Malam itu Levi merasa tenggorokanya kering. Ia memasang wajah masam sebab beberapa hari ini sang manager mengurungnya di apartemen, ia tidak dibiarkan pergi keluar sedikit-pun. Levi yang tidak sanggup melawan rasa bosan, akhirnya mengambil snapback hitam dan kunci mobil tanpa berfikir panjang. Sang manager yang terus memperhatikan mencoba menghentikan Levi. Matanya garang dengan sigap menjegat langkah Levi di depan pintu.
"mau kemana lagi? sudah kubilang jangan pergi kemana-mana?!"
"aku ingin membeli kopi..."
"biar aku yang belikan."
"tidak aku ingin membelinya sendiri."
"kau tidak paham situasinya ya? Bagaimana jika ada wartawan menangkap basah dirimu. Harusnya kau sadar diri!"
"tsk! berisik pak tua, aku tahu aku janji kali ini akan berhati-hati... jadi untuk kali ini saja lagi pula aku tidak akan lama."
"kalau begitu aku yang menyupir..."
"ku bilang aku ingin sendiri! Kau tuli ya!!"
Levi kesal meninggikan suaranya, manager mencoba merebut kunci mobil yang Levi genggam, namun dengan cepat Levi menjauhkan tangannya hingga kunci mobil gagal diraih oleh sang manager. Levi menunjukan sorot mata yang tajam ia mendorong tubuh sang manager hingga terjatuh. Ia-pun segera lari saat sang manager tidak mampu berkutik.
Levi berlari kencang keluar dari apartemen menuju parkiran, sesampainya di sana ia langsung mengemudikan mobilnya dengan tergesa-gesa. Bagai singa yang berhasil kabur dari sarangnya bibir Levi tersenyum simpul kini ia merasa bebas. Sedangkan sang manager hanya bisa pasrah membiarkan Levi kabur seperti itu.
***
Aku terus berlari menjauhi Eren, kaki ku melangkah sekuat tenaga hingga terasa cukup jauh aku-pun menepi. Nafasku tersenggal sesekali ku menengok ke belakang untuk memastikan Eren sudah tidak mengejar ku lagi.
Aku mengatur nafas perlahan, ku lihat depan sebuah jalan besar dan zebra cross yang sudah tidak jauh, tak lama beristirahat ku lanjutkan langkah ku kembali. Aku berniat ke sebuah jalan besar untuk menyetop sebuah taxi. Hingga sesampainya di sana aku berdiri bersama dua buah tongkat yang menopang tubuhku.
Berdiri seperti itu membuatku agak mencolok, beberapa orang di sekitarpun memperhatikanku. Sedikit tidak nyaman sih sebab ku lirik mereka sambil pura-pura berbisik, sebenarnya aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Aku memandang lurus kedepan melihat zebra cross entah kenapa tiba-tiba melihat itu perasaanku menjadi tidak enak.
"hey kau yang membuat Levi kecelakaan kan?"
Seseorang menepuk pundak ku dari belakang spontan aku menoleh orang itu. Nampak dua orang perempuan muda seusia-ku menyorot tajam.
"ada apa ya? Aku tidak mengerti maksud kalian."
Aku sempat kaget mendengar pertanyaanya, ku fikir tidak akan ada yang mengenaliku mungkin beritanya yang terlalu heboh jadi membuatku bisa setenar ini.
"jangan pura-pura, benar kan kau yang membuat Levi kecelakaan?"
"jaga mulut mu ya. Memangnya kau tahu apa."
"tsk! sudah jelas begitu kan menurut berita yang beredar. Dasar numpang tenar, kau pasti artis baru kan? dengar ya wajahmu memang lumayan tapi tidak akan pernah laku!"
"apaan sih? Aku bukan artis hey dengar yang ada dia yang membuat ku celaka hingga tidak bisa berjalan seperti ini."
Aku naik pitam, aku sama sekali tidak mengerti kanapa mereka begitu peduli dengan manusia tidak sopan santun itu sih?! kalian fans-nya ya? Kasian sekali, dasar! Kau mengidolakan orang salah tau! Levi itu cowok terburuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on You
FanfictionMikasa sangat ketakutan pada perasaanya, hatinya tertutup rapat dan terkunci. Dia bukan penyuka sesama jenis, tapi baginya kasih sayang antara pria dan wanita itu menjijikan! Karna beberapa alasan, dia tidak pernah, dan TIDAK AKAN PERNAH pacaran! B...