49

1.5K 79 2
                                        

Tau apa yang dipikirkan Dinaya saat ini?
'Adek gw lagi demam ya?'
'Adek gw masih waras kan?'
'Adek gw kerasukan apa?'
'Lo... Ari?'

Oh my God.. Dinaya bener-bener butuh dibagunkan jika ini mimpi. Seorang Fakhri Feriawan yang terkenal dengan sebutan Playboy cap tuna... kenapa tuna? Karena katanya dia levelnya beda sih. Nah seorang Ari dengan sebutan itu tiba-tiba berubah 180 derajat dalam menghadapi cewek dan sekarang malah berani ngelamar anak orang yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu.

Entah kurang waras atau nekat, Dinaya nggak tau mau berkomentar gimana saat Ari mengangguk meng-Iya-kan pertanyaan konfirmasi dari Dinaya.

"Ri, lo udah ketemu keluarganya?"

"Udah" jawab Ari santai sambil memasuki toko skincare yang menajdi favorit Dinaya.

"Kapan?"

"Kemaren"

"Wahh... mama papa tau?"

Ari mengangguk. Lagi-lagi Dinaya takjub.

"Yakin lo sama yang ini?"

Ari menoleh pada Dinaya yang dari tadi tidak melepas pandangan dari Adiknya karena rasa penasarannya.

"Lo kebanyakan nanya. Berisik. Buru dah mau beli apa?" Ari mengalihkan pandangannya keseorang SPG dan bertanya dimana letak skincare yang dibutuhkan Dinaya itu.

"Gw kepo beratt"

"Nanti di rumah kan bisa"

Iya juga sih. Kenapa gw yang jadi antusias banget ya? Batin Dinaya.

"Ya udah ntar cerita. Pokoknya lo utang cerita sedetail-detailnya"

"Iya bawell" Ari mengacak rambut Dinaya gemas.

"Skincarenya buat pacaranya ya mas?"
Dinaya dan Ari menatap ke arah SPG yang bertanya sambil tersenyum kearah mereka.

"Iya" jawab Ari singkat sambil merangkul Dinaya.

"Eh bukan mbak, dia cuma bodyguard saya" ucap Dinaya enteng sambil melepas rangkulan Ari. Mbaknya hanya tersenyum geleng-geleng kepala.

Pasangan aneh' batin si mbak SPG.

"Sayang... sini... auhhg!!"

"Shit! Ups" Dinaya mengumpat lalu tersedar kalau Ari akan menegurnya jika berkata kasar seperti iti. Tapi pantatnya bener-bener sakit setelah tabrakan barusan.

Dengan kesal Dinaya menatap wanita yang tadi di tabraknya. Ternyata dia Ria.. merengek pada Yudha yang malah menatap Dinaya sejak tadi.

'Sial banget sih, ketimpa tangga dua kali. Ditabrak ampe jatuh, abis itu ketemu orang brengsek' batin Dinaya.

"Lo nggak papa?" Ari membantu Dinaya berdiri.

"Mbak nggak papa?" Mbak SPG tadi ikut membantu Dinaya.

Sedangkan Ria berdiri sendiri tanpa dibantu siapapun. Bahkan Yudha hanya diam. Malu nggak tuh?

"Yang.. bantuinn" dengan rengekan menyebalkan, akhirnya Yudha tersadar dari diamnya dan membantu Ria yang sudah mengulurkan tangan sejak tadi.

Ari masih sibuk meneliti seluruh tubuh Dinaya, takut-takut ada yang lecet. Kan nggak etis mau ketemu keluarga jodoh tapi tampilannya tidak sempurna. Ari yang bakal malu... loh!

"Gw nggak papa Ri..,. Jangan lebay deh" ucap Dinaya yang sudah jengah dibolak balik Ari. Puyeng atuh.

"Tenang mas, mbaknya masih cantik kok. Saya liat nggak ada lecet sama sekali" si mbak yang tadi ikutan nyerocos nggak jelas.

Me and My Possesive Bro (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang