°°°King Bullying
-o0o-
Pagi yang cerah, mentari muncul dari persinggahannya. Mulai merangkak naik menuju tempat dimana ia berkuasa. Memamerkan cahaya silaunya yang dapat membuat seluruh dunia terpana.
Di tambah lagi hari libur yang menyenangkan hati, dapat bersantai di rumah tanpa berfikir keras lagi. Mencari suatu kesibukan masing-masing untuk membahagiakan diri.
Mobil-mobil berlalu lalang di pusat kota. Berbondong-bondong pergi ke tempat hiburan bersama keluarga. Bukan hal aneh lagi jika terjadi macet di jalan raya. Anehnya, mereka tetap setia meski memakan waktu cukup lama.
Berbeda dengan gadis itu yang memilih berdiam diri di rumah, mencuci sepatu, mencuci baju dan yang lainnya. Setelah usai, Zara segera menyiram bunga di halaman rumah yang tumbuh dengan sehat.
Terkadang, hidup ini seperti bunga. Ada kalanya kita layu dan ada kalanya kita mekar. Bunga pun tak selamanya menampakkan wujudnya, ada kalanya daunlah yang tumbuh.
Zara mengernyit bingung ketika ada mobil yang berhenti di jalanan depan rumahnya. Melihat dari gaya mobil itu pun terlihat sangat kaya sang pemilik nya. Mata itu membola, ia teringat siapa yang mempunyai mobil seperti ini. Hanya ada satu didunia, yaitu...
"Agra..." lirih Zara perlahan, tangannya sudah tak fokus menyiram bunga. Entah rumput apa yang ia siram tanpa ia sadari. Tapi mengapa Agra datang kerumahnya? Bahkan pagi-pagi seperti ini, sebenarnya sudah bukan pagi buta lagi. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Namun, tidak mungkin Agra datang ke rumahnya pagi hari jika bukan ada maksud dan tujuan tertentu.
Pemilik itu turun dari mobilnya, penampilannya membuat Zara tersedak air liurnya sendiri. Agra menjadi semakin tampan dan gagah ketika memakai kemeja kotak-kotak antara hitam dan maroon yang ia gulung hingga lengan, memakai celana jeans hitam yang melekat pas membuat betisnya terlihat seksi, sepatu adidas hitam menjadi alas bagi kakinya, tak luput kacamata hitam menjadi penghalang mata tajam itu menatap liar, anting hitam melekat di bagian kiri telinganya, rambut yang sengaja di buat hair up dan yang lebih parah adalah dua kancing kemejanya ia biarkan terbuka, membuat dadanya terekspos begitu saja.
"Apakah aku begitu tampan?" Agra memainkan kunci mobilnya dan menyandarkan tubuhnya pada mobil perpaduan antara warna hitam, putih dan merah itu.
Zara tersadar dari penglihatan liarnya, ia menengguk ludahnya susah payah. Agra sungguh seperti artis papan atas yang tersesat di tempat kumuh seperti rumahnya. Sedangkan, Zara melihat penampilannya sendiri. Hanya memakai kaus lusuh yang warnanya sudah tidak jelas lagi dan training hitam bergaris merah. Rambutnya pun ia kuncir satu.
"K-kenapa k-kau kemari?" gugup jelas saja. Siapa yang tidak gugup ketika berhadapan dengan serigala berwujud Agra.
"Cepat kau ganti dan ikut aku!" titah Agra. Zara mengerjapkan mata berkali-kali mendengarnya.
'Apakah sebuah kencan?' - pikir Zara.
"ZARA? SIAPA YANG DAT--" Ibu menghentikan ucapannya. Ia melihat wujud Agra dari atas sampai bawah begitu seterusnya. Sungguh terkagum dengan sosok di hadapannya.
"Pst, apakah ada syuting di sekitar sini?" Ibu berbisik di samping Zara.
"Eum, Bu dia seniorku." Kata Zara memberi informasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Bullying [TELAH TERBIT]
DragostePART LENGKAP! Terbit : Momentous Publisher Zara memberontak, namun yang didapatkan adalah dorongan keras dan punggungnya hingga membentur tembok. Satu buah tangan kekar berada tepat di samping wajahnya. Jantung Zara berdetak tak berkaruan, rasa taku...