"hak dia mau tunangan sama siapa dan hak dia mau mutusin buat milih pasangan hidupnya"
___________
Yudha mematung melihat sepasang suami istri yang sekarang tersenyum kepadanya. Senyuman mereka merekah tapi tersirat kekecewaan didalamnya. Mereka kecewa? Tentu saja!
"O-om.. "Yudha tergagap dan tidak melanjutkan kata-katanya karena tepukan pelan di bahunya yang berasal dari pria paruh baya itu.
"Selamat untuk perjodohan Yudha dan Ria. Semoga lancar acaranya" pria paruh baya yang sangat dikenal Yudha itu berbicara pada keluarganya dan keluarga Ria. Senyumannya tulus tapi emtah kenapa Yudha tidak tahan melihat senyuman seperti itu yang juga ditunjukkan oleh sang istri. Mereka berdua tidak menatap Yudha sama sekali.
"Terima kasih Fer... atas doanya. Semoga kau juga mendapat menantu seperti yang kudapatkan" Ario menyahuti ucapan Feriawan dengan senyum merekah.
Feriawan? Ya... dia adalah papa Dinaya yang merupakan salah satu rekan bisnis Ario, Daddynya Ria yang merupakan pembisnis ternama yang kekayaannya sedikit diatas keluarga Feriawan dan Wijaya.
Ria? Putri bungsu dari Ario dan Reina yang merupakan teman kecil Yudha sekaligus cinta pertama Yudha.
"Kalau begitu kita pamit dulu Ario dan Reina. Selamat malam" Mama Dinaya pamit dengan sopan kepada kedua orang tua Ria dan orang tua Yudha yang juga masih berada di sana. Meski mereka belum saling mengenal, mama Dinaya tetap harus berlaku sopan pada sesama. Mama kemudian menggandeng suaminya berjalan meninggalkan pesta tanpa melirik Yudha sedikitpun.
Yudha merasa limbung. Dia tidak bisa lagi berpikir jernih karena rasa bersalah yang semakin menumpuk di kepalanya. Sikap kedua orang tua Dinaya sangat sopan tapi malah membuat Yudha semakin tertekan. Apa yang harus dia lakukan? Bertahan hingga masalah ini selesai atau jujur kepada semuanya?
Tidak!! Jujur adalah pilihan terakhir karena Yudha yakin, Dinaya dan keluarganya orang baik hati yang mampu menerima kejujurannya nanti. Yudha kembali meyakinkan hatinya untuk tidak goyah dan tetap fokus pada tujuannya saat ini. Tapi kenapa hatinya sangat berat?
"Yud, kamu tau ga? Anaknya pak Feriawan juga polisi kayak kamu. Dia kerja di Polresta sini. Orangnya terkenal sangat tegas. Kamu udah kenal? Yang nama belakangnya Feriawan?" Reina memyampaikan hal yang membuat Yudha tidak bisa menjawab apapun. Karena hal itu mengingatkannya pada Dinaya dan Ari. Kekhawatirannya makin menjadi-jadi.
_________
"Dinaya?"
"Iya pa? Ada apa?"
"Kamu di rumah? Udah mau tidur?"
"Loh mama? Tadi suara papa kan?"
"Iya. Mama ambil alih. Kamu sekarang dimana?"
"Hmm.. di kamar ma" Dinaya paling tidak bisa berbohong apalagi kepada orang tuanya.
"Jujur sama mama. Kamu dimana?" Nada mendesak dan kekhawatiran terpancar dari suara mama.
"Maaf ma, aku di padang"
"Sama siapa?"
"Zaya dan Pipit" cicit Dinaya.
Mama menghembuskan napas lega. "Ok. Mama papa izinin kamu disana selama seminggu. Kerjaan kamu biar mama yang handle dan ngomong sama direktur RS. Tapi mama mohon, jangan pernah pergi tanpa ngomong dulu" mama menekankan kalimat terakhirnya.
"Mama tau?" Dinaya merasa mama sudah tau, tapi dia ingin memastikan langsung dari mamanya.
"Semalem mama ketemu Yudha di pesta perusahaan Ario Adithama. Mama ga nyangka bisa ngeliat dan ngedengar langsung dari mereka"

KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Possesive Bro (End)
Ficción GeneralSiapa sangka seorang Dinaya Feriawan, dokter cantik, elegan dan sangat seksi itu masih menjomblo selama 25th hidupnya, alias jomblo seumur hidup. Bukannya dia punya kelainan soal percintaan, dia mau dan ingin. Hanya saja Perjuangannya selalu terhamb...