Bagian 13

120K 6K 238
                                        

°°°King Bullying

-o0o-

"Bajingan!" umpat pria tampan itu. Emosi masih mengajaknya bertaruh hingga dengan geram ia membuang putung rokok yang masih panjang.

"Sudahlah Agra, lagipula kurasa dia menyetujui opsi pertama."

Agra menoleh. Melihat sahabatnya yang ia kenal melalui arena balap. Yang kini menjadi dekat namun berbeda tempat mencari ilmu. Obsidian Agra menatap gerak gerik pria itu yang sibuk menuangkan minuman keras kedalam gelas minimalis dibandingkan gelas biasanya.

"Maksudku pasti dia memilih jadi babumu, kurasa dia pasti melindungi harga dirinya. Mengingat pacarku juga bersifat kalem sepertinya."

Agra menyandarkan badanya ke sofa tunggal yang terasa empuk dan memanjakan tubuhnya tanpa berbaring di kamar. Ia menutup kedua matanya dengan kedua tangan saling bertautan menutupi kedua matanya.

"Bukan itu yang aku fikirkan bodoh! Kenapa di saat aku mendapatkan mangsa yang sok jual mahal malah curut itu ikut campur?"

Pria lain meneguk satu gelas minuman keras dengan satu tarikan nafas. Hingga tandas tak menyisakan satu tetes pun di gelas kaca itu.

"Itu hal yang wajar Zio Agraham. Mereka bersahabat."

Agra beranjak duduk tegap dan menatap netra di hadapanya.

"Kau yang terbaik Anggara Giofardo. Lalu apakah aku harus memberi curut itu hukuman?"

Gara. Pria itu menatap kembali mata elang Agra yang menatapnya biasa namun terasa sangat tajam nan menusuk.

"Maksudmu Oki?"

"Lalu siapa lagi kalau bukan dia?" nada Agra meninggi, membuat cengiran Gara terbentuk.

Gara memang pria biasa yang tak kaku. Urat di wajahnya masih normal hingga ia masih mampu untuk menunjukan cengir kudanya. Tidak sedingin Agra yang bahkan adalah hal langka jika ia mampu tertawa terbahak-bahak.

"Kurasa jangan. Kau akan mendapat masalah jika berurusan denganya, apakah kau mau hartamu ini lenyap begitu saja?"

"Lalu aku harus membiarkanya berkeliaran begitu saja? Membiarkan dia membantu seluruh pekerjaan gadis norak itu selama gadis itu menjadi babu ku?"

Gara menggaruk kepala bagian belakangnya resah. Ternyata sahabatnya terlalu bodoh dalam hal seperti ini. Mengurus dua orang polos saja tidak bisa. Setelah ini ia harus pulang dan menelfon pacarnya untuk menghilangkan rasa stres akibat ikut memikirkan masalah Agra.

"Astaga! Buat perjanjian, jangan biarkan Oki ikut campur urusanmu bersama gadis itu jika tidak maka gadis itu harus benar-benar bersedia menjadi jalangmu!"

Agra menaikkan satu alisnya, memahami setiap kata yang tersirat pada perkataan Gara. Setelah itu di dalam hati ia menyeringai licik.

'Permainan akan segera di mulai gadis manis.'

-o0o-

"Ada apa denganmu hari ini?" Agra memulai percakapan ketika mobil kebanggaan Agra melaju menuju sekolah bersama gadis cantik bersama Alexa.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang