Balqis sedang menonton drama Korea bersama Baskara di gazebo. Entahlah, ia nurut kala lelaki itu mendesaknya ingin menonton drama yang ada di ponsel Balqis. Sedangkan Kaila sedang memfoto Agra dan Alteza bergantian tak jauh di taman dekat gazebo.
Ona : Gw saranin lo jangan pulang dulu
Ona : Dan jangan dulu nunjukin muka di hadapan mama. Lo tau kan keadaan mama suka gimana? Jangan dulu ada yang ketemu mama
Ona : Dokter yang nyaranin buat mama nggak ketemu siapa-siapa dulu. Lo besok aja pulangnya, moga aja mama membaik
Di layar yang tengah menampilkan drama, muncul notifikasi yang datangnya beruntun. Balqis membacanya sekilas dan langsung membukanya agar tahu detail isi pesan tersebut.
Hati Balqis terenyuh. Ia khawatir pada Luna. Dari dulu ia tidak pernah tahu penyakit apa yang Luna derita. Balqis yang patuh pada perintah selalu menjauh saat Dirga ataupun Niona menyuruhnya bersembunyi di kamar dan jangan keluar hingga Dirga memperbolehkannya. Emangnya keadaan mama sekarang parah banget, ya? Sampai nggak boleh ketemu siapa-siapa dulu.
Balqis melamun, ia lupa akan keberadaan Baskara di sampingnya, namun saat menoleh, ia melihat lelaki itu tertidur di lipatan tangannya. "Dasar, yang katanya mau nonton malah tidur. Ujungnya, kan, jadi gue yang nonton. Udah, lah."
Selena.Kim : Emangnya mama kenapa lagi?
Pesan WhatsApp terkirim, namun jawaban tak kunjung ia dapat. Hingga ia menghampiri Kaila yang sedang asyik berfoto ria dengan Agra. "Loh? Teza mana?"
"Bas .... Pacar lo nanyain mantannya!" teriak Agra yang berhasil membangunkan Baskara.
Balqis menyipitkan mata tajamnya pada Agra. Ia jadi ketularan Baskara yang memiliki tatapan menyebalkan. "Bodo amat, ah. Gue mah basa-basi doang."
"Teza nggak tau kemana. Dia pergi gitu aja pas abis dapet telepon," jelas Agra karena mendapatkan tatapan horor dari gadis itu.
Balqis hanya ber-oh ria. Ia langsung menoleh pada Kaila. "Kai, malem ini boleh nggak kalo gue nginep di rumah lo?"
Kaila menggaruk tengkuknya. "Gimana ya? Tapi gue sekeluarga mau pergi, Qis. Jadi kita nggak bisa main."
Balqis mengangguk-angguk paham. Hingga opsi lainnya adalah menginap di rumah Brisa. Tidak ada lagi tempat yang bisa ia tuju selain kedua sahabatnya. Sekalian ia ingin mempertanyakan ketidakhadiran Brisa saat pembagian rapor hari ini.
═❖•♡•❖═
Sesuai niatnya, Balqis pergi ke rumah Brisa walau belum mendapatkan balasan. Ia dan Kaila sudah pernah beberapa kali menginap dadakan di rumah gadis itu, jadi Balqis tanpa ragu pergi ke rumah mewah Brisa setelah acara makan bersama di rumah Baskara selesai.
Balqis memencet bel rumah beberapa kali. "Mbris, Assalamualaikum."
Balqis menghela napas saat tak mendapatkan respons apa pun sejak tadi. Sepertinya rumah besar itu tidak ada penghuninya.
"Mbris kemana, sih? Nggak ada kabar."
Brisa yang mulai berubah harus sibuk mengejar pelajaran yang selama satu semester tidak ia kerjakan. Jadi gadis itu tidak bermain dengan Balqis dan Kaila. Bahkan, Brisa juga menolak bantuan dari keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•❃𝐒𝐞𝐥𝐁𝐚𝐫𝐚❃•|✓
Teen FictionIni kisah tentang : ❃➻Balqis dan Baskara ❃➻Dengan panggilan Selena dan Bara ❃➻Anak K-pop dan anak game ❃➻Anak basket dan anak karate ❃➻Si takut tatapan dan si mata tajam ❃➻Si cuek dan si cari perhatian ❃➻Si ceroboh dan si teliti ❃➻Si bulan dan si ma...