BGM • Konna ni Chikaku de — Cristal Kay
🎶
🎶
Setelah kejadian senja itu, Eren mengajak Mikasa untuk membeli ice cream kesukaannya di Seven11. Eren mau menebus es serut saat kencan tempo hari. Sebab es tersebut tak sempat Mikasa habiskan, karna suasana sudah keruh lebih dulu.
Sebelum pulang mereka membuat percakapan kecil, atmosfer di antara mereka berangsur membaik dari pada sebelumnya. Kadang kala Mikasa juga tertawa lepas, dan tersenyum tak henti-hentinya. Mereka ingin mereset, hubungan yang terjalin. Anggap saja mulai detik ini, pertemanan mereka seperti terlahir kembali.
Setelah hujan deras, biasanya akan muncul pelangi kan?
Boleh jadi Eren dan Mikasa membuktikannya sekarang. Tapi bukan berarti kisah mereka berhenti sampai di sini. Sang pemilik bumi masih menjalankan tugas untuk membuat takdir kehidupan. Apa pun yang terjadi. Manusia hanya bisa memanjat asa, semoga kisah tersebut tetap berakhir indah.
"Astaga! Aku melupakan sesuatu!"Pekik Mikasa di balik mejanya. Saat itu ruangan dalam keadaan riuh. Bagaimana tidak, ini hampir musim semi. Wali kelas mendesak para murid agar segera mengisi formulir perencanaan karir, selepas lulus nanti mereka wajib menentukan jalan ke depan. Lantaran tidak selamanya mereka hidup menyandang status sebagai siswa SMA.
Sasha mengamati gelagat Mikasa, wajahnya sungguh gelisah. Tidak tahu apa yang ia gelisahkan.
"Kau belum menentukan masa depanmu?"
Tanya Sasha melirik dengan tatapan bosan. Tangannya menopang dagu di atas meja. Tak lama Eren dan Armin yang berada di situ, ikut menyela percakapan tersebut. Wajah mereka berseri-seri, penuh semangat.
Nampaknya kedua lelaki tersebut tak mengkhawatirkan tentang masalah itu. Armin dan Eren percaya diri, bahwa masa depan mereka akan baik-baik saja, bahkan terlalu cerah untuk dibayangkan.
"Memangnya Sasha sudah menentukan mau kemana?"
Tanya lelaki bersurai hitam berparas rupawan. Ia juga sesekali melirik perempuan, sang mantan penguasa hati.
"Belum sih." Jawab Sasha bersama tampang tak berdosa. Sampai-sampai Mikasa ingin menjotos muka si gadis ekor kuda. Armin yang bermahkota blonde juga siap-siap untuk angkat suara.
"Aku akan kuliah, meski jurusannya masih kufikirkan. Eren, kau sendiri bagaimana?"
"... Bagaimana ya..."
Eren menggaruk tengkuk, matanya melirik ke kanan-ke kiri seperti tak yakin untuk membeberkan kepada teman-temannya tersebut.
"Aku mendapat dukungan dari keluarga Crista untuk masuk kedokteran. Berhubung orangtuanya direktur rumah sakit. Jadi— aku—."
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on You
FanfictionMikasa sangat ketakutan pada perasaanya, hatinya tertutup rapat dan terkunci. Dia bukan penyuka sesama jenis, tapi baginya kasih sayang antara pria dan wanita itu menjijikan! Karna beberapa alasan, dia tidak pernah, dan TIDAK AKAN PERNAH pacaran! B...