
Hanya untuk bermain-main saja.
Hanya karna sikapnya yang baik padaku.
Lebih baik aku sendiri saja.

Ketika aku sudah berhasil tanpa bayang mu.
Tapi kenapa di masa depan kita kembali bertemu?
Jangan membuatku untuk mengingatnya.
Itu cukup mengganggu pekerjaanku, dan membuat perasaanku tidak tertahankan.

***

(5 hari yang lalu)

Sore itu aku dan Sasha tidak bisa melanjutkan perjalan pulang karna hujan sangat deras. Kami pun memutuskan untuk berteduh di sebuah cafe sambil menunggu hujan reda.
Aku duduk di samping jendela, dan menatap keluar, entahlah aku lupa saat itu melamunkan apa.

Sedangkan Sasha sibuk menghabiskan 2 porsi kentang gorengnya dengan lahap. Saking lahapnya suara mulut Sasha bisa terdengar oleh ku.

Tapi ada suara lain yang tak sengaja kudengar dan itu sangat mengganggu!
Bukan suara mulut Sasha, bukan juga suara rintik hujan, tapi suara gadis cantik berwajah tidak asing di sebelah meja.

"Daisuki desu senpai!"

Katanya cempreng cukup keras, sambil membungkuk di hadapan cowok tinggi yang lumayan kakkoii.

Orang lain di sekitar cafe terkejut dan langsung menatap mereka.
Sasha pun sampai berhenti makan sejenak. Kami refleks ikut menoleh ke arah mereka karna penasaran.

"Ha'ii! Ore mo.."

Balas cowok itu sambil tersenyum.
Kedua mata gadis itu terlihat berbinar, dia sangat bahagia bukan kepalang karna perasaanya yang sudah diterima.
Semenjak hari itu mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

"Cih! Baaka! Gadis bodoh.."

Cibirku menyebalkan pada perempuan itu. Entah kenapa bagiku itu tontonan paling menjijikan yang pernah kulihat!

"Nee! Mikasa! Sstttt!"

Pekik Sasha sambil melotot ke arahku. Sebuah telunjuk dia letakan di depan bibirnya bertanda 'diam!'

"Kalau terdengar oleh dia bagaimana?!"

Timpalnya lagi.

Aku hanya cuek tidak peduli, menghembuskan nafas panjang lalu menatap lagi ke luar jendela.

***

Siang hari di sela-sela jam istirahat, Gadis berambut hitam pendek menatap kosong ke luar jendela. Bentuk matanya tajam, tidak begitu cantik, ia jarang tersenyum, tapi tubuhnya cukup tinggi dan memiliki perut yang ramping.

"Mikasa~!!!!"

Teriak seorang gadis lain berambut panjang diikat berwarna coklat, bertubuh tinggi seperti Mikasa.
Ia berlari-lari menghampiri Mikasa yang tengah duduk di bangkunya.

Tangannya mengepal sebuah kantong plastik putih berisi 4 buah roti melon. Gadis itu duduk di depan bangku Mikasa dan menyodorkan roti melon tersebut kepadanya.

"Nee.. Mikasa! Kau mau? Aku tadi membelinya di kantin. Aku butuh perjuangan untuk membelinya, soalnya kantinnya ramai sekaliiii!!!"

Serunya kelelahan dengan nafas tersenggal.

"Sasha? Apa hanya makanan yang selalu ada di fikiranmu?
Tidak, terimakasih aku kenyang."

Attack on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang