Bagian 39

112K 5.2K 24
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

"Kau coba jelaskan pada Agra, apakah itu sulit?" Hanin bersuara setelah beberapa pembicaraan basa-basi bersama Mahendra.
"Kau tahu watak Agra? Dia pemberontak, hanya orang tertentu yang dapat ia dengarkan!" jelas Mahendra.

Hanin menghela nafas, ia meminum orange juice nya. Lantas menatap seisi kafe yang sedikit ramai. Sebenarnya ia sedikit malu kepada yang lebih muda. Seolah ia sedang berpacaran dengan mantan suaminya ini. Ia sudah seperti darah muda yang sedang di mabuk asmara.

"Aku sudah menjelaskan pada kekasihnya," ungkapan Hanin membuat Mahendra terlepas dari coffee late nya. Menatap mantan istrinya dengan dahi bergelombang.

"Maksudmu Alexa?" tanya Mahendra.

Hanin mengangguk, "tapi kata gadis itu akan ia sampaikan di waktu yang tepat."

Kini Mahendra yang mengangguk paham. Ia tak mungkin menjelaskan sendiri bahwa semua bukan kesalahan Hanin dan adik terakhirnya adalah adik kandungnya. Mahendra tak cukup menggapai ego Agra yang tinggi.

"Baiklah, aku rasa untuk kedepannya tidak ada masalah lagi."

"Kau sudah memiliki penggantiku?" tanya Hanin dengan pelan. Ia tahu watak Mahendra ini sama dengan Agra, mudah tersinggung.

"Tidak. Aku tidak akan menggantimu," ucapnya tegas.

"Kau harus mencari! Kau membutuhkan keturunan wanita," sebenarnya Hanin mengatakan ini dengan berat hati sebab tempat tertinggi di hatinya masih diduduki oleh pria di hadapannya.

"Jika Agra menikah, kita rujuk!" ucapnya tegas dengan makna memaksa.

"Tapi apakah Ibu menerima?"

"Aku akan membuat perjanjian dengan Ibu, dalam satu tahun ini Agra sudah menikah maka kau harus kembali dan jika sebaliknya, maka kita terpaksa cerai," kata Mahendra.

Mata Hanin membola mendengar tuturan itu, "lalu kau akan memaksa anak kita untuk menikah muda?".

"Ya. Jika itu yang terbaik," jelas Mahendra.

"Apa kau gila? Agra membutuhkan waktu untuk bersenang-senang!" bantah Hanin.

Mahendra menghembuskan nafas kasar, "apakah tidak cukup selama ini dia bersenang-senang? Ketahuilah Hanin, dia selama ini berani menyewa pelacur, mabuk-mabukan, balap liar, menindas rakyat kecil, bahkan dia pernah membunuh beberapa dari mereka!" penjelasan menyakitkan itu menohok ulu hati Hanin.

Apakah anaknya sekejam itu? Ia merasa gagal menjadi Ibu. Harusnya disaat Ibu menarik Agra untuk tetap tinggal di sana Hanin menolaknya. Hanin akan menjaga dan merawat Agra dengan penuh kasih sayang. Agra sudah gagal dalam attitude yang baik dan Hanin gagal mendidik Agra menjadi ber-attitude baik.

"Apakah sesadis itu?" tanya Hanin.

Mahendra menganggukan kepala dua kali, "ya. Mau tidak mau, sanggup tidak sanggup Agra harus menikah di tahun ini!" ucapnya final tak dapat di bantah oleh siapapun termasuk Hanin sendiri.

-o0o-

Semuanya memang baik-baik saja

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang