43

1.5K 62 1
                                        

"Dinaya?"

"Apa kabar?"

"Irfan..." lirih Dinaya khawatir. Dinaya melirik Ari yang sedang sibuk mencari kursi karena warung tenda itu memang sudah penuh oleh pengunjung.

"Sama siapa?"

"Ari" Dinaya nggak bisa berlama-lama. Dia harus segera menyusul Ari sebelum si adik menyadari dirinya belum masuk dan malah berujung ketemu Irfan.

"Maaf Irfan, aku harus masuk"

Irfan mengangguk. Dia bisa membaca kekhawatiran Dinaya. Dia sudah bisa menduga apa yang selanjutnya terjadi setelah pembicaraan mereka terakhir kali. Dinaya akan menghindar.

Hp Irfan berdering, dia mengabaikannya. Orang yang meminta sate madura itu tidak lebih penting dari Dinaya. Jika dia masuk, Dinaya dan Ari pasti akan melihatnya dan dua kakak beradik itu akan terusik. Jika dia tidak membeli sate di sini, orang yang meminta dibelikan pasti marah padanya.

Irfan menghela napas berat dan berbalik ke mobilnya untuk membeli sate di tempat lain. Dia akan menanggung resiko pada opsi kedua. Demi Dinaya.

"Apa?! Dia di jodohkan?"

Ari mengangguk sambil menyantap satu tusuk sate buntutnya.

"Sama siapa?"

"Kepo doang atau kepo banget?"

Dinaya mendengus kesal.

"Sama dokter baru di tempat lo deh kayaknya"

"Oh ya? Siapa? Terus Salsa apa kabar?" Kelewat kepo Dinaya sadar, tapi dia benar-benar penasaran. Apalagi berita dari Ari tak pernah satupun yang sekedar HOAX.

"Salsa juga dijodohin"

"Whattt?!!" Pekikan Dinaya kali ini lebay, sampai hampir selurh pengunjung menoleh kepadanya. Dinaya harus menautkan kedua tangan di dadanya sambil mengucap maaf pada orang-orang disekitar.

"Malu-maluin banget sih lo" Ari yang sedari tadi menunduk akhirnya baru bisa mengangkat kepala lagi setelah dia perkirakan orang-rang sudah tidak menoleh pada mereka berdua.

"Ya sorry, kelepasan. Lagian cerita lo kayak drama"

"Emang! Dua keluarga itu emang sengaja bikin drama buat anak-anaknya"

"Gila" ucap Dinaya sambil berbisik.

"Demi kebaikan semua orang"

"Si Irfan mau-mau aja?"

"Anehnya dia nurutin ide Om Wijaya"

"Si Salsa juga nurut?"

Ari mengangguk. "Dan lo harus tau siapa yang dijodohin sama Salsa"

"Siapa?" Dinaya makin penasaran ketika Ari sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Salah satu cowok yang pernah berniat ngebet lo"

"Siapa?" Dinaya mana ingat, yang ngebet dia banyak. Maaf bukan sombong, itu fakta.

"Bang Rio"

Dinaya menahan napasnya. OMG! Hanya kata itu yang ada di otak Dinaya saat ini.

Ari memang sudah tau semua informasi orang-orang yang berhubungan dekat dengan kakaknya akhir-akhir ini. Bahkan saat Rio dan keluarga makan malam di tempat Deva dia sudah tau, dan bertemu dengan mereka disanapun sudah menjadi drama yang di susun Ari.

Rio sendiri belum tau di jodohkan, Ari baru tau dari komandannya yang kebetulan pernah mengajaknya hadir di pesta yang diadakan keluarga Salsa. Atasannya itu berkat bahwa putri keluarga itu akan dijodohkan dengan anak direktur RS yang Ari tau adalah tempat Dinaya bekerja. Dan Ari juga tau siapa anak Direktur itu, karena Rio adalah anak semata wayang.

Me and My Possesive Bro (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang