21

1.7K 99 5
                                    

Got a feeling that I'am going under
But I know that I'll maked out of alive
If I quit calling you my lover
Move On.....

---------------------------------------------

"Shit!!!" Ingin sekali mengumpat dengan nyaring, tapi Dinaya masih tau etika untuk tidak mempermalukan keluarga dan dirinya di acara yang membuatnya mati kutu.

Malam ini keluarga Wijaya mengadakan acara ulang tahun perusahaannya dan mengundang seluruh rekan bisnisnya termasuk keluarga Feriawan. Dan sialnya beberapa keluarga memilih untuk mengirim perwakilan, termasuk keluarga Wijaya yang hanya diwakilkan oleh Irfan, padahal ulang tahun perusahaannya.

Dinaya dan Ari terpaksa hadir karena orang tua mereka sedang di luar kota dan tidak bisa kembali hanya untuk hadir diacara ini. Dani menjadi perwakilan keluarganya, dan beberapa orang yang dikenal sebatas nama doang juga diwakilkan oleh anak-anak mereka.

'Harusnya acara ini dinamai acara anak CEO' batin Dinaya kesal. Untung saja Ari mau diajak karena tadi dia sempat nolak karena banyak tugas. Dinaya harus merengek dulu agar Ari mau berkorban menemaninya. Mana mau Dinaya datang ke acara yang diadakan keluarga Wijaya sendirian.

"Gimana rasanya berada diantara mantan gebetan, mantan pacar, tunangannya dan calon gebetan beserta keluarga besarnya?" Bisikan Ari terdengar seperti ejekan di telinga Dinaya.

"Biasa aja" Dinaya berusaha menjawab setenang dan sedatar mungkin padahal dihatinya ingin sekali berteriak dengan umpatan-umpatan kasar.

"Mata lo ga bisa bo'ong"

"Ga usah mancing! Sana lo pergi! Bukannya ngehibur malah manas-manasin" Dinaya membentar Ari dengan bisikan tajamnya.

Ari tersenyum menggoda kakaknya tapi otaknya selalu siaga untuk menjadi tameng jika nanti bahaya mengancam perasaan kakaknya. Sudah cukup Dinaya menangis waktu itu. Dia tidak ingin melihat reka ulang kejadian seperti itu.

"Dinaya! diam mulu dari tadi, mikir apa?" Dani mengangkat satu alisnya menunggu jawaban Dinaya.

Dinaya yang tadinya sedang melamun sedikit tersentak setelah bahunya disenggol Zaya. Dinaya menoleh kepada Dani.
"Gw puasa ngomong" jawab Dinaya sekenanya.

"Ga nyaman sama pasangan disana?" Dani melirik Irfan dan Salsa yang berada dimeja paling depan, sedangkan Dinaya dan teman-teman berada di meja tengah.

"Ngehina gw?"

"Kok?!"

"Maksud lo gw cemen ga bisa move on kan?"
Dani membenarkan ucapan Dinaya dalam hati.
"Mood gw ga ada sangkut pautnya sama mereka. Puas?" Dinaya tidak marah, nada bicaranya pun biasa saja malah terkesan datar. Tapi Dani jadi merasa bersalah ketika mendapat tatapan tajam dari Ari setelah penuturan Dinaya.

"Sorry" akhirnya Dani hanya bisa menyahuti dengan penyesalan karena mengungkit masalah itu lagi.

Disisi lain, tepat di meja Irfan dan Salsa ada orang lain yang sejak tadi tidak memperhatikan MC dan jalannya acara. Dia malah terfokus pada Dinaya yang hanya terlihat dari samping olehnya. Dinaya yang memakai dress elegan bewarna hitam membuatnya terlihat sangat mempesona.

"Cantik" Senyum Yudha merekah melihat ekspresi cemberut memenuhi wajah cantik Dinaya ketika Dinaya menoleh ke arah depan. Yudha senang Dinaya sempat memperlihatkan seluruh wajahnya walau hanya sebentar.

"Siapa?" Irfan yang bertanya. Tidak mendapat jawaban dari Yudha, akhirnya Irfan mengikuti arah pandang Yudha.

Deg! Pandangan mereka beradu, Dinaya menoleh ke arahnya. Oh tidak lebih tepatnya menoleh sebentar ke arahnya kemudian menoleh pada Yudha yang ada disampingnya. Hati Irfan merasa teriris menyaksikan momen ketika Dinaya melotot kepada Yudha yang tersenyum menggodanya. Yudha tidak diam ketika Dinaya memalingkan wajahnya, cowok itu tersenyum lagi setelah mengetikkan sesuatu di hpnya. Dan Irfan langsung tau ketikan Yudha ditujukan pada Dinaya. Terlihat Dinaya kembali melotot kepada Yudha sambil memainkan hpnya. Adegan itu disaksikan berulang oleh Irfan. Hatinya tidak berhenti merasa ngilu mendapati kenyataan dia telah Diabaikan oleh Dinaya.

Me and My Possesive Bro (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang