❃18➻Pull To One Side

359 46 24
                                    

Balqis sedang di kantin bersama Kaila dan Brisa. Namun, Brisa di bawa pacarnya, jadi Balqis tinggal berdua dengan Kaila.

"Pada sibuk pacaran, gue dilupain," keluh Kaila.

Balqis menepuk bahu sang sahabat. "Cari pacar sonoh. Tapi inget, jangan yang udah berbini."

Kaila berdecak. Ia merasa jika Balqis sedang memperingatinya agar tidak merebut Baskara yang sudah menjadi miliknya. Tenang aja, Qis .... gue nggak mungkin pernah dapetin Bara lo.

 gue nggak mungkin pernah dapetin Bara lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kai .... kayaknya gue pengen putus dari Bara, deh."

Kaila langsung menoleh hingga bakso dalam sendok jatuh ke mangkuk. "Kenapa? Baskara ada masalah sama lo? biasanya juga lo nggak pernah mutusin cowok."

Balqis sendiri bingung. Ia selalu ingin mencoba jatuh cinta, namun giliran jatuh cinta, mengapa itu harus pada Baskara? "Masalahnya ada di gue .... gue kayaknya suka sama dia."

Kaila melotot tidak percaya. Ia bertepuk tangan bak melihat penampilan spektakuler. "Acie, Qis. Akhirnya lo punya perasaan. Selamat, Qis. Gue seneng dengernya."

"Maksud lo gue nggak punya perasaan, apa? gue juga punya hati. Suka ngerasain kasihan kalo liat pemulung di pinggir jalan. Kasihan itu kan sebuah perasaan."

"Maksud gue bukan perasaan yang kayak gitu. Maksud gue, tuh, apa, ya? pokoknya perasaan cinta gitu ke cowok. Nggak peka banget jadi orang. Kan, perasaan lo buat cowok udah mati. Tapi kali ini, lo bisa hidupin hati lo yang mati karena Baskara Alby Daylon. Singkatnya karena Bara, lo bisa jatuh cinta lagi, cieeee," jelas Kaila yang berlagak seolah mengerti tentang cinta.

Balqis ber-oh ria. "Tau, ah, pusing. Nggak mau cinta-cintaan, males. Pengen nonjok orang."

"Hilih, kenapa lo ambil pusing? simple, kok, lo jalanin aja sama Bara. Tonjok Bara lagi aja pake tonjokan cinta, good job itu."

Balqis mengembungkan pipinya karena merasa perasaan ini begitu menyebalkan. Apalagi ucapan Kaila yang menambah berat kepalanya. "Gue nggak mau. Takutnya, gue makin suka sama Bara. Mumpung perasaannya masih segede biji. Masih bisa gue cegah."

"Lo masih belum percaya sama cowok?"

Balqis mengangguk sambil menyuapkan bakso yang sejak tadi didiamkan. "Gimana kalau gue jadi target Bara kali ini?"

Kaila pikir, ucapan Balqis tidak ada salahnya. Bagaimana pun, ia tidak mau Balqis semakin bermasalah dalam cintanya. "Iya juga, sih. Tapi, kali ini ceritanya beda lagi. Bara itu, deket sama banyak cewek, tapi lo tau nggak mantannya ada berapa?"

"Sepuluh? dua puluh? seratus, atau ribuan?"

Kaila menggeleng. Jelas itu salah besar. "Just one."

"Satu? maksud lo, satu di sini. Satu di sana. Satu di sekolah lama, terus satu di tiap tempat?"

Kaila sudah menduganya jika Balqis tidak akan percaya pada apa yang barusan ia bilang. Namun ia tetap mengacungkan jari telunjuknya untuk mengakuratkan fakta yang sebenarnya. "Satu doang. Itu nggak bohong."

•❃𝐒𝐞𝐥𝐁𝐚𝐫𝐚❃•|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang