6

1.5K 172 13
                                    


06.45 pm.

Kelompok klub renang berjalan di sebuah jalan kecil. Mereka memutuskan untuk mengkahiri kegiatan mereka sebab langit sudah menghitam, satu dua lampu jalan sudah menyala. Aroma hujan masih terendus meski airnya sudah berhenti. Udara dingin mendesak ke dalam kulit namun mereka tak menghiraukannya.

Semenjak kejadian di café entah kenapa Eren dan Mikasa membuat banyak kecanggungan. Mereka masih belum bisa menata kembali perasaan masing-masing. Di banding Eren, Mikasa terlihat lebih sulit untuk memahami perasaanya. Ia hanya diam sambil berjalan dibantu sebuah tongkat menopang tubuhnya. Kepalanya sedikit tertunduk sorot watanya kosong seakan bingung. Shasa yang kebetulan berjalan di sampingnya hanya menatap memperhatikan. Ia ingin sekali melalukan sesuatu untuk Mikasa. Tapi apa? Apa yang bisa dia lakukan?

ia-pun berfikir di sepanjang jalan mereka melangkah pelan-pelan mengekor di belakang yang lain.

"Mikasa?"

Kata Shasa tiba-tiba. Mikasa menoleh cepat.

"emm?"

Shasa mundur beberapa langkah ke belakang menghadap tubuh Mikasa. Mikasa bingung sebenarnya apa yang akan dia lakukan? Shasa menempatkan tanganya tepat di punggung Mikasa, Shasa mendorong Mikasa dengan kuat membuat Mikasa terjungkang ke depan, ia terkejut sambil kewalahan mengatur keseimbangan tubuhnya.

Shasa hanya tersenyum jahil lalu berkata.

"katakan! Katakan padanya! Bukankah kau sudah berjanji jika kau akan berterimakasih dengan benar?

Kini.. kau sudah menemukan pahlawan payah mu itu! Hahaha.."

Shasa tertawa, ia merasa jika ini lah yang mungkin harus dilakukan agar kecanggungan di antara mereka bisa menghilang. Mikasa yang memandang Shasa terdiam. Matanya tak berkedip, setelah mendengar kalimat Shasa tadi ia segera menyadari, ia memiliki keinginan terpendam untuk mengutarakan sesuatu. Namun kini waktu sudah memberikan tanda seakan berkata ini lah saatnya.

Mikasa ingin sekali mengatakan, tapi benaknya masih di selimuti perasaan ragu. Ia tidak yakin tapi setelah melihat senyuman Shasa yang terus meyakinkan memberikan sedikit keberanian untuknya. Mikasa menatap kedepan menyorot pemuda tampan di lagit yang gelap.

"ayo cepat katakan!"

Shasa mendorong tubuh Mikasa lagi, namun kali ini Mikasa menjadi sedikit cemberut ia merasa terganggu oleh perbuatan Shasa yang selalu seenaknya. Kini tubuh pemuda tersebut semakin dekat. Hanya tinggal
selakah lagi mata Mikasa menangkap tubuh Eren, ia ragu bagaimana dia harus menjelaskan? Membuat kalimat seperti apa? Mikasa tidak bisa merangkainya. Shasa yang terus memperhatikan seakan tidak tahan lagi.

Ia mendorong tubuh Mikasa untuk yang ketiga kalinya. Membuat Mikasa menubruk punggung Eren.

Shasaaa..!!!!

Mikasa membatin geram. Shasa tak sanggup menahan tawa melihat raut Mikasa yang memerah padam. Eren terperangah setelah menyadarinya, ia menoleh kebelakang.

"Mikasa, daijoubu?"

Suara Eren terdengar sedikit panik.

"hmm.."

Mikasa mengangkuk cepat. Matanya berputar kekanan kekiri karna gugup.

"sou ka.. hati-hati.."

"emm.. sankyu."

Eren mengulum senyum, setelah itupun percakapan tidak berlanjut. Mereka meneruskan perjalanannya. Shasa berlari kedepan menuju temannya yang lain, ia membuka tangannya lebar-lebar menyeret semua temannya agar berjalan lebih cepat.

Attack on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang