❃30➻Shy-Shy

334 40 18
                                    

Mengecek ponselnya saat bangun tidur, Balqis menemukan notifikasi WhatsApp dari Baskara.

Bara-Bere : Because you are my girl

Balqis tidak berani membaca pesan tersebut. Ia tidak membukanya sama sekali. Senyumnya terangkat namun tangannya segera memukul mulutnya itu. Gue nggak seneng berlebihan, kok. B aja, baper sama Bara? Cih.

Balqis menutup wajahnya dengan selimut dan kakinya memukul-mukul kasur. Ia menggila. Bara, onyon. Hate you, hate you, hate you, why you make me lope lope you, huwaaaaaaaaa, jerit batin Balqis dan beralih pada wallpaper ponselnya yang terdapat foto Mingyu. Suami halusinasinya itu tersenyum tampan sambil memiringkan kepalanya, seolah foto itu ikut bahagia melihat Balqis yang tengah berbunga.

Baru Balqis sadari, ia sudah lama tidak menonton video atau mencari berita-berita terbaru tentang Mingyu. Dulu ia yang paling tahu tentang idolanya itu. Kini berbeda, banyak postingan Instagram Mingyu yang Balqis lewati.

Balqis menggelengkan kepalanya. "Kok, bisa? Ah, Bara, sih .... Maafin istrimu ini Mingyu Oppa. Kayaknya, cinta buat kamu harus kebagi."

═❖•♡•❖═

Banjir dengan keringat, Baskara memasuki gerbang rumahnya karena baru pulang lari pagi keliling komplek. Saat ia akan mencari makanan ke dapur, ternyata ada Bianca dan Balqis yang menyiapkan sarapan bersama.

"Bas, sarapan dulu," ujar Bianca yang pertama kali melihat anaknya.

"Nanti, Mom, mandi dulu." Baskara pergi ke lantai atas dengan mata yang tak lepas menatap Balqis selama ia masih bisa memandangnya. Baskara sempat mencium bau keringatnya dan tidak mungkin menampakan diri pada Balqis dalam keadaan tersebut. Maka dari itu ia mengurungkan niat untuk sarapan, karena di sana ada Balqis.

Setelah mandi, ia memilih setelan rumah santai yang harus enak dipandang. Baskara mengacak rambutnya, mengapa ia harus memusingkan perkara memakai baju. "Kok, gue jadi ribet pilih baju? Biasanya juga asal pake."

Geram dengan tingkahnya, Baskara memakai baju santai biasa dan segera turun untuk sarapan. Rupanya, ia malah melihat pemandangan Amoy yang disuapi Balqis. Senyumnya terangkat sebelah. Perasaan apa yang kini mengalir dalam dirinya? Baskara merasa aneh, namun ia menikmati keanehan tersebut. Sial, ini gara-gara lo, Sel.

Kedatangan Baskara tidak diindahkan Balqis. Gadis manis yang tadinya berceloteh kepada Amoy, kini tiba-tiba menjadi diam.

Baskara berdeham untuk menarik perhatian. "Nyokap gue kemana?"

Balqis sempat melirik Baskara dan berlanjut fokus pada kegiatannya. "Mandi dulu."

Baskara mengangguk kecil dan mengambil piring yang sudah di sediakan di meja. "Lo nggak makan?"

"Udah tadi."

Baskara mengangguk-angguk lagi sambil makan dengan memperhatikan Balqis. Ia merasa ada yang aneh dengan gadis itu. "Lo sakit?"

Balqis mengerutkan dahinya dan melempar tatapan bingung pada Baskara. "Nggak, kok."

Saat tatapan Baskara beralih dari makanan, kini ia menatap Balqis, dan gadis itu langsung membuang muka. Ia bingung, apa ini sedang bermain tatapan? Baskara lagi-lagi menarik senyumnya. "Hari ini lo aneh."

•❃𝐒𝐞𝐥𝐁𝐚𝐫𝐚❃•|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang