Bagian 27

107K 5.4K 561
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

Ketika sahabat yang kau percaya memberi kecewa

Rasa sakit itu melebihi apapun

Kehilangan seorang sahabat hanya karna adanya perasaan yang berbeda

Zara menutup buku diarynya lalu menyembunyikan di bawah bantal. Dengan langkah pasti ia mendekati jendela, lalu membuka tirainya. Matanya melihat ke atas, biasanya saat-saat sedih banyak cerita yang menggambarkan bulan tersenyum bersama genggaman eratnya dengan bintang. Tetapi kenyataannya? Langit gelap itu semakin gelap dengan awan mendung menyelimutinya.

Ia kembali teringat akan sahabatnya, pengakuanya siang tadi.

"Apa...apa benar kau me-mencintaiku?"

Mendengarnya Oki menjadi bertingkah aneh, gelagatnya seolah tak nyaman berada di dekat Zara. Bibirnya pun bergetar menandakan bahwa ia sedang gugup, mengapa Oki bertingkah demikian?

"S-siapa? Aku?" Oki menunjuk pada dirinya sendiri.

Zara mengangguk, "ya. Apa benar? Aku mohon jujurlah kali ini!" perintah Zara.

Mata Oki beredar ke seluruh arah rooftop, seperti seseorang yang sedang kebingungan? Zara menjadi semakin yakin bahwa Oki memang memiliki perasaan lebih padanya.

"Aku mohon!" ujar Zara dengan nada memelas serta menyatukan kedua telapak tangannya.

Dilihatnya Oki menarik nafas dalam-dalam sebelum mengatakan hal yang benar-benar membuat Zara bingung harus bertingkah seperti apa.

"Ya, aku mencintaimu. Harusnya kau sadar ini dari awal, persahabatan antara lelaki dan wamita memang ada tetapi jangan lupakan bahwa sahabat menjadi cinta lebih banyak korbannya."

Nyata sakitnya, seperti tertohok tombak panas menusuk hingga ulu hati. Sesuatu fakta yang Zara dengar dari sumbernya langsung. Manik matanya berkaca-kaca, bisa meneteskan airnya kapan saja. Entah apa yang di fikiran Oki, yang jelas saat ini Zara merasa kecewa.

Apakah semua kebaikan Oki selama ini didasari cinta? Keduanya terdiam merenungkan diri masing-masing. Saling menunduk enggan menatap, hingga dengan keberaniannya Zara mengangkat kepalanya hingga satu tetes air mata membasahi pipinya. Ia menatap Oki yang masih membuang pandangannya jauh-jauh.

"Baiklah, jangan temui aku lagi!" Zara berdiri lalu pergi meninggalkan Oki dengan dua kotak bekal yang tergeletak di atas kursi. Oki menyandarkan tubuhnya pada leher kursi, menggigit bibir bawahnya hingga terasa sakit namun tidak seberapa seperti saat Zara meninggalkannya. Apakah ini artinya ia di tolak?

Bersamaan dengan selesainya kaki Zara menuruni anak tangga, Carla melihat ke arahnya dengan raut terheran-heran. Namun, mata Zara terlalu kabur melihat Carla yang ada di sampingnya. Zara berlari, entah apa alasannya yang terpenting ia harus berlari.

Jendela itu kembali tertutup rapat, udara dingin mulai menyeruak menusuk hingga ke tulang. Jam dinding menunjukan pukul 12 malam kurang 25 menit, sudah saatnya Zara tidur. Lagipula, Ibu dan Lisa sudah berjelajah ke alam mimpi sejak pukul 9 tadi.

Zara menarik selimutnya hingga sebatas dada, tak lupa ia membaca doa dan segera mengistirahatkan matanya yang terlalu letih mengeluarkan air mata.

-o0o-

Rambut blonde setengah hitamnya menyala di tengah kegelapan bersamaan dengan asap rokok yang ia hembus melalui bibir manisnya. Jalanan kota di bawah sana masih ramai menemani malamnya yang sangat berantakan. Ia menyisir rambutnya menggunakan jari-jari tangan.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang