Apa yang harus dilakukan ketika hati menjadi hampa?
Seperti ada lubang yang menganga, meminta untuk diisi.
Mikasa dan Eren duduk saling berhadapan. Mereka duduk di sisi cafe dengan lanscape terbaik. Pemandangan laut menghampar mata, seperti sebuah lukisan tuhan yang indah.Anak angin terus berhembus sepoi-sepoi. Mengudarakan sosok jelita di mata Eren. Lelaki itu marik nafas, lalu keluarkan secara perlahan. Terus ia mengulang kegiatan itu untuk membasmi gugup.
"Mau pesan apa?""... Mojito non alkohol."
Jawab Mikasa tanpa mengintip isi menu. Ia asyik memandang ke segala arah seraya mengulum senyum. Tampaknya ia begitu gembira pergi ke cafe ini.
"Hanya itu? Mau pesan dish?"
"... Em— pasta dan es serut."
Eren termangut, sedetik kemudian ia kembali menatap buku menu yang sendari tadi ia pegang. Eren mangangkat tangannya tinggi-tinggi untuk memanggil pelayan. Tanpa menunggu lama, sang pelayan segera menghampiri Eren dengan berlari kecil.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Tanya seorang pria berwajah ramah. Ia berdiri di hadapan meja Eren dan Mikasa.
"Saya pesan, 1 Americano, 1 mojito non alkohol, 2 es serut, 1 pasta seafood."
Sang pelayan segera mengambil alat tulis dalam saku apron. Segera ia menuliskan list order di sana. Tanpa perlu Eren mengulang, pelayan tersebut menulis semua pesanan secara sempurna.
"Ada tambahan?"
"... Tidak ada."
Sang pelayan tak membuat banyak basa-basi. Setelah menulis pesanan pria itu segera pergi menjauhi tempat Mikasa dan Eren.
Suasana cafe out door itu hening, tidak begitu ramai. Eren bersyukur, ia bisa mengobrol dengan Mikasa dengan tenang. Selagi menunggu makanan datang, Eren putuskan untuk mengatur kata dalam otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on You
FanficMikasa sangat ketakutan pada perasaanya, hatinya tertutup rapat dan terkunci. Dia bukan penyuka sesama jenis, tapi baginya kasih sayang antara pria dan wanita itu menjijikan! Karna beberapa alasan, dia tidak pernah, dan TIDAK AKAN PERNAH pacaran! B...