❃38➻I'm Here For You

317 35 22
                                    

Anak haram. Dua kata yang mampu mengosongkan jiwa Balqis. Ia tahu, anak haram adalah anak yang tidak diinginkan dari hasil perzinahan. Ia mendengar semua. Kelahirannya tidak dinanti dan malah membuat orang lain menderita.

Selama dalam perjalanan, setetes demi setetes air matanya Balqis hapus. Namun di hadapan makam Eyangnya, ia tidak mampu menahan semuanya. Ia menangis kesakitan.

"Eyang .... dada Selena pengap," ujar Balqis sembari memukul-mukul dadanya yang sesak.

"Jadi ini alasannya, Eyang?" Setiap kata yang terucap selalu diiringi isak tangis. "Ini .... Ini alasan Mama nggak pernah sayang sama Selena?"

Ucapan Dirga tadi terekam jelas.  Makian lantang yang mengatakan jika Balqis adalah anak haram mampu menghancur leburkan perasaannya.

"Kenapa Selana lahir, Eyang? .... Nyatanya kelahiran Selena cuma bikin Mama menderita. Sekarang Selena nggak tau harus gimana. Kenapa .... Kenapa harus Selena, Eyang?"

Cuplikan memori di ingatannya terputar layaknya layar film yang tengah di tonton. Balqis kecil yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya hanya bisa merasakan iri pada Niona dan selalu bertanya-tanya alasan mengapa ia tidak dicintai.

"Sekarang Selena tau, Eyang .... Selena yang bikin Mama sakit-sakitan. Keberadaan Selena yang bikin Mama trauma." Balqis meremas jarinya dengan kuat karena ia tidak tahu harus melakukan apa dengan sesak yang ia rasa. "Seharusnya Selena nggak berhak buat iri ke Ona, justru Selena harus dapet hukuman."

"Jadi ini alasan Eyang nggak pernah jawab pertanyaan Selena." Ketika Balqis tahu, rasanya sudah tidak bisa digambarkan betapa hancur perasaannya saat ini. Jika memilih antara tahu atau tidak, ia lebih baik tidak tahu saja. Namun jika demikian, ia terus menyakiti Luna tanpa Balqis sadari.

Mengingat jika Danial adalah ayah kandungnya, lantas ia memiliki hubungan darah dengan Kaila dan Aldi. Lagi-lagi Balqis terisak. "Gimana kalau mereka tahu, Eyang? Selena bingung .... Kenapa Selena nggak ikut Eyang aja? Selena nggak kuat. Selena nggak mau ngebebanin banyak orang lagi."

Balqis tidak mengindahkan bajunya yang kini telah kotor dengan tanah. Ah, mungkin sekarang ia sangat memprihatinkan. "Kalau Kaila sama Kak Aldi tahu .... Mereka pasti bakal jijik liat Selena, kan? Selena harus gimana? Selena nggak punya siapa-siapa selain Mama. Kalau Selena sedih, Selena selalu lari ke Kaila buat ceritain semua masalah Selena. Kaila sahabat Selena, dia pendengar yang baik, Eyang."

Balqis lagi-lagi terisak. Kata demi kata diiringi dengan air bening yang keluar dari mata merahnya. "Sekarang .... Gimana kalau Selena cerita masalah ini ke Kaila? Kaila pasti benci sama Selena. Eyang, Selena mau ketemu Eyang."

"Selena punya Bara."

Balqis mendongak sedikit terkejut. Suara itu membuat ia menghapus air matanya.

Baskara tidak bisa melihat air mata itu jatuh. Lebih baik ia menangkap ekspresi kesal ketimbang wajah polos yang sendu itu. "Jangan punya pikiran buat ninggalin gue, hmm."

Mulut Balqis kembali bergetar dengan tangis yang kembali pecah saat melihat Baskara. Apalagi ketika lelaki itu memeluknya, air mata Balqis mengalir deras.

"Gue nggak mau kehilangan Selena setelah gue ditinggal Sela. Gue sayang sama lo, Sel. Lo nggak ada salah sedikit pun. Semua bayi yang lahir di dunia ini terlahir dalam keadaan suci, dan nggak ada istilah anak haram."

Baskara ikut meredup karena sumber cahayanya tengah dalam kondisi buruk. Balqis begitu kacau. "Gue di sini buat lo. Tenangin pikiran lo, hmm."

Bagaimana bisa tenang? Begitu banyak orang yang tersakiti karena keberadaannya. Perlahan Balqis mulai membenci dirinya. "Gue anak haram, Bara. Lo boleh tinggalin gue."

•❃𝐒𝐞𝐥𝐁𝐚𝐫𝐚❃•|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang