28

1.5K 86 0
                                        


Bersikap itu harus tau tempat dan sadar diri. Kalau orangnya cuek, ngapain sok dikasih perhatian

__________

Tak terasa sudah 3 bulan Dinaya dan Yudha menjalani hubungan dengan status pacaran. Yudha bukannya tidak menepati janji untuk secepatnya melamar Dinaya, tapi cewek itu sendiri yang meminta waktu agar bisa beradaptasi dengan situasinya dan menunggu hingga dia benar-benar bisa melupakan masa lalunya, Irfan.

"Yud, kamu kok diam mulu dari tadi? Tumben"
Pertanyaan dilontarkan Dinaya karena merasa tidak nyaman dengan sikap Yudha yang menurutnya aneh.

Yudha menatap Dinaya sekilas lalu kembali dengan wajah datarnya yang ditujukan pada jalanan yang terlihat sepi malam ini.

"Aku ada salah?" Dinaya masih berusaha tenang menghadapi sikap Yudha yang jauh dari kata dewasa. Mana ada cowok dewasa maen ngambek-ngambekan. 

Yudha masih diam tanpa berniat untuk menoleh pada Dinaya. Melirikpun tidak dilakukannya. Dinaya menghela napas kasar.

"Turunin aku disini" Dinaya berbicara dengan nada dingin.

Yudha mengabaikan Dinaya.

"Yud, turunin aku disini" sekali lagi Dinaya berbicara dengan nada dingin.

Yudha masih mengabaikannya. Dinaya memalingkan wajahnya kearah jendela mobil. Dia kesal. Air matanya menggenang, tapi sebisa mungkin dia tahan untuk tidak menetes keluar dari matanya. Dinaya ingin kembali lagi menjadi Dinaya yang dulu, tegar dan cuek. Bukannya Dinaya baperan, tapi sekarang untuk berubah sangat susah bagi Dinaya apalagi dia masih berada dalam lingkaran kehidupan masa lalunya.

Karena diabaikan Yudha, akhirnya Dinaya diam hingga sampai di depan rumahnya. Dinaya melepas seatbeltnya.

"Kalau punya masalah, sebaiknya dibicarakan. Asal kamu tau, dicuekin itu rasanya sakit. Aku minta maaf kalau ada salah sama kamu. Makasih udah nganter pulang. Hati-hati di jalan" tanpa menoleh pada Yudha, Dinaya keluar mobil dan memasuki pekarangan rumahnya dengan air mata yang kembali menggenang. Rasanya sakit dicuekin hingga akhir, padahal dirinya sudah berusaha mengalah.

Sedangkan Yudha masih diam memperhatikan kepergian Dinaya. Dia memukul stir mobilnya karena kesal tidak bisa membicarakan apa yang mengganjal di hatinya. Dia takut Dinaya akan kembali menjauh darinya dan kembali tersakiti jika dia membicarakan situasinya saat ini.

"Maaf" lirih Yudha yang kemudian meninggalkan rumah Dinaya.

__________

"Dia berangkat sama siapa?" Yudha bertanya pada ART yang ada di rumah Dinaya. Yudha menyesal karena dia terlambat menjemput Dinaya karena alasan yang jika diingat lagi, hanya akan membuat kekesalan Yudha bertambah.

"Kayaknya sama mas Ari tapi tadi kalo ga salah ada mas Dani juga ikut sarapan. Mbak kurang merhatiin soalnya sibuk di taman belakang" Mbak Siti menggaruk tengkuknya dengan canggung. Jarang-jarang orang seganteng Yudha mengajaknya bicara. Dan pesona Yudha yang memakai seragam dinasnya membuat ketampanan pria itu bertambah berkali lipat.

"Ya udah makasih banyak ya bik" Yudha tersenyum ramah lalu meninggalkan rumah Dinaya.

Drrrttt.... drrrtttt.....
Nomor yang anda tuju sedang sibuk...

Yudha menghela napas kasar. Dinaya tidak bisa dihubunginya sedari tadi. Dari semalampun cewek itu seakan ditelan bumi. Tidak ada kabar, padahal akhir-akhir ini Dinaya sudah sering menghubungi Yudha duluan. Meski awalnya dengan paksaan, Yudha memaksa Dinaya untuk lapor kegiatannya di rumah sebelum tidur ketika bulan pertama mereka pacaran, dan beberapa hari terakhir Dinaya mulai terbiasa dan rutin lapor. Tapi tidak untuk semalam. Dinaya enggan menghubunginya karena aksi diam-diaman mereka.

Me and My Possesive Bro (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang