❃17➻Turnamen

403 47 16
                                    

Di hari Minggu yang sangat cerah, Balqis didesak Baskara untuk bangun pagi. Ia tidak tahu mengapa Baskara sepemaksa itu. Kalau saja Balqis tidak diberi tawaran untuk menonton drama Korea sepuasnya selama seminggu di ponsel Baskara, ia tidak akan rela bangun sepagi ini.

Balqis berjalan ke jalan raya besar untuk menghampiri Baskara, ia memang tidak mengizinkan lelaki itu masuk ke area rumahnya. "Bara, masih pagi gini mau kemana, sih? dingin tau!"

"Ngode minta dipeluk?"

"Apaan, sih!"

Baskara hanya tersenyum kecil, ia membukakan pintu mobil untuk Balqis. "Cepet masuk, gue udah telat."

Lagi-lagi Balqis merasa sedang diculik. Namun ia tetap melangkah masuk. Ketika pintu tertutup, ia terkejut melihat Niona yang diam mengepalkan tangan di dekat pagar. Ia terlalu sibuk menggerutu tentang Baskara hingga tidak sadar jika Niona mengikutinya.

"Selena?"

Balqis menoleh ketika Baskara memanggil nama depannya. Manggil gue Selena mulu, sih. Namun, percikan rasa senang tetap Balqis rasakan ketika mendengar seseorang memanggil nama yang memang Balqis inginkan.

"Apa?" tanyanya dengan nada ketus. Ia kembali melihat Niona, namun tempat itu sudah kosong. Mungkin Niona sudah pergi. Balqis menghela napas. Apa adiknya itu akan berulah?

Baskara menoleh sesaat lalu kembali melihat ke jalanan. Ia sadar jika wajah Balqis selalu terlihat masam. Baskara menyukai ekspresi itu, namun ia lebih menyukai Balqis tersenyum manis seperti saat berbicara dengan Bella kemarin.

Baskara mengambil ponselnya di saku dan menyodorkannya kepada Balqis. "Kuota gue batas waktunya hari ini. Dari pada nggak kepake, lo pake aja youtube-an."

Balqis bingung, disaat lelaki lain mencelanya karena menyukai K-pop, mengapa Baskara malah mau merelakan kuotanya dadas untuk Balqis pakai menonton ini-itu semaunya. "Emang boleh?"

"Hmm ...."

Balqis menerima ponsel Baskara dengan ragu. "Password HP lo apa?"

"Selena."

"Apa?"

"Ya, passwordnya Selena. Ketik aja, nanti juga kebuka."

"Dasar, fans fanatik gue." Bara gila! Ngapain dia bikin gue gini? Balqis bingung kala hatinya malah merasa berbunga. Ia pun mengetikan namanya, dan benar, ponsel itu bisa Balqis gunakan.

"Sekarang yang geer tingkat dewi siapa?"

Balqis kembali menoleh pada Baskara, namun ia mengurungkan niat untuk berbicara pada lelaki itu. Balqis hanya meresponsnya dengan cebikan. Ia tidak tahu jika sekarang rasa malu tiba-tiba hadir. Balqis pun mengendalikan diri dengan mengalihkan perhatian. Ia membuka aplikasi YouTube dan tiba-tiba bingung ingin menonton apa.

Balqis berpikir cepat dan hanya nama Kim Mingyu yang lewat. Ia pun mengetikan nama Mingyu di sana dan menonton video aktivitas idolnya. Namun kali ini Balqis malah tidak fokus menonton, matanya jadi nakal ingin mencuri-curi pandang pada Baskara.

Lelaki yang katanya adalah pacar Balqis itu sedang fokus menatap jalanan. Wajahnya datar, namun begitu terlihat .... tampan? Kok gue baru nyadar kalo dagunya kebelah dikit, batin Balqis. Ini karena ia terlalu tidak peduli pada Baskara.
"Bara ...."

Baskara menoleh sesaat dan meresponsnya dengan menaikan alis. Tentu saja tidak boleh menoleh lama-lama karena ia sedang menyetir. Menatap Balqis itu sudah menjadi candunya, namun ia bisa menatap gadisnya nanti, bisa bahaya kalau sampai celaka.

•❃𝐒𝐞𝐥𝐁𝐚𝐫𝐚❃•|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang