4

1.6K 176 0
                                    


"gunakan akal sehatmu, fikir apa yang sudah kau lakukan. Karirmu cepat atau lambat akan segera berakhir."

Sang manager membating sebuah gadget berlayar 6 inch kehadapan pria bermata tajam. Dengan layar yang masih menyala, terlihat berbagai berita miring lengkap dengan komentar netizen yang tidak menyenangkan. Levi hanya diam tak bergeming, wajahnya datar seakan tidak terjadi apapun.

Levi Ackerman adalah actor muda berbakat yang sedang menjalani masa keemasaanya. Dia tampan, dan memiliki banyak harta. Skandal kerap kali datang menjadi kekhawatiran tersendiri akan mempengaruhi karirnya yang sedang di puncak. Mengingat jumlah fans yang tak terhitung ia takut suatu saat bisa menghilang sedikit demi sedikit.

Oleh karna itu sang manager yang berperan penting dalam karir Levi merasa gelisah tidak dapat berdiam diri. Ia harus cepat menindak masalah yang mempertaruhkan nama seseorang.

"minta maaf kepada gadis itu, minta tuntutan penjaramu di cabut."

"yada.."

Suara Levi terdengar congkak tidak peduli apapun masalah yang di rundungnya. Emosi sang manager kian memuncak, tidak bisa mengendalikan amarah hingga tanpa sadar membuat sang manager melayangkan sebuah tamparan ke wajah Levi. Levi mengelus pipinya kesakitan

"Kau ingin mendekam di penjara? Apa jadinya masa depanmu nanti bodoh!"

"tutup mulut mu, kau tidak tahu apa yang terjadi kan?"

"apa yang sudah terjadi katamu? semua orang melihatmu dengan jelas! Bisa-bisanya kau membawa mobil sambil mabuk!"

"berisik!"

Levi terus membatah, bersikap angkuh seperti biasa. Dia bukanlah sosok yang mudah mengucapkan kata maaf kepada orang lain. Sifatnya yang sombong dan cuek tertutup rapih dari masa. Kepribadiannya yang selama ini orang tahu sebenarnya palsu.

"sudah cukup!"

Sang manager geram tak sanggup menahan sabar. Ia bersikap tegas karna merasa bertanggung jawab, untung saja ia tidak memiliki sifat mudah putus asa. Ia bersikeras tidak menyerah begitu saja, ia yakin masih ada jalan keluar yang dapat melerai masalah. Tangan sang manager menarik paksa Levi yang santai berbaring di ruang VIP, menyeretnya keluar menuju pemilik kamar beratas namakan Mikasa.

Setibanya di sana, beberapa orang tengah mematung menyorot Levi dengan serius. Situasi masih terasa menegang. Levi membuang wajahnya nampak tidak suka. Sang manager mendekati Mikasa menarik Levi untuk memastikan agar ia tetap di dekatnya.

Tanpa ragu sang manager bersujud di hadapan Mikasa, membuat semuanya tak berhenti tercengang. Sedangkan Levi hanya berdiam diri seolah tidak peduli.

"Sungguh kami sangat menyesal atas segala yang terjadi. Kami mohon tolong maafkan kami. Kami berjanji akan bertanggung jawab."

"tapi aku tidak berniat untuk memaafkan kalian."

Jawab Mikasa spontan terkesan tanpa fikir panjang.

"Kenapa?"

Sang manager mengangkat kepala bingung, padahal ia sudah menanggung malu mendaratkan lututnya di lantai.

Mikasa meminta sang manager untuk bangun, lalu ia menjelaskan jika sang manager tidak memiliki kesalahan apapun kepadanya. Yang membuatnya menjadi seperti ini adalah Levi. Kenapa sang manager yang harus meminta maaf hingga bersujud sedangkan si pelaku tidak. Mikasa hanya merasa jengkel melihat perbuatan Levi, ia menjadi keberatan untuk memaafkan sang idol tanpa sopan-santun tersebut.

Attack on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang