38

1.3K 78 3
                                        

Taukah momen yang paling mengesalkan dalam sebuah hubungan? Berbicara 4 mata dengan pasangan tentang "mau dibawa kemana hubungan kita?"

Huft!! Dinaya menghembuskan napasnya dengan singkat dan berjalan mendekat ke seseorang yang sedang membelakanginya.

"Yudha..." lirih Dinaya.

Yudha dengar dan menoleh ke sumber suara. Suara yang dirindukannya sekaligus ingin dihindarinya. Kalau bisa memilih, Yudha ingin hubungan mereka dibiarkan seperti ini dulu. Kalau bukan karena terpaksa, Yudha tidak ingin duduk di kafe ini untuk membahas tentang masalah mereka.

"Apa kabar?" Basa basi Yudha setelah beberapa hari tidak melihat paras cantik Dinaya.

"Baik" senyum Dinaya tidak tulus, Yudha sadar akan hal itu.

Yudha memanggil pelayan dan ternyata satu ice cappucino float sudah dipesan untuk Dinaya.

"Makasih" lagi, senyum Dinaya tidak tulus. Yudha hanya bisa mendesah halus.

"Maaf kalo aku kurang sopan, bisakah kita langsung ke inti masalah? Aku tau kita sama-sama sibuk" setelah menyeruput minumannya sekali, Dinaya langsung angkat bicara.

"Aku minta maaf"

"Hm"

Yudha menghela napas lagi, sepertinya beban Yudha sangat berat. Terlihat dari raut wajahnya yang terlalu kaku untuk seorang Yudha yang baisanya tenang.

"Kami dijodohkan" Yudha menunggu komentar Dinaya, tapi cewek itu hanya menatapnya dengan wajah 'lalu?'

"Aku nggak bisa menolak keinginan orang tuaku. Keluarga mereka sudah banyak membantu keluargaku"

"Aku udah dengar dari mama"

Yudha sempat kaget dengab komentar Dinaya, tapi dia berusaha menyembunyikannya.

"Kamu marah?"

Pertanyaan Yudha membuat Dinaya ingin tertawa kencang sambil berteriak 'siapa yang nggak marah dibohongi?!!!'

"Sekarang udah nggak" jawab Dinaya tenang.

"Bisakah kamu bilang ke orangtuamu untuk tidak berbicara mengenai hubungan kita ke orangtua Ria?"

Hm.. jadi nama gadis itu Ria?

"Nanti ku sampaikan"

"Dan aku harap Ari juga nggak ikut campur masalah kita"

Kali ini senyuman sinis dari Dinaya tidak bisa ditahannya agar tidak keluar. Kenapa bawa Ari?

"Dia nggak bakal mau repot-repot ngurusin hal nggak berguna" ekspresi Dinaya berubah menjadi dingin. Batas kesabarannya akan ucapan Yudha mulai menipis.

"Ya, saking nggak mau repot, dia malah ngurusin hal-hal kecil yang menyangkut kakaknya. Bahkan membuat rekan-rekannya menjauhiku" Yudha tersenyum kecut. Semenjak Dinaya tak ada kabar, Yudha merasakan perubahan aura Ari dan rekan-rekannya saat di tempat kerja. Mereka tidak sefriendly dibanding saat dia pertama pindah ke kantornya yang sekarang. Yudha berpikir hal itu ada hubungannya dengan Ari dan Dinaya.

"Mungkin Ari dan rekan-rekannya kecewa sama atasannya yang pengecut" masa bodoh, kesabaran Dinaya habis saat Yudha menyalahkan Ari atas hal yang dimulainya sendiri. Jika dia sadar akan kesalahannya, dia nggak akan menyalahkan orang lain.

"Apa harus bersikap kekanak-kanakan dengan mengajak orang lain ikut campur urusan kita?"

"Dan apakah kamu yakin urusanmu dengan mereka berkaitan dengan urusanmu denganku?" Bukankah Yudha atasan yang disegani? Dan Ari orang yang profesional? Tidakkah Yudha sadar posisinya? Kenapa harus menyalahkan Ari?

Me and My Possesive Bro (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang